Polusi Udara Kian Berbahaya, PBB Gaungkan Together for Clean Air
07 September 2023 |
21:30 WIB
Polusi udara tidak hanya menjadi masalah di Jakarta. Pencemaran udara juga terjadi di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 7 September sebagai Hari Udara Bersih untuk Langit Biru Internasional (International Day of Clean Air for Blue Skies).
Pada tahun ini mengangkat Hari Udara Bersih untuk Langit Biru Internasional mengangkat tema Together for Clean Air. Peringatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan perhatian komunitas internasional terhadap udara bersih dan mendorong upaya bersama untuk memperbaiki kualitas udara, termasuk mengurangi polusi udara untuk melindungi kesehatan manusia.
Para anggota PBB menilai perlu langkah yang substansial untuk mengurangi kematian dan kesakitan dari kontaminasi bahan kimia yang berbahaya dalam polusi udara, air, dan tanah pada 2030. Udara yang bersih penting bagi kesehatan dan kehidupan sehari-hari. Saat ini komunitas internasional berupaya untuk meningkatkan kualitas dengan mendorong adanya mitigasi prubahan iklim.
Kontaminasi polusi udara merupakan risiko kesehatan yang paling signifikan. Menurut WHO, 99 persen populasi menghirup udara yang mengandung polutan, terutama di negara berpendapatan rendah.
PBB menilai polusi udara merupakan darurat global. “Masalah global membutuhkan solusi global. Kita harus berkerja bersama-sama untuk udara bersih,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Baca juga: Tangani Dampak Polusi Udara, 674 Puskesmas Disiapkan Untuk Deteksi ISPA
Seperti dikutip dari laman PBB, pencemaran udara memiliki dua dampak, yaitu kesehatan dan iklim. Terkait dengan dampak kesehatan, partikel kecil yang tidak terlihat itu dapat masuk ke dalam paru-paru, aliran darah dan tubuh.
Polutan itu bertanggung jawab atas sepertiga kematian akibat stroke, penyakit pernapasan kronik, dan kanker paru-paru, serta seperempat kematian akibat serangan jantung. Ground-level ozone yang diproduksi dari banyak jenis polutan dalam sinar matahari juga menyebabkan asma dan penyakit pernapasan kronik.
Sementara itu, dampak terhadap iklim, short-lived climate pollutants (SLCPs) terdapat dalam polutan yang terkait dengan kesehatan. Mengurangi SLCPs dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan iklim.
Polusi udara merupakan satu-satunya faktor risiko lingkungan terbesar terhadap kesehatan manusia dan penyebab kematian yang bisa dihindarkan. Diperkirakan sekitar 6,5 juta kematian dini pada 2016 di dunia akibat polusi udara di dalam dan di luar ruangan.
Khusus di negara berkembang, polusi udara berpegaruh besar terhadap perempuan, anak-anak dan orang tua, khususnya yang berpendapatan rendah. Golongan ini terekspos polutan dari level menengah hingga berat, baik di dalam ruang maupun luar ruangan. Memasak menggunakan kayu bakar atau minyak tanah merupakan sumber polusi utama.
Polusi udara merupakan problem global dengan dampak yang sangat luas. Jika tidak ada intervesi yang agresif, jumlah kematian dini akibat polusi udara diperkirakan lebih dari 50% pada 2050.
World Meteorogical Organization dalam 2023 WMO Air Quality and Climate Bulletin menyatakan tingginya suhu tidak hanya membahayakan bumi, tetapi juga mempercepat kerusakan akibat polusi. Data 2022 menunjukkan gelombang panas akibat pemanasan global berpengaruh terhadap memburuknya kualitas udara pada tahun lalu.
“Gelombang panas memperburuk kualitas udara dengan efeknya terhadap kesehatan manusia, ekosistem, pertanian dan kegiatan hidup sehari-hari,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas, seraya menambahkan bahwa perubahan iklim dan kualitas udara harus ditangani bersama-sama.
Dia menambahkan perubahan iklan meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas. “Asap dari kebakaran hutan mengandung partikel kimia yang mempengaruhi tidak hanya kualitas udara dan kesehatan, juga merusak tanaman, ekosistem, dan panen.Selain itu meningkatkan emisi karbon dan makin banyak gas rumah kaca di atmosfer,” kata Lorenzo Labrador, ilmuwan WMO dalam Global Atmosphere Watch.
Baca juga: Polusi Udara Tidak Sehat, Desain Interior Ini Bisa Diterapkan Agar Ruangan Tetap Nyaman
Masyarakat menanggung beban besar akibat polusi udara karena dampak negatifnya terhadap ekonomi, produktivitas kerja, biaya kesehatan dan turis. Polusi udara didefinisikan sebagai kontaminasi kimia, fisik, dan biologi yang memodifikasi karakteristik alami di atmosfer.
Sumber-sumber polusi udara seperti alat-alat rumah tangga, transportasi fasilitas industri, kebakaran hutan. Polusi udara terjadi di dalam dan di luar rumah, semua berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Beberapa polutan yang berbahaya antara lain karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara juga termasuk partikel kecil yang bisa terhirup karena diameternya kurang dari 2,5 mikrometer, lebih kecil dari rambut manusia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Pada tahun ini mengangkat Hari Udara Bersih untuk Langit Biru Internasional mengangkat tema Together for Clean Air. Peringatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan perhatian komunitas internasional terhadap udara bersih dan mendorong upaya bersama untuk memperbaiki kualitas udara, termasuk mengurangi polusi udara untuk melindungi kesehatan manusia.
Para anggota PBB menilai perlu langkah yang substansial untuk mengurangi kematian dan kesakitan dari kontaminasi bahan kimia yang berbahaya dalam polusi udara, air, dan tanah pada 2030. Udara yang bersih penting bagi kesehatan dan kehidupan sehari-hari. Saat ini komunitas internasional berupaya untuk meningkatkan kualitas dengan mendorong adanya mitigasi prubahan iklim.
Kontaminasi polusi udara merupakan risiko kesehatan yang paling signifikan. Menurut WHO, 99 persen populasi menghirup udara yang mengandung polutan, terutama di negara berpendapatan rendah.
PBB menilai polusi udara merupakan darurat global. “Masalah global membutuhkan solusi global. Kita harus berkerja bersama-sama untuk udara bersih,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Baca juga: Tangani Dampak Polusi Udara, 674 Puskesmas Disiapkan Untuk Deteksi ISPA
Seperti dikutip dari laman PBB, pencemaran udara memiliki dua dampak, yaitu kesehatan dan iklim. Terkait dengan dampak kesehatan, partikel kecil yang tidak terlihat itu dapat masuk ke dalam paru-paru, aliran darah dan tubuh.
Polutan itu bertanggung jawab atas sepertiga kematian akibat stroke, penyakit pernapasan kronik, dan kanker paru-paru, serta seperempat kematian akibat serangan jantung. Ground-level ozone yang diproduksi dari banyak jenis polutan dalam sinar matahari juga menyebabkan asma dan penyakit pernapasan kronik.
Sementara itu, dampak terhadap iklim, short-lived climate pollutants (SLCPs) terdapat dalam polutan yang terkait dengan kesehatan. Mengurangi SLCPs dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan iklim.
Polusi udara merupakan satu-satunya faktor risiko lingkungan terbesar terhadap kesehatan manusia dan penyebab kematian yang bisa dihindarkan. Diperkirakan sekitar 6,5 juta kematian dini pada 2016 di dunia akibat polusi udara di dalam dan di luar ruangan.
Khusus di negara berkembang, polusi udara berpegaruh besar terhadap perempuan, anak-anak dan orang tua, khususnya yang berpendapatan rendah. Golongan ini terekspos polutan dari level menengah hingga berat, baik di dalam ruang maupun luar ruangan. Memasak menggunakan kayu bakar atau minyak tanah merupakan sumber polusi utama.
Polusi udara merupakan problem global dengan dampak yang sangat luas. Jika tidak ada intervesi yang agresif, jumlah kematian dini akibat polusi udara diperkirakan lebih dari 50% pada 2050.
World Meteorogical Organization dalam 2023 WMO Air Quality and Climate Bulletin menyatakan tingginya suhu tidak hanya membahayakan bumi, tetapi juga mempercepat kerusakan akibat polusi. Data 2022 menunjukkan gelombang panas akibat pemanasan global berpengaruh terhadap memburuknya kualitas udara pada tahun lalu.
“Gelombang panas memperburuk kualitas udara dengan efeknya terhadap kesehatan manusia, ekosistem, pertanian dan kegiatan hidup sehari-hari,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas, seraya menambahkan bahwa perubahan iklim dan kualitas udara harus ditangani bersama-sama.
Dia menambahkan perubahan iklan meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas. “Asap dari kebakaran hutan mengandung partikel kimia yang mempengaruhi tidak hanya kualitas udara dan kesehatan, juga merusak tanaman, ekosistem, dan panen.Selain itu meningkatkan emisi karbon dan makin banyak gas rumah kaca di atmosfer,” kata Lorenzo Labrador, ilmuwan WMO dalam Global Atmosphere Watch.
Baca juga: Polusi Udara Tidak Sehat, Desain Interior Ini Bisa Diterapkan Agar Ruangan Tetap Nyaman
Masyarakat menanggung beban besar akibat polusi udara karena dampak negatifnya terhadap ekonomi, produktivitas kerja, biaya kesehatan dan turis. Polusi udara didefinisikan sebagai kontaminasi kimia, fisik, dan biologi yang memodifikasi karakteristik alami di atmosfer.
Sumber-sumber polusi udara seperti alat-alat rumah tangga, transportasi fasilitas industri, kebakaran hutan. Polusi udara terjadi di dalam dan di luar rumah, semua berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Beberapa polutan yang berbahaya antara lain karbon monoksida, ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Polusi udara juga termasuk partikel kecil yang bisa terhirup karena diameternya kurang dari 2,5 mikrometer, lebih kecil dari rambut manusia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.