Kenalan dengan Direct Action, Duo Electro-Rock Tyo Nugros & Joseph Saryuf
23 August 2023 |
13:47 WIB
Tyo Nugros, belum lama ini mencuri perhatian publik lantaran kembali mengisi formasi Dewa 19 dalam beberapa konser band yang sempat digawanginya tersebut. Pasalnya, drummer kondang itu telah memutuskan untuk mundur sebagai penabuh drum di Dewa 19 sejak 2007.
ama tak bermusik, kini Tyo Nugros aktif dalam sebuah band bersama Joseph Saryuf yang diberi nama Direct Action. Duo electro-rock itu baru saja merilis album mini bertajuk Polydemic. Album tersebut berisikan dua lagu yakni Polydemic dan Masonethics yang masing-masing berdurasi enam menit lebih.
Baca juga: Mengenal Orkes Pensil Alis, Band dengan Lagu-lagu Segar dan Lirik Jenaka
Nama Polydemic sendiri terbentuk dari dua kata yakni poliritmik dan pandemic. Poliritmik adalah berbagai macam pola irama yang dimainkan secara bersamaan, sehingga memunculkan ritme yang berlapis dan kompleks, sedangkan pandemic menandai masa dibuatnya album ini yaitu pada masa pandemi.
Berbeda dari karya-karya musik sebelumnya, dalam album ini, Direct Action menampilkan dua lagu yang tidak diisi dengan vokal. Mereka hanya menghadirkan irama musik bertempo cepat yang merupakan perpaduan antara musik elektro dan permainan drum yang energik dari Tyo Nugros.
Dalam klip yang dirilis di YouTube, lagu Polydemic menghadirkan eksplorasi musik yang berbeda dari Direct Action. Lagu tersebut memang tidak menghadirkan vokal, namun visual yang dihadirkan cukup menjadi representasi dari lagu tersebut.
Seperti judulnya, lewat lagu Polydemic, duo musisi tersebut tampaknya ingin menyampaikan segala keresahan mereka terkait krisis dunia yang terjadi pada masa pandemi hingga saat ini, mulai dari persoalan kesehatan, krisis lingkungan, hingga krisis ekonomi. Mereka menyampaikannya secara emosional lewat irama musik electro-rock bertempo cepat.
Begitupun dalam lagu Masonethics. Lagu tersebut diracik dengan ragam elemen sound dan style bermusik. Ada pola ketukan ganjil (odd times signature), unsur permainan drum latin, dan sentuhan musik metal atau double bass drum. Semua elemen itu diramu menjadi kesatuan musik yang ciamik.
Polydemic merupakan album mini perdana dari Direct Action sejak terbentuk pada 2016 lalu. Sebelumnya, mereka telah merilis empat single yakni Blush Blush, The Chills, Seventh, dan lagu (i) yang berkolaborasi dengan penyanyi Brianna Simorangkir.
Direct Action digawangi oleh dua musisi yakni Tyo Nugros dan Joseph Saryuf. Tyo mengisi pada bagian drum sedangkan Joseph bertindak sebagai gitaris sekaligus peracik musik elektro. Sebelumnya, grup ini dibentuk pertama kali oleh Joseph Saryuf dan Sulung Kusuma pada 2008.
Saat itu, Direct Action kerap tampil memainkan versi remix berbagai lagu band yang berada di label milik Joseph Saryuf, Sinjitos Collective. Akhirnya, Tyo Nugros masuk ke dalam tubuh band ini pada 2016 seiring dengan Sulung yang memutuskan hengkang dari duo tersebut.
Lewat grup ini, Tyo dan Joseph mencoba menawarkan bentuk ekspresi bermusik yang baru di belantika musik Indonesia. Salah satunya adalah dengan lebih banyak menghadirkan musik-musik electro rock atau math rock.
Electro rock atau rok elektronik adalah genre musik yang melibatkan kombinasi musik rok dan elektronik. Gener ini mulai populer pada akhir 1960-an, ketika band-band rock mulai memasukkan instrumentasi elektronik ke dalam musik mereka.
Sementara bagi Tyo, Direct Action merupakan tempatnya untuk mengeksplorasi irama drum lebih jauh dan progresif lagi, suatu hal yang selama ini tidak bisa dia lakukan ketika bergabung dengan band-band lain. Bersama Joseph, Tyo mencoba menunjukkan kemampuannya dalam bermain drum sesuai dengan keinginan dan selera bermusiknya.
Setelah merilis debut mini album, Direct Nation dikabarkan akan menggelar mini showcase perdana mereka dalam waktu dekat.
Baca juga: Grup Orkestra TRUST Patahkan Stigma Musik Orkestra Berkesan Kuno dan Kolosal
Editor: Puput Ady Sukarno
ama tak bermusik, kini Tyo Nugros aktif dalam sebuah band bersama Joseph Saryuf yang diberi nama Direct Action. Duo electro-rock itu baru saja merilis album mini bertajuk Polydemic. Album tersebut berisikan dua lagu yakni Polydemic dan Masonethics yang masing-masing berdurasi enam menit lebih.
Baca juga: Mengenal Orkes Pensil Alis, Band dengan Lagu-lagu Segar dan Lirik Jenaka
Nama Polydemic sendiri terbentuk dari dua kata yakni poliritmik dan pandemic. Poliritmik adalah berbagai macam pola irama yang dimainkan secara bersamaan, sehingga memunculkan ritme yang berlapis dan kompleks, sedangkan pandemic menandai masa dibuatnya album ini yaitu pada masa pandemi.
Berbeda dari karya-karya musik sebelumnya, dalam album ini, Direct Action menampilkan dua lagu yang tidak diisi dengan vokal. Mereka hanya menghadirkan irama musik bertempo cepat yang merupakan perpaduan antara musik elektro dan permainan drum yang energik dari Tyo Nugros.
Dalam klip yang dirilis di YouTube, lagu Polydemic menghadirkan eksplorasi musik yang berbeda dari Direct Action. Lagu tersebut memang tidak menghadirkan vokal, namun visual yang dihadirkan cukup menjadi representasi dari lagu tersebut.
Seperti judulnya, lewat lagu Polydemic, duo musisi tersebut tampaknya ingin menyampaikan segala keresahan mereka terkait krisis dunia yang terjadi pada masa pandemi hingga saat ini, mulai dari persoalan kesehatan, krisis lingkungan, hingga krisis ekonomi. Mereka menyampaikannya secara emosional lewat irama musik electro-rock bertempo cepat.
Begitupun dalam lagu Masonethics. Lagu tersebut diracik dengan ragam elemen sound dan style bermusik. Ada pola ketukan ganjil (odd times signature), unsur permainan drum latin, dan sentuhan musik metal atau double bass drum. Semua elemen itu diramu menjadi kesatuan musik yang ciamik.
Polydemic merupakan album mini perdana dari Direct Action sejak terbentuk pada 2016 lalu. Sebelumnya, mereka telah merilis empat single yakni Blush Blush, The Chills, Seventh, dan lagu (i) yang berkolaborasi dengan penyanyi Brianna Simorangkir.
Direct Action digawangi oleh dua musisi yakni Tyo Nugros dan Joseph Saryuf. Tyo mengisi pada bagian drum sedangkan Joseph bertindak sebagai gitaris sekaligus peracik musik elektro. Sebelumnya, grup ini dibentuk pertama kali oleh Joseph Saryuf dan Sulung Kusuma pada 2008.
Saat itu, Direct Action kerap tampil memainkan versi remix berbagai lagu band yang berada di label milik Joseph Saryuf, Sinjitos Collective. Akhirnya, Tyo Nugros masuk ke dalam tubuh band ini pada 2016 seiring dengan Sulung yang memutuskan hengkang dari duo tersebut.
Lewat grup ini, Tyo dan Joseph mencoba menawarkan bentuk ekspresi bermusik yang baru di belantika musik Indonesia. Salah satunya adalah dengan lebih banyak menghadirkan musik-musik electro rock atau math rock.
Electro rock atau rok elektronik adalah genre musik yang melibatkan kombinasi musik rok dan elektronik. Gener ini mulai populer pada akhir 1960-an, ketika band-band rock mulai memasukkan instrumentasi elektronik ke dalam musik mereka.
Sementara bagi Tyo, Direct Action merupakan tempatnya untuk mengeksplorasi irama drum lebih jauh dan progresif lagi, suatu hal yang selama ini tidak bisa dia lakukan ketika bergabung dengan band-band lain. Bersama Joseph, Tyo mencoba menunjukkan kemampuannya dalam bermain drum sesuai dengan keinginan dan selera bermusiknya.
Setelah merilis debut mini album, Direct Nation dikabarkan akan menggelar mini showcase perdana mereka dalam waktu dekat.
Baca juga: Grup Orkestra TRUST Patahkan Stigma Musik Orkestra Berkesan Kuno dan Kolosal
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.