Menyelami Arsip Paus Sastra Lewat Pameran Ulang-alik Masa Lalu di PDS HB Jassin
11 September 2023 |
18:58 WIB
Dalam khazanah sastra Indonesia nama Hans Bague Jassin atau HB Jassin bukanlah kaleng-kaleng. Lelaki asal Gorontalo itu memang dikenal sebagai juru peta sekaligus perawat sastra Indonesia lewat berbagai kegiatan yang dilakukannya semasa hidup.
Bayangkan, hingga 2013, Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin memiliki koleksi buku fiksi 21.300 judul, non fiksi 17.700 judul, dan referensi 475 judul. Tak hanya itu, Jassin juga menyimpan 875 naskah drama, 870 biografi pengarang, 130.534 guntingan pers, 690 foto pengarang dan sebagainya.
Baca juga: Angkat Isu Diskriminasi Ras, Bibiana Lee Gelar Pameran Tunggal di Rubanah Underground Jakarta
Berkat upayanya dalam mendokumentasikan arsip sastra inilah Jassin banyak berkenalan dengan sastrawan besar tanah Air. Tak hanya itu, cendekiawan yang mangkat pada 11 Maret tahun 2000 itu juga dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia.
Kini, setelah lebih dari dua dekade Jassin meninggal, berbagai arsip dan korespondensinya dengan para sastrawan pun dipamerkan ke publik. Yaitu lewat eksibisi bertajuk Ulang-Alik ke Masa Lalu: Lintasan Perjalanan Pusat Dokumen Sastra HB Jassin di Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Sesuai tajuknya, pameran yang berlangsung hingga 17 September 2023 itu memacak linimasa perjalanan dan berbagai arsip yang dikumpulkan HB Jassin. Beberapa di antaranya termasuk surat tulisan tangan antara Jassin dengan Pramoedya Ananta Toer, Rendra, N.H Dini, hingga sastrawan eksistensialis Iwan Simatupang.
Esha Tegar Putra kurator pameran mengatakan, tema ulang-alik masa lalu dipilih sebagai titik tolok perjalanan PDS HB Jassin dari dulu hingga sekarang. Terutama atas dasar ide dari sang empu dalam mengoleksi dan mengumpulkan berbagai dokumen yang terkait dengan sastra dari para sastrawan di Indonesia.
Menurutnya tema tersebut dipilih untuk melihat bagaimana proses Jassin melakukan dokumentasi sastra. Mulai dari mengumpulkan catatan pribadi, buku-buku, hingga manuskrip-manuskrip tulisan tangan penulis yang dikirimkan kepadanya saat masih hidup.
"Pekerjaan, ketelatenan, dan jalan sunyi yang ditempuh [HB Jassin] kemudian membuatnya memiliki catatan pribadi orang-orang yang kelak dipandang sastrawan atau penulis besar di Tanah Air," katanya.
Keunikan dari pameran ini selain pengunjung membaca arsip korespondensi antara Jassin dan sastrawan terkenal, mereka juga bisa melihat linimasa kehidupan sang maestro hingga memorabilia. Termasuk mesin ketik, meja tempat bekerja, foto, hingga kacamata milik salah satu tokoh Balai Pustaka itu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta, Firmansyah mengatakan, arsip-arsip dokumentasi yang dikerjakan Jassin memang sangat berharga. Bahkan menjadi sumber pengetahuan bagi para sastrawan, tidak hanya Indonesia, melainkan juga mancanegara.
Oleh karena itu dia menekankan bahwa PDS HB Jassin bukanlah sekadar lembaga dokumentasi sastra biasa. Menurutnya, lembaga yang kini berada dibawah naungan Pemprov DKI Jakarta itu merupakan hasil rancangan sang tokoh demi generasi masa depan.
"Pameran ini tidak hanya menjadi perayaan atas perjalanan panjang PDS HB Jassin, tetapi juga menjadi wadah untuk mengenang dan mengapresiasi kekayaan sastra Indonesia yang telah berhasil dikumpulkan dan di dokumentasi oleh HB Jassin," katanya.
Adapun, acara yang menjadi bagian akhir dari Festival Literasi Sastra 2023 ini dapat dinikmati secara gratis oleh publik. Yaitu pada Senin hingga Kamis pukul 09.00-17.00 WIB, serta pada hari Jumat hingga Minggu pukul 09.00-20.00 WIB.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Bayangkan, hingga 2013, Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin memiliki koleksi buku fiksi 21.300 judul, non fiksi 17.700 judul, dan referensi 475 judul. Tak hanya itu, Jassin juga menyimpan 875 naskah drama, 870 biografi pengarang, 130.534 guntingan pers, 690 foto pengarang dan sebagainya.
Baca juga: Angkat Isu Diskriminasi Ras, Bibiana Lee Gelar Pameran Tunggal di Rubanah Underground Jakarta
Berkat upayanya dalam mendokumentasikan arsip sastra inilah Jassin banyak berkenalan dengan sastrawan besar tanah Air. Tak hanya itu, cendekiawan yang mangkat pada 11 Maret tahun 2000 itu juga dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia.
Kini, setelah lebih dari dua dekade Jassin meninggal, berbagai arsip dan korespondensinya dengan para sastrawan pun dipamerkan ke publik. Yaitu lewat eksibisi bertajuk Ulang-Alik ke Masa Lalu: Lintasan Perjalanan Pusat Dokumen Sastra HB Jassin di Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Sesuai tajuknya, pameran yang berlangsung hingga 17 September 2023 itu memacak linimasa perjalanan dan berbagai arsip yang dikumpulkan HB Jassin. Beberapa di antaranya termasuk surat tulisan tangan antara Jassin dengan Pramoedya Ananta Toer, Rendra, N.H Dini, hingga sastrawan eksistensialis Iwan Simatupang.
Esha Tegar Putra kurator pameran mengatakan, tema ulang-alik masa lalu dipilih sebagai titik tolok perjalanan PDS HB Jassin dari dulu hingga sekarang. Terutama atas dasar ide dari sang empu dalam mengoleksi dan mengumpulkan berbagai dokumen yang terkait dengan sastra dari para sastrawan di Indonesia.
Menurutnya tema tersebut dipilih untuk melihat bagaimana proses Jassin melakukan dokumentasi sastra. Mulai dari mengumpulkan catatan pribadi, buku-buku, hingga manuskrip-manuskrip tulisan tangan penulis yang dikirimkan kepadanya saat masih hidup.
"Pekerjaan, ketelatenan, dan jalan sunyi yang ditempuh [HB Jassin] kemudian membuatnya memiliki catatan pribadi orang-orang yang kelak dipandang sastrawan atau penulis besar di Tanah Air," katanya.
Salah satu arsip dalam pameran Ulang-alik Masa Lalu di PDS HB Jassin (simber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)
Keunikan dari pameran ini selain pengunjung membaca arsip korespondensi antara Jassin dan sastrawan terkenal, mereka juga bisa melihat linimasa kehidupan sang maestro hingga memorabilia. Termasuk mesin ketik, meja tempat bekerja, foto, hingga kacamata milik salah satu tokoh Balai Pustaka itu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta, Firmansyah mengatakan, arsip-arsip dokumentasi yang dikerjakan Jassin memang sangat berharga. Bahkan menjadi sumber pengetahuan bagi para sastrawan, tidak hanya Indonesia, melainkan juga mancanegara.
Oleh karena itu dia menekankan bahwa PDS HB Jassin bukanlah sekadar lembaga dokumentasi sastra biasa. Menurutnya, lembaga yang kini berada dibawah naungan Pemprov DKI Jakarta itu merupakan hasil rancangan sang tokoh demi generasi masa depan.
"Pameran ini tidak hanya menjadi perayaan atas perjalanan panjang PDS HB Jassin, tetapi juga menjadi wadah untuk mengenang dan mengapresiasi kekayaan sastra Indonesia yang telah berhasil dikumpulkan dan di dokumentasi oleh HB Jassin," katanya.
Adapun, acara yang menjadi bagian akhir dari Festival Literasi Sastra 2023 ini dapat dinikmati secara gratis oleh publik. Yaitu pada Senin hingga Kamis pukul 09.00-17.00 WIB, serta pada hari Jumat hingga Minggu pukul 09.00-20.00 WIB.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.