Google Doodle Danau Toba. (Sumber gambar: Google)

Google Doodle Tampilkan Keindahan Danau Toba Sebagai Geopark Global UNESCO

31 August 2023   |   09:25 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Ada tampilan berbeda jika kalian membuka situs Google hari ini. Logo situs pencarian yang ikonik dari Google berubah menjadi gambar sebuah danau kehijauan. Danau yang dikelilingi bukit-bukit hijau itu tampak tak asing. Rupanya, gambar itu ialah Danau Toba yang menjadi Google Doodle khusus 31 Agustus 2023.
 
Dalam situs resmi Google Doodle disebutkan bahwa ikon doodle ini dibuat untuk merayakan dinobatkannya Kaldera Toba atau Danau Toba yang terletak di Pulau Sumatera sebagai Global Geopark oleh UNESCO pada 31 Agustus 2020 lalu.
UNESCO menilai bahwa Danau Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati. Dalam konteks inilah, negara anggota UNESCO mendukung Danau Toba dilestarikan dan dilindungi sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.
 
Selain Danau Toba, Indonesia telah memiliki 4 situs UNESCO Global Geopark lainnya yakni, Batur, Cileteuh, Gunung Sewu dan Rinjani. 
 

Danau Toba. (Sumber gambar: Irfannur Diah/Unsplash)

Danau Toba. (Sumber gambar: Irfannur Diah/Unsplash)

Danau Toba merupakan danau kawah terbesar di dunia sekaligus salah satu danau terdalam di dunia. Danau alami berukuran besar yang berada di kaldera gunung supervulkan ini memiliki panjang 100 kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mi), dan kedalaman 508 meter (1.667 ft). Danau ini terletak di tengah pulau Sumatera bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter.
 
Danau Toba terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung berapi super masif berkekuatan VEI 8 sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun yang lalu yang memicu perubahan iklim global. Metode penanggalan terkini yang berakurat menetapkan letusan tersebut terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu.
 
Letusan ini merupakan letusan eksplosif terbesar di Bumi dalam 25 juta tahun terakhir. Menurut teori bencana Toba, letusan ini berdampak besar bagi populasi manusia di seluruh dunia, yakni menewaskan sebagian besar manusia yang hidup waktu itu dan diyakini menyebabkan penyusutan populasi di Afrika Timur-Tengah dan India, sehingga mempengaruhi genetika populasi manusia di seluruh dunia sampai sekarang
 
Setelah letusan dahsyat itu, muncul dua buah setengah kubah kebangkitan yang kini menjadi Pulau Samosir dan Blok Uluan, dan dipisahkan oleh sebuah graben membujur yang menjadi Selat Latung. Setidaknya terdapat empat kerucut vulkanik, empat gunung api strato, dan tiga kawah yang dapat diamati di dan di sekitar Danau Toba.
 
Salah satu kerucut yaitu Kerucut Tandukbenua terletak di sisi barat laut kaldera dan hanya ditumbuhi oleh vegetasi berkepadatan rendah yang menunjukkan bahwa peristiwa pembentukannya relatif baru. Di sebelah barat danau, terdapat Dolok Pusubukit masih aktif mengeluarkan solfatara.
 

Danau Toba. (Sumber gambar: Edwin Petrus/Unsplash)

Danau Toba. (Sumber gambar: Edwin Petrus/Unsplash)

Danau Toba juga merupakan rumah bagi ragam flora dan fauna. Flora di danau ini meliputi berbagai jenis fitoplankton, makrofita kecil, makrofita mengambang, dan makrofita terbenam. Sedangkan daratan sekitarnya ditutupi hutan hujan, termasuk jenis hutan pinus tropis Sumatra di daerah pegunungan yang lebih tinggi.
 
Sementara fauna di danau ini meliputi beberapa spesies zooplankton dan hewan bentos. Karena danau ini tergolong oligotrof atau tidak kaya nutrien, ikan aslinya tergolong langka. Hanya ada dua ikan endemik di danau ini, yaitu Rasbora tobana atau bisa disebut hampir endemik karena juga ditemukan di sungai-sungai yang bermuara di danau ini dan Neolissochilus thienemanni, biasa disebut ikan Batak.
 
Adapun, sebagian besar penduduk yang tinggal di sekitar Danau Toba adalah suku Batak. Rumah tradisional Batak dapat dikenali dari bentuk atapnya yakni ujungnya melengkung ke atas seperti perahu dan berwarna cerah.

Baca juga: Keindahan Danau Toba
 
Penduduk sekitar juga banyak menggantungkan hidup dengan mengembangkan perikanan air tawar. Dulu, wajah Desa Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horison yang dikenal sebagai tujuan wisata di Simalungun menjadi sentra ikan air tawar. Di sana, belasan truk yang mengangkut puluhan ton ikan mas dan nila mondar-mandir di jalan desa.


Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Film Susuk: Kutukan Kecantikan & Puspita Indah Taman Hati Tayang di Bioskop, Intip Sinopsisnya

BERIKUTNYA

Super Blue Moon Masih Berlangsung hingga Malam Ini, Simak Penyebab & Dampaknya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: