Jangan Asal, Perhatikan Hal Ini Saat Konsumsi Suplemen Imunitas
31 January 2023 |
16:30 WIB
Menjaga imunitas dan daya tahan tubuh itu penting ya Genhype supaya kita terhindar dari berbagai jenis virus yang menyebabkan penyakit, apalagi di musim pancaroba. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Prof. Dr. dr. Iris Rengganis mengatakan, sistem daya tahan tubuh berbeda-beda dan bersifat individual.
Mulai dari genetis, microbial, infeksi sebelumnya, indeks massa tubuh, nutrisi, ada-tidaknya komorbid, termasuk status psikis emosional. Kondisi tersebut akan mempengaruhi sistem imun seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Baca juga: Awas, Kekurangan Vitamin D Bisa Memicu Autoimun
Karena itulah, penanganan dalam menjaga sistem imunitas setiap orang akan berbeda-beda atau case by case bergantung pada kondisi masing-masing orang.
Iris mengatakan bahwa pada dasarnya, suplemen atau multivitamin untuk daya tahan tubuh, baik yang memiliki kandungan herbal maupun nonherbal dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum secara bebas asalkan produk tersebut sudah melalui uji klinis dan terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta dikonsumsi dengan dosis yang terukur.
Meski demikian, ada beberapa kondisi pasien yang mengharuskannya untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter spesialis sebelum mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Menurutnya, pasien yang memiliki penyakit autoimun tidak bisa sembarangan mengonsumsi suplemen dan multivitamin yang menstimulasi sistem imun karena berisiko menyebabkan terjadinya flare yaitu timbulnya gejala secara tiba-tiba dengan derajat yang berat.
“Kondisi setiap orang berbeda-beda, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter terutama yang memiliki komorbid dan autoimun mana vitamin yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi,” jelas dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia (Peralmuni).
Sementara itu, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Ari Fahrial Syam mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dan teliti saat mengonsumsi berbagai macam suplemen yang saat ini beredar di pasaran. Paling terutama adalah harus sesuai dan sudah terdaftar di BPOM.
“Harus hati-hati karena suplemen yang tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya akan berbahaya untuk organ-organ dalam tubuh terutama bisa merusak ginjal dan hati,” ujarnya.
Begitu pula dengan suplemen yang dirancang untuk merangsang pembentukan hormon, pun harus benar-benar diperhatikan. Bahkan, sambungnya, beberapa suplemen yang diklaim untuk hormon bila tidak berhati-hati dalam penggunaan bisa merangsang pembentukan sel kanker.
“Jika ingin mengonsumsi suplemen, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter. Saya lebih menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang alami seperti sayur dan buah-buahan karena produk suplemen yang dikonsumsi secara berlebihan juga dapat membebani fungsi liver dan ginjal,” ucapnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Mulai dari genetis, microbial, infeksi sebelumnya, indeks massa tubuh, nutrisi, ada-tidaknya komorbid, termasuk status psikis emosional. Kondisi tersebut akan mempengaruhi sistem imun seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Baca juga: Awas, Kekurangan Vitamin D Bisa Memicu Autoimun
Karena itulah, penanganan dalam menjaga sistem imunitas setiap orang akan berbeda-beda atau case by case bergantung pada kondisi masing-masing orang.
Iris mengatakan bahwa pada dasarnya, suplemen atau multivitamin untuk daya tahan tubuh, baik yang memiliki kandungan herbal maupun nonherbal dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum secara bebas asalkan produk tersebut sudah melalui uji klinis dan terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta dikonsumsi dengan dosis yang terukur.
Meski demikian, ada beberapa kondisi pasien yang mengharuskannya untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter spesialis sebelum mengonsumsi suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Menurutnya, pasien yang memiliki penyakit autoimun tidak bisa sembarangan mengonsumsi suplemen dan multivitamin yang menstimulasi sistem imun karena berisiko menyebabkan terjadinya flare yaitu timbulnya gejala secara tiba-tiba dengan derajat yang berat.
“Kondisi setiap orang berbeda-beda, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter terutama yang memiliki komorbid dan autoimun mana vitamin yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi,” jelas dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia (Peralmuni).
Sementara itu, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Ari Fahrial Syam mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dan teliti saat mengonsumsi berbagai macam suplemen yang saat ini beredar di pasaran. Paling terutama adalah harus sesuai dan sudah terdaftar di BPOM.
“Harus hati-hati karena suplemen yang tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya akan berbahaya untuk organ-organ dalam tubuh terutama bisa merusak ginjal dan hati,” ujarnya.
Begitu pula dengan suplemen yang dirancang untuk merangsang pembentukan hormon, pun harus benar-benar diperhatikan. Bahkan, sambungnya, beberapa suplemen yang diklaim untuk hormon bila tidak berhati-hati dalam penggunaan bisa merangsang pembentukan sel kanker.
“Jika ingin mengonsumsi suplemen, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter. Saya lebih menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang alami seperti sayur dan buah-buahan karena produk suplemen yang dikonsumsi secara berlebihan juga dapat membebani fungsi liver dan ginjal,” ucapnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.