Hamil di usia tua memiliki ragam risiko untuk ibu dan janin. (Sumber gambar : Freepik)

Cek Risiko & Penanganan Tepat Hamil di Usia 40 Tahun

13 September 2023   |   21:12 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kehamilan di usia 40 tahun atau lebih memiliki risiko kesehatan bagi ibu maupun janin. Kendati demikian,  kemajuan teknologi saat ini, risiko kesehatan hingga kelainan yang mungkin terjadi pada janin dapat terdeteksi sejak awal melalui screening dan pemantauan khusus dari dokter spesialis. 

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSIA Grand Family Gahrani Chen mengatakan usia kehamilan yang ideal bagi seorang wanita yaitu usia 25 hingga 35 tahun. Pada periode tersebut, organ-organ reproduksi bekerja secara optimal, kesiapan mental sang ibu pun sudah matang. “Pada usia 25 hingga 35 tahun sel-sel telur yang berada dalam rahim ada pada kondisi terbaik,” ujarnya di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Ketika wanita mengalami kehamilan di atas 40 tahun, ada sejumlah risiko yang akan terjadi. Gahrani menyebut risiko pertama yakni diabetes gestasional. Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada diabetes gestasional (kehamilan diabetes) yaitu macrosomia atau kelahiran bayi dengan berat di atas normal (di atas 4 kg). 

Baca juga:  Simak Saran Dokter untuk Jaga Kehamilan Muda Tetap Sehat

Kombinasi kadar glukosa darah ibu yang tinggi dan kadar insulin yang tinggi pada janin mengakibatkan timbunan lemak yang besar yang menyebabkan janin tumbuh terlalu besar. Kondisi ini akan sangat berbahaya untuk ibu dan juga bayi karena ukuran bayi yang besar dapat meningkatkan risiko untuk mengalami kelahiran prematur.

Kedua, preeklamsia. Beberapa studi yang berkaitan dengan hipertensi dan kehamilan mengungkapkan bahwa hipertensi sering dijumpai pada kehamilan dan mengakibatkan komplikasi pada satu dari sepuluh kasus kehamilan. Di dunia, diperkirakan persentase hipertensi pada kehamilan adalah sebesar 12-18 persen, sedangkan di Indonesia sebesar 2,1 persen yang telah mengakibatkan kematian bayi sebesar 15-20 persen. 

Ketiga, plasenta previa yakni kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan. “Ibu hamil akan disarankan untuk operasi caesar,”tegasnya.

Tidak hanya pada sang ibu, dampak kehamilan di atas 40 tahun juga bisa berisiko pada sang janin. Salah satunya risiko bayi lahir down syndrome. Sel telur ibu yang berusia lebih tua akan menyebabkan terjadinya kelainan kromosom tersebut. 

Menurut National Down Syndrome Society, ibu hamil usia 40 tahun ke atas memiliki peluang 1 dari 100 melahirkan bayi dengan down syndrome. Angkanya melonjak jadi 1 dari 10 pada usia 49 tahun.

Untuk meminimalisir risiko kehamilan di atas usia 40 tahun, ibu diharuskan memperhatikan asupan makanan. Gahrani mengimbau agar ibu hamil tidak mengkonsumsi kopi yang akan menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh. 

Jenis makanan lain yang harus dibatasi yakni makanan tinggi lemak, cepat saji, dan gula. Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi, tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan untuk menurunkan tingkat kolesterol dalam darah, tanpa anjuran dari dokter spesialis kandungan.

Sebagai gantinya, Gahrani menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah ataupun kolesterol seperti mentimun, sayuran hijau, buah bit, kentang, buah beri, wortel, pisang.

Bagi calon ibu dengan riwayat diabetes, obat diabetes berupa injeksi boleh diberikan agar kadar gula dalam darah dapat dikendalikan. Tentu, harus  dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis penyakit dalam. 

Selain itu, dia menyarankan agar wanita yang hamil pada usia 40 tahun atau lebih sebaiknya melakukan screening pada janin. Misalnya, dengan melakukan konsultasi kepada seorang dokter spesialis fetomaternal

Fetomaternal merupakan salah satu cabang subspesialisasi dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan ginekologi) yang menangani kasus kehamilan dengan risiko tinggi bagi calon ibu, serta perkembangan dan diagnosis gangguan janin di dalam kandungan.

Diagnosa fetomaternal yang dilakukan dengan baik dan teliti, katanya mampu mendeteksi kelainan genetik, gangguan pembentukan organ, mendeteksi kemungkinan terjadinya keguguran, serta bayi lahir dalam keadaan meninggal, kelahiran prematur, juga skrining untuk kelainan kromosom. 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah istirahat dengan cukup, selalu menjaga berat bada. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, masa kehamilan di usia senja pun dapat dapat dijalani dengan baik. 

Baca juga:  Mengenal Teknologi PGT-A, Efektif Tingkatkan Persentase Kehamilan

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

Kenapa Popcorn Identik Jadi Camilan di Bioskop? Ternyata Begini Sejarahnya

BERIKUTNYA

Mau First Date Lancar? Terapkan 5 Mindset Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: