Marching Menuju Maut, Film Dokumenter Band The Brandals Diputar di Bioskop Online
23 August 2023 |
19:30 WIB
Ada kabar gembira bagi para pencinta band The Brandals. Platform digital over the top (OTT) Bioskop Online menyajikan film dokumenter tentang grup musik yang kerap menyampaikan kritik sosial secara lantang dan tajam dalam judul Marching Menuju Maut.
Seperti informasi yang diterima Hypeabis.id dari Bioskop Online, film dokumenter Marching Menuju Maut merangkum perjalanan The Brandals sejak awal terbentuk sampai era 2012-an. Para penikmat film akan menyaksikan sisi lain band tersebut yang liar tanpa sensor.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film Dokumenter Seni yang Bikin Kalian Semangat Berkarya
Film karya Sutradara Faesal Rizal itu digarap selama lima tahun, yakni dari 2007 sampai dengan 2012. “Footage yang ada di dalamnya membuat kita seolah melintasi zaman dan merasakan bagaimana The Brandals bertumbuh seiring perubahan zaman,” demikian tertulis.
Film dokumenter ini menampilkan para personel dan mantan personel The Brandals, seperti Eka Annash (vokal), Radit Syaharzam (bass), PM Mulyadi (gitar), alm Rully Annash (drum), Tony Dwi Setiaji (eks gitar), Bayu Indrasoewarman (eks gitar), dan Doddy Wiyono (eks bass).
Kemudian, terdapat juga orang-orang dekat, seperti manajer dan pengamat musik. Mereka ikut bersuara di dalam film dokumenter Marching Menuju Maut.
Bagi para penikmat musik era kini atau generasi terbaru, cara mudah mengenal The Brandals adalah dengan menonton film dokumenter Marching Menuju Maut. Penonton akan mendapatkan suguhan menarik tentang bagaiman awal mula band itu dikenal dan pada akhirnya dicintai oleh banyak penggemarnya.
Tidak hanya itu, Genhype juga bisa mengetahui apakah band itu masih sama dengan dahulu yang melantunkan lagu-lagu yang mewakili suara rakyat atau tidak.
Bagi Genhype generasi 2000an, nama The Brandals mungkin masih terpatri dalam ingatan sampai dengan saat ini. Grup yang hits sejak era 2000an itu belum padam hingga kini. Tercatat pada 28 Juli 2023 silam, sejumlah lagu dari album terbaru mereka, yakni Era Agressor dapat didengar di berbagap platform streaming digital. .
Era Agressor dinilai oleh banyak pihak sebagai album yang paling tajam dari sang band dalam mengkritik berbagai hal yang terjadi di sekitar kita. Lewat album ini, mereka mencoba menyuarakan suara hati rakyat dengan menyampaikan kritik sosial secara lantang, tajam, dan tanpa kompromi.
Dalam album itu, berbagai isu mereka munculkan, yakni mulai dari perpecahan akibat pemilihan umum presiden sampai sejumlah kasus kekerasan yang sering terjadi dalam berbagai konteks, seperti militer, agama, dan antargolongan.
Dengan kata lain, Era Agressor merangkum berbagai drama dan peristiwa sosial politik yang telah terjadi di Indonesia. Lagu berjudul Retorika dan Suara Rumah Rakyat adalah contoh yang ada di album itu dan bisa mewakili suara rakyat tentang kondisi yang terjadi pada akhir-akhir ini.
Selain membingkai kondisi sosial politik di album Era Agressor, The Brandals juga memasukkan album itu dengan pengalaman hidup para anggotanya dalam 10 tahun terakhir., melewati jatuh bangun untuk bisa bertahan hingga kini,
Baca juga: Film Dokumenter Adalah...
Editor : Puput Ady Sukarno
Seperti informasi yang diterima Hypeabis.id dari Bioskop Online, film dokumenter Marching Menuju Maut merangkum perjalanan The Brandals sejak awal terbentuk sampai era 2012-an. Para penikmat film akan menyaksikan sisi lain band tersebut yang liar tanpa sensor.
Baca juga: 5 Rekomendasi Film Dokumenter Seni yang Bikin Kalian Semangat Berkarya
Film karya Sutradara Faesal Rizal itu digarap selama lima tahun, yakni dari 2007 sampai dengan 2012. “Footage yang ada di dalamnya membuat kita seolah melintasi zaman dan merasakan bagaimana The Brandals bertumbuh seiring perubahan zaman,” demikian tertulis.
Film dokumenter ini menampilkan para personel dan mantan personel The Brandals, seperti Eka Annash (vokal), Radit Syaharzam (bass), PM Mulyadi (gitar), alm Rully Annash (drum), Tony Dwi Setiaji (eks gitar), Bayu Indrasoewarman (eks gitar), dan Doddy Wiyono (eks bass).
Kemudian, terdapat juga orang-orang dekat, seperti manajer dan pengamat musik. Mereka ikut bersuara di dalam film dokumenter Marching Menuju Maut.
Bagi para penikmat musik era kini atau generasi terbaru, cara mudah mengenal The Brandals adalah dengan menonton film dokumenter Marching Menuju Maut. Penonton akan mendapatkan suguhan menarik tentang bagaiman awal mula band itu dikenal dan pada akhirnya dicintai oleh banyak penggemarnya.
Tidak hanya itu, Genhype juga bisa mengetahui apakah band itu masih sama dengan dahulu yang melantunkan lagu-lagu yang mewakili suara rakyat atau tidak.
Bagi Genhype generasi 2000an, nama The Brandals mungkin masih terpatri dalam ingatan sampai dengan saat ini. Grup yang hits sejak era 2000an itu belum padam hingga kini. Tercatat pada 28 Juli 2023 silam, sejumlah lagu dari album terbaru mereka, yakni Era Agressor dapat didengar di berbagap platform streaming digital. .
Era Agressor dinilai oleh banyak pihak sebagai album yang paling tajam dari sang band dalam mengkritik berbagai hal yang terjadi di sekitar kita. Lewat album ini, mereka mencoba menyuarakan suara hati rakyat dengan menyampaikan kritik sosial secara lantang, tajam, dan tanpa kompromi.
Dalam album itu, berbagai isu mereka munculkan, yakni mulai dari perpecahan akibat pemilihan umum presiden sampai sejumlah kasus kekerasan yang sering terjadi dalam berbagai konteks, seperti militer, agama, dan antargolongan.
Dengan kata lain, Era Agressor merangkum berbagai drama dan peristiwa sosial politik yang telah terjadi di Indonesia. Lagu berjudul Retorika dan Suara Rumah Rakyat adalah contoh yang ada di album itu dan bisa mewakili suara rakyat tentang kondisi yang terjadi pada akhir-akhir ini.
Selain membingkai kondisi sosial politik di album Era Agressor, The Brandals juga memasukkan album itu dengan pengalaman hidup para anggotanya dalam 10 tahun terakhir., melewati jatuh bangun untuk bisa bertahan hingga kini,
Baca juga: Film Dokumenter Adalah...
Editor : Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.