Jangan Ada Gesti Gesti yang Lain...
02 August 2021 |
22:00 WIB
Seperti mimpi di siang bolong, Sunni Nugraha Priadi harus menghadapi kenyataan istrinya, Gesti Wira Nugrayekti meninggal karena terinfeksi Covid-19 pada 22 Juli lalu. Padahal, wanita berusia 24 tahun yang tengah hamil itu sebelumnya dalam kondisi sehat, tidak punya penyakit bawah, dan aktif.
Sunni menduga Gesti terpapar Covid-19 di hari terakhir menjalani praktik dalam studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Airlangga, Surabaya. Entah bagaimana bisa istrinya terpapar karena protokol kesehatan yang ketat selalu dijalankan.
Tiga hari setelah praktik lapangan, Gesti yang merupakan mahasiswa PPDS dari Departemen Anestesiologi FK Unair dinyatakan negatif Covid-19 sementara 4 orang rekannya dinyatakan positif Covid-19 melalui tes PCR. Namun sehari setelahnya, Gesti mengalami demam tinggi dan kondisinya terus menurun walaupun melakukan konsultasi rutin dengan dokter kandungannya.
Sunni cemas bukan main ketika gejala lain seperti batuk dan sesak nafas dialami istrinya yang tengah hamil muda itu. Akhirnya, dia membawa Gesti ke RSUD dr. Soetomo agar mendapat perawatan. Ternyata Gesti terinfeksi Covid-19 varian Delta sementara di sisi lain air ketubannya hampir mengering.
Tindakan persalinan lantas diambil untuk menyelamatkan Gesti dan anak di dalam kandungannya. Operasi berhasil dan keduanya selamat. Untungnya, anak Gesti dinyatakan negatif Covid-19 dan kondisi sang ibu dalam keadaan baik pasca persalinan.
Sayangnya, situasi itu tidak berlangsung lama. Sunni mengingat bahwa kondisi istrinya terus memburuk di hari-hari berikutnya. Covid-19 varian Delta semakin agresif menyerang organ tubuh Gesti. Bukan hanya paru-paru, namun juga menyerang pembuluh darah yang menuju ke jantung gesti.
“Penyebaran sangat cepat dan ganas sehingga perlu dilakukan tindakan lain tuntuk membantu kinerja jantung,” cerita Sunni dengan suara lirih.
Gesti mendapat perawatan intensif dan maksimal. Namun masalah lain muncul. Sunni menyebut istrinya kemudian mengalami pendarahan di dalam kandungan hingga di kepala akibat virus yang tidak terkendali ini. “22 Juli malam Jumat istri saya dipanggil,” tutur Sunni yang sesekali menyeka air mata.
Dia menyebut, andaikan Gesti sudah divaksin, mungkin kondisi infeksi Covid-19 tidak akan separah itu dan merenggut nyawa istrinya. Oleh karena itu, dia berharap agar vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil disegerakan karena mereka masuk ke dalam kelompok rentan dengan imunitas tubuh yang sangat buruk.
“Saya minta tokong disegerakan supaya tidak ada Gesti Gesti yang lain,” tegasnya.
Untungnya, hari ini Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil. Semoga ini bisa memberi perlindungan lebih untuk calon ibu dan bayi.
Editor: Indyah Sutriningrum
Sunni menduga Gesti terpapar Covid-19 di hari terakhir menjalani praktik dalam studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Airlangga, Surabaya. Entah bagaimana bisa istrinya terpapar karena protokol kesehatan yang ketat selalu dijalankan.
Tiga hari setelah praktik lapangan, Gesti yang merupakan mahasiswa PPDS dari Departemen Anestesiologi FK Unair dinyatakan negatif Covid-19 sementara 4 orang rekannya dinyatakan positif Covid-19 melalui tes PCR. Namun sehari setelahnya, Gesti mengalami demam tinggi dan kondisinya terus menurun walaupun melakukan konsultasi rutin dengan dokter kandungannya.
Sunni cemas bukan main ketika gejala lain seperti batuk dan sesak nafas dialami istrinya yang tengah hamil muda itu. Akhirnya, dia membawa Gesti ke RSUD dr. Soetomo agar mendapat perawatan. Ternyata Gesti terinfeksi Covid-19 varian Delta sementara di sisi lain air ketubannya hampir mengering.
Tindakan persalinan lantas diambil untuk menyelamatkan Gesti dan anak di dalam kandungannya. Operasi berhasil dan keduanya selamat. Untungnya, anak Gesti dinyatakan negatif Covid-19 dan kondisi sang ibu dalam keadaan baik pasca persalinan.
Sayangnya, situasi itu tidak berlangsung lama. Sunni mengingat bahwa kondisi istrinya terus memburuk di hari-hari berikutnya. Covid-19 varian Delta semakin agresif menyerang organ tubuh Gesti. Bukan hanya paru-paru, namun juga menyerang pembuluh darah yang menuju ke jantung gesti.
“Penyebaran sangat cepat dan ganas sehingga perlu dilakukan tindakan lain tuntuk membantu kinerja jantung,” cerita Sunni dengan suara lirih.
Gesti mendapat perawatan intensif dan maksimal. Namun masalah lain muncul. Sunni menyebut istrinya kemudian mengalami pendarahan di dalam kandungan hingga di kepala akibat virus yang tidak terkendali ini. “22 Juli malam Jumat istri saya dipanggil,” tutur Sunni yang sesekali menyeka air mata.
Dia menyebut, andaikan Gesti sudah divaksin, mungkin kondisi infeksi Covid-19 tidak akan separah itu dan merenggut nyawa istrinya. Oleh karena itu, dia berharap agar vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil disegerakan karena mereka masuk ke dalam kelompok rentan dengan imunitas tubuh yang sangat buruk.
“Saya minta tokong disegerakan supaya tidak ada Gesti Gesti yang lain,” tegasnya.
Untungnya, hari ini Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil. Semoga ini bisa memberi perlindungan lebih untuk calon ibu dan bayi.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.