Penggiat Olahraga Harus Tahu, Ini Cara Mengonsumsi Suplemen yang Tepat Menurut Ahli
14 September 2023 |
20:30 WIB
Bagi sebagian orang, suplemen biasanya dikonsumsi untuk melengkapi kebutuhan asupan nutrisi harian. Terlebih bagi mereka yang banyak melakukan aktivitas fisik terutama olahraga dengan intensitas tinggi, seperti lari maraton atau melakukan fitness.
Berdasarkan Survei Neurosensum, seiring endemi Covid-19, sekitar 73 persen masyarakat Indonesia memang semakin banyak yang mengonsumsi suplemen kesehatan. Tren tersebut mengalami peningkatan 12,1 persen pada 2022, yang menjadi pertumbuhan tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Secara umum, suplemen biasanya dikemas dalam berbagai bentuk seperti tablet, pil, kapsul, dan cairan. Fungsi utama dari suplemen adalah untuk membantu seseorang memastikan terpenuhinya kebutuhan nutrien penting yang diperlukan tubuh.
Selain itu, suplemen vitamin bisa dikonsumsi ketika kebutuhan nutrisi terhadap tubuh meningkat atau saat tubuh kekurangan asupan, misalnya ketika sakit, saat hamil atau menyusui, memasuki usia lanjut, atau dalam masa pemulihan setelah sakit.
Baca juga: Jangan Asal, Perhatikan Hal Ini Saat Konsumsi Suplemen Imunitas
Dokter Spesialis Gizi Klinik Primaya Hospital Yohan Samudra mengatakan, suplemen secara definisi disebut sebagai nutrisi tambahan. Artinya asupan tersebut baik untuk dikonsumsi jika seseorang berisiko mengalami kekurangan zat gizi, baik gizi makro seperti protein atau gizi mikro seperti vitamin dan mineral.
Dia menyatakan untuk penggiat olahraga, penambahan suplementasi memang dapat bermanfaat sebagai pengganti beberapa zat gizi yang menurun setelah olahraga. Terutama terkait intensitas olahraga sedang-berat, atau karena kebutuhannya yang meningkat misalnya untuk pembangunan otot dan recovery sel dari para binaragawan.
"Namun, penggunaan dosis suplementasi perlu disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, tujuan berolahraga, juga status dan riwayat kesehatan seseorang. Oleh karena itu tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain," katanya.
Sementara itu bagi penggiat olahraga, dia menganjurkan untuk terlebih dulu memenuhi kebutuhan zat gizi dari bahan makanan alami sebelum pindah ke suplementasi. Pasalnya kebutuhan zat gizi mikro baru bisa bekerja secara maksimal jika zat gizi makro di dalam tubuh seseorang telah tercukupi dengan baik.
Menurut lulusan Spesialis Gizi Klinik Universitas Diponegoro itu, beberapa literatur mengungkapkan adanya anabolic window. Kejadian biologis dalam tubuh tersebut merupakan kondisi saat otot butuh asupan protein segera agar pembentukan otot terjadi lebih optimal.
"Untuk suplemen disarankan langsung mengonsumsi whey protein 3 jam setelah angkat beban. Sedangkan isotonic water baru dianjurkan jika olahraga lebih dari 90 menit, untuk menggantikan elektrolit yang mulai menurun," katanya.
Lebih lanjut dia mengungkap asupan nutrisi tambahan dari suplemen juga penting untuk beberapa orang yang kesulitan memenuhi kebutuhan gizi. Dia mencontohkan untuk menambah massa otot dibutuhkan protein sekitar 1,2-1,6 gr/kgbb/hari atau sekitar 100 gr-120 gr/hari jika berat badannya 75 kg.
Oleh karena itu, untuk memenuhi 100 gr protein, seseorang perlu mengonsumsi telur sebanyak 25 butir atau sekitar 350 gr dada ayam. Dengan kata lain, saat seseorang menambah asupan gizi melalui suplemen hal itu dapat mengoptimalkan penambahan otot, recovery dan juga performa selama latihan.
"Namun perlu diperhatikan juga sebisa mungkin untuk memilih produk suplemen yang sudah berlabel FDA atau BPOM. Perhatikan pula kandungan gula, garam dan lemak jenuh yang lebih rendah serta tanggal kadaluarsanya," jelasnya.
Baca juga: Tip Memilih & Mengonsumsi Suplemen untuk Kesehatan Reproduksi Menurut Dokter
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berdasarkan Survei Neurosensum, seiring endemi Covid-19, sekitar 73 persen masyarakat Indonesia memang semakin banyak yang mengonsumsi suplemen kesehatan. Tren tersebut mengalami peningkatan 12,1 persen pada 2022, yang menjadi pertumbuhan tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Secara umum, suplemen biasanya dikemas dalam berbagai bentuk seperti tablet, pil, kapsul, dan cairan. Fungsi utama dari suplemen adalah untuk membantu seseorang memastikan terpenuhinya kebutuhan nutrien penting yang diperlukan tubuh.
Selain itu, suplemen vitamin bisa dikonsumsi ketika kebutuhan nutrisi terhadap tubuh meningkat atau saat tubuh kekurangan asupan, misalnya ketika sakit, saat hamil atau menyusui, memasuki usia lanjut, atau dalam masa pemulihan setelah sakit.
Baca juga: Jangan Asal, Perhatikan Hal Ini Saat Konsumsi Suplemen Imunitas
Dokter Spesialis Gizi Klinik Primaya Hospital Yohan Samudra mengatakan, suplemen secara definisi disebut sebagai nutrisi tambahan. Artinya asupan tersebut baik untuk dikonsumsi jika seseorang berisiko mengalami kekurangan zat gizi, baik gizi makro seperti protein atau gizi mikro seperti vitamin dan mineral.
Dia menyatakan untuk penggiat olahraga, penambahan suplementasi memang dapat bermanfaat sebagai pengganti beberapa zat gizi yang menurun setelah olahraga. Terutama terkait intensitas olahraga sedang-berat, atau karena kebutuhannya yang meningkat misalnya untuk pembangunan otot dan recovery sel dari para binaragawan.
"Namun, penggunaan dosis suplementasi perlu disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, tujuan berolahraga, juga status dan riwayat kesehatan seseorang. Oleh karena itu tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain," katanya.
Kebutuhan zat gizi mikro baru bisa bekerja secara maksimal jika zat gizi makro di dalam tubuh seseorang telah tercukupi dengan baik. (Sumber gambar: Unsplash/ Kru Rami)
Menurut lulusan Spesialis Gizi Klinik Universitas Diponegoro itu, beberapa literatur mengungkapkan adanya anabolic window. Kejadian biologis dalam tubuh tersebut merupakan kondisi saat otot butuh asupan protein segera agar pembentukan otot terjadi lebih optimal.
"Untuk suplemen disarankan langsung mengonsumsi whey protein 3 jam setelah angkat beban. Sedangkan isotonic water baru dianjurkan jika olahraga lebih dari 90 menit, untuk menggantikan elektrolit yang mulai menurun," katanya.
Lebih lanjut dia mengungkap asupan nutrisi tambahan dari suplemen juga penting untuk beberapa orang yang kesulitan memenuhi kebutuhan gizi. Dia mencontohkan untuk menambah massa otot dibutuhkan protein sekitar 1,2-1,6 gr/kgbb/hari atau sekitar 100 gr-120 gr/hari jika berat badannya 75 kg.
Oleh karena itu, untuk memenuhi 100 gr protein, seseorang perlu mengonsumsi telur sebanyak 25 butir atau sekitar 350 gr dada ayam. Dengan kata lain, saat seseorang menambah asupan gizi melalui suplemen hal itu dapat mengoptimalkan penambahan otot, recovery dan juga performa selama latihan.
"Namun perlu diperhatikan juga sebisa mungkin untuk memilih produk suplemen yang sudah berlabel FDA atau BPOM. Perhatikan pula kandungan gula, garam dan lemak jenuh yang lebih rendah serta tanggal kadaluarsanya," jelasnya.
Baca juga: Tip Memilih & Mengonsumsi Suplemen untuk Kesehatan Reproduksi Menurut Dokter
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.