Ilustrasi strategi investasi (Sumber gambar: Unsplash/firmbee.com)

Mengenal Strategi Dollar Cost Averaging untuk Investasi Reksa Dana

11 September 2023   |   20:03 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Membeli ketika harga rendah dan menjual saat harga tinggi rupanya tidak semudah yang dibayangkan. Di balik prinsip sederhana dalam berinvestasi tersebut, investor perlu melakukan riset mendalam, membaca tren pasar, hingga kondisi ekonomi yang tentu saja tak mudah dilakukan investor pemula.

Meskipun demikian, bukan berarti investasi jadi hal yang sulit untuk dilakukan oleh investor muda, terutama bagi generasi Z dan Milenial yang baru akan memulainya.

Baca juga: Waspadai Ciri Investasi Syariah Bodong, Jangan Mudah Tergoda Keuntungan Besar

Di dunia investasi, ada strategi yang lebih praktis dan biasanya dipakai investor muda ketika baru akan memulai langkah pertamanya. Strategi itu bernama Dollar Cost Averaging (DCA) atau menabung secara rutin.

Financial Coach Philip Mulyana mengatakan bahwa DCA adalah metode sederhana yang bisa jadi salah satu opsi strategi investor muda yang memilih reksa dana sebagai instrumen investasinya.

Bagi beberapa investor, reksa dana memang kerap jadi salah satu gerbang pembuka mengenal dunia investasi. Alasannya, reksa dana memiliki Manajer Investasi yang membantu memilihkan instrumen investasi yang tepat.

Reksa dana juga menjadi instrumen investasi yang terbilang mudah dilakukan karena minim analisa. Oleh karena itu, strategi DCA cocok diterapkan.
 

Ilustrasi investasi (Sumber gambar: Unsplash/Maxim Hopman)

Ilustrasi investasi (Sumber gambar: Unsplash/Maxim Hopman)


Metode ini juga terbilang cukup simpel dilakukan, investor hanya perlu menginvestasikan sejumlah uang dengan jumlah yang sama secara berkala. Konsisten menjadi kunci dalam strategi ini.

Sebagai contoh, seseorang yang berinvestasi setiap awal bulan atau setiap kali menerima gaji, maka harus melakukan hal tersebut secara rutin setiap bulannya dalam nominal yang sama.

Strategi ini akan dapat membantu investor muda untuk disiplin dalam membeli unit investasi yang lebih banyak. Tanpa perlu peduli pada kondisi ekonomi atau naik turunnya nilai investasi unit tersebut.

“Untuk mahasiswa atau pekerja yang baru mau memulai investasi, metode ini memang simpel banget buat dilakuin. Sebab, metode ini minim sekali analisa,” jelas Philip saat ditemui seusai bincang-bincang Hypetalk Generasi Si Paling Investasi yang digelar oleh Hypeabis.id bersama Bank Mandiri di One Satrio, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain itu, dengan jadwal pembelian investasi yang terjadwal, investor bakal terhindar dari keputusan pembelian berdasarkan emosional belaka. Jadi, secara tak langsung, ini akan membuat mereka tak mudah terjebak FOMO alias ikut-ikutan saja.

Philip juga mengatakan bahwa membeli reksa dana secara berkala akan membuat investor memiliki Buy Average atau harga beli rata-rata yang lebih baik. Bahkan, jika dibandingkan dengan membeli dalam jumlah banyak, tetapi dilakukan dengan durasi yang tidak rutin.

Oleh karena itu, seseorang yang makin sering berinvestasi, maka nilainya akan menjadi makin besar dan ujungnya bisa mendapatkan return yang lebih optimal dari reksa dana

Kemudian, untuk mengimbanginya, investor muda bisa mulai mencoba berbagai instrumen investasi lain, seperti obligasi hingga saham. Dalam tahap awal ini, investor muda memang sebaiknya melakukan
diversifikasi investasi.

Tujuan diversifikasi adalah untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Harapannya, jika ada satu instrumen yang sedang turun, investor bisa tetap tenang karena instrumen lain masih mengalami progres positif. Bayangkan, jika menaruh dana investasi di satu instrumen, lalu jatuh, tentu ini akan jadi kabar yang buruk.

Dengan diversifikasi, investor muda juga bisa meraba dan menjajal berbagai instrumen investasi lain. Mereka bisa memperhatikan tentang besarnya keuntungan dan risiko yang akan dihadapinya jika memilih instrumen investasi tertentu. Dengan demikian, ke depan mereka akan lebih matang saat akan memilih instrumen investasi dan lebih paham akan risiko.

“Sebab, kalau baru memulai, biasanya yang akan selalu dipikir adalah cuan. Padahal, di balik itu ada risiko yang perlu disadari sehingga investor bisa lebih bijak sebelum memilih produk investasi,” imbuhnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Menyelami Arsip Paus Sastra Lewat Pameran Ulang-alik Masa Lalu di PDS HB Jassin

BERIKUTNYA

Pengen Tetap Trendi & Modis di Alam Bebas? Cek Koleksi Terbaru Jenama Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: