Pertimbangkan 6 Hal ini Sebelum Kalian Resign
23 August 2023 |
17:00 WIB
Resign. All of us know about this magic word. Sering kali menjadi guyonan saat menjelang lebaran (dengan alasan resign setelah mendapat THR) atau ketika overload pada akhir tahun. Meskipun beberapa orang mempertimbangkan resign dengan serius dan tidak jarang penuh dengan dilema.
Yang paling sering terjebak dengan dilema resign adalah fresh graduate. Biasanya as a fresh graduate, pemikiran pertama yang muncul adalah menerima pekerjaan jenis apa saja, nggak apa-apa jika gajinya kecil atau turnover perusahaannya tinggi. Yang penting pengalaman dulu. Tapi begitu kerja, kok gini amat, ya?
Baca juga: Jatuh Bangun Si Kutu Loncat Mengejar Karier yang Lebih Baik
Rekan kerja yang toxic, atasan yang susah dipahami, sampai harus menjadi Dr. Strange dadakan alias semua hal dikerjakan. Mau bertahan, capek hati dan capek fisik. Mau resign, kok ragu?
Sebenarnya resign memang hak karyawan dan alasan buat keluar berbeda antara satu dengan yang lain. Tapi ada baiknya untuk tidak buru-buru mengambil keputusan.
Jika tidak dipertimbangkan dengan matang, kita bisa terjebak ke situasi yang semakin ribet. Seperti tabungan yang semakin tipis, tapi pemasukan nol yang justru bikin keadaan finansial kita semakin ruwet.
Jadi, sebelum memutuskan untuk resign, yuk ceklis dari beberapa pertimbangan berikut!
Jika kalian fresh graduate dan ini adalah pekerjaan pertama, maka durasi lamanya bekerja menjadi salah satu bahan pertimbangan penting. Tunda resign jika baru bekerja satu atau tiga bulan. Alasannya karena pengalaman kerja belum cukup matang untuk di-offer ke tempat baru.
Selain itu, HRD perusahaan tujuan pasti akan bertanya-tanya, kok baru 3 bulan udah resign? Kenapa?
Coba bertahan saja dulu hingga 2 atau 2,5 tahun, sampai kalian memahami culture perusahaan. Selain untuk mematangkan kemampuan dan pengalaman, bisa jadi rasa tidak nyaman yang kalian rasakan saat ini karena memang masih shock culture pada dunia kerja yang sangat berbeda dengan masa kuliah.
Setelah 2 tahun jika kalian merasa tidak ada pertumbuhan sama sekali dalam karir, mungkin wacana resign bisa ditinjau ulang. Namun, jika kalian bukan fresh graduate dan telah memiliki keahlian yang bisa di-offer dengan lingkungan kerja dan kesempatan karir yang lebih baik, silahkan resign.
Jika belum, maka tidak ada salahnya untuk menunda rencana resign. This is a small fact. Tempat kerja yang enggak nyaman far better than tekanan tidak punya uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jika tidak punya sumber penghasilan baru, maka setelah resign kalian hanya akan merasa lega satu hingga dua bulan. Jika bulan ketiga belum menemukan pekerjaan baru, maka tekanan lain yang lebih berat akan datang.
Awal bekerja, ada soft skill dan hard skill yang meningkat, tapi setelah beberapa tahun, kenapa malah stuck, ya? Kenapa setelah kerja, kok nggak ada kesempatan untuk belajar? Padahal usia masih muda, masih mau explore kemampuan lain.
Jika kalian merasakan hal di atas, mungkin ini saatnya untuk resign. Terutama saat awal karir yang masih berharap kemampuan bisa menjadi advanced, tetapi ternyata gini-gini aja. Sudah mencoba bertahan beberapa tahun dan tetap tidak ada perkembangan. Udah, resign aja.
Tentu saja boleh. Hanya, pastikan tabungan cukup untuk menopang hidup selama bisnis belum settle. Jika tabungan ternyata belum cukup, tunda dulu resign-nya. Kalian bisa tetap bekerja sambil berbisnis hingga memiliki penghasilan yang cukup dari bisnis, maka silakan untuk resign.
Sudah 3 tahun kerja, masih tetap menjadi staf dan enggak ada perkembangan gaji? Coba dicek dulu, apakah pekerjaan kalian ada jenjang kariernya atau enggak. Jika ada jenjang kariernya, kalian bisa lho ngebicarain soal ini ke manajer. In case jawabannya tidak memuaskan, silakan untuk mengajukan resign. Atau jika memang pekerjaan tidak ada jenjang karirnya, maka kalian bisa resign atau juga bisa bertahan sambil belajar keahlian baru.
Jika keputusan untuk resign sudah bulat, maka pastikan bahwa pekerjaan baru menawarkan jenjang karier yang lebih baik. Jangan sampai hanya pindah tempat bekerja, sementara learn and grow-nya sama saja dengan kantor lain.
Jika pada pekerjaan lama kalian berada di anak tangga pertama, maka di perusahaan baru kalian harus berada di anak tangga yang lebih tinggi. Dengan begitu, kesempatan kalian untuk belajar dan berkembang menjadi lebih besar.
Sebelum resign ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu apa alasan kalian resign. Jika karena lingkungan kerja, gaji, atau pressure yang tinggi, maka jangan lupa untuk mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memberikan one month notice.
Itulah beberapa hal yang perlu kalian pertimbangkan jika ingin resign atau bertahan. Tapi jika alasannya lebih personal seperti melanjutkan pendidikan atau pindah, that's okay. Langsung resign aja.
Baca juga: 5 Persiapan Keuangan Sebelum Kalian Resign
Editor: Dika Irawan
Disclaimer: Seluruh konten dalam tulisan ini merupakan hasil karya artikel yang bersangkutan sebagai penulis independen. Hypeabis.id tidak bertanggung jawab jika di kemudian hari terdapat kekeliruan atau gugatan dari pihak lain.
Yang paling sering terjebak dengan dilema resign adalah fresh graduate. Biasanya as a fresh graduate, pemikiran pertama yang muncul adalah menerima pekerjaan jenis apa saja, nggak apa-apa jika gajinya kecil atau turnover perusahaannya tinggi. Yang penting pengalaman dulu. Tapi begitu kerja, kok gini amat, ya?
Baca juga: Jatuh Bangun Si Kutu Loncat Mengejar Karier yang Lebih Baik
Rekan kerja yang toxic, atasan yang susah dipahami, sampai harus menjadi Dr. Strange dadakan alias semua hal dikerjakan. Mau bertahan, capek hati dan capek fisik. Mau resign, kok ragu?
Sebenarnya resign memang hak karyawan dan alasan buat keluar berbeda antara satu dengan yang lain. Tapi ada baiknya untuk tidak buru-buru mengambil keputusan.
Jika tidak dipertimbangkan dengan matang, kita bisa terjebak ke situasi yang semakin ribet. Seperti tabungan yang semakin tipis, tapi pemasukan nol yang justru bikin keadaan finansial kita semakin ruwet.
Jadi, sebelum memutuskan untuk resign, yuk ceklis dari beberapa pertimbangan berikut!
1. Sudah Berapa Lama Kerja?
Jika kalian fresh graduate dan ini adalah pekerjaan pertama, maka durasi lamanya bekerja menjadi salah satu bahan pertimbangan penting. Tunda resign jika baru bekerja satu atau tiga bulan. Alasannya karena pengalaman kerja belum cukup matang untuk di-offer ke tempat baru.Selain itu, HRD perusahaan tujuan pasti akan bertanya-tanya, kok baru 3 bulan udah resign? Kenapa?
Coba bertahan saja dulu hingga 2 atau 2,5 tahun, sampai kalian memahami culture perusahaan. Selain untuk mematangkan kemampuan dan pengalaman, bisa jadi rasa tidak nyaman yang kalian rasakan saat ini karena memang masih shock culture pada dunia kerja yang sangat berbeda dengan masa kuliah.
Setelah 2 tahun jika kalian merasa tidak ada pertumbuhan sama sekali dalam karir, mungkin wacana resign bisa ditinjau ulang. Namun, jika kalian bukan fresh graduate dan telah memiliki keahlian yang bisa di-offer dengan lingkungan kerja dan kesempatan karir yang lebih baik, silahkan resign.
2. Apakah Sudah Memiliki Sumber Penghasilan yang Baru?
Jika belum, maka tidak ada salahnya untuk menunda rencana resign. This is a small fact. Tempat kerja yang enggak nyaman far better than tekanan tidak punya uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Jika tidak punya sumber penghasilan baru, maka setelah resign kalian hanya akan merasa lega satu hingga dua bulan. Jika bulan ketiga belum menemukan pekerjaan baru, maka tekanan lain yang lebih berat akan datang.
3. Apakah Keahlianmu Meningkat?
Awal bekerja, ada soft skill dan hard skill yang meningkat, tapi setelah beberapa tahun, kenapa malah stuck, ya? Kenapa setelah kerja, kok nggak ada kesempatan untuk belajar? Padahal usia masih muda, masih mau explore kemampuan lain.Jika kalian merasakan hal di atas, mungkin ini saatnya untuk resign. Terutama saat awal karir yang masih berharap kemampuan bisa menjadi advanced, tetapi ternyata gini-gini aja. Sudah mencoba bertahan beberapa tahun dan tetap tidak ada perkembangan. Udah, resign aja.
4. Boleh Resign untuk Berbisnis?
Tentu saja boleh. Hanya, pastikan tabungan cukup untuk menopang hidup selama bisnis belum settle. Jika tabungan ternyata belum cukup, tunda dulu resign-nya. Kalian bisa tetap bekerja sambil berbisnis hingga memiliki penghasilan yang cukup dari bisnis, maka silakan untuk resign.
5. Perhatikan Jenjang Karier
Sudah 3 tahun kerja, masih tetap menjadi staf dan enggak ada perkembangan gaji? Coba dicek dulu, apakah pekerjaan kalian ada jenjang kariernya atau enggak. Jika ada jenjang kariernya, kalian bisa lho ngebicarain soal ini ke manajer. In case jawabannya tidak memuaskan, silakan untuk mengajukan resign. Atau jika memang pekerjaan tidak ada jenjang karirnya, maka kalian bisa resign atau juga bisa bertahan sambil belajar keahlian baru.
6. Pastikan Mendapat Kesempatan yang Lebih Baik
Jika keputusan untuk resign sudah bulat, maka pastikan bahwa pekerjaan baru menawarkan jenjang karier yang lebih baik. Jangan sampai hanya pindah tempat bekerja, sementara learn and grow-nya sama saja dengan kantor lain.Jika pada pekerjaan lama kalian berada di anak tangga pertama, maka di perusahaan baru kalian harus berada di anak tangga yang lebih tinggi. Dengan begitu, kesempatan kalian untuk belajar dan berkembang menjadi lebih besar.
Sebelum resign ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu apa alasan kalian resign. Jika karena lingkungan kerja, gaji, atau pressure yang tinggi, maka jangan lupa untuk mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum memberikan one month notice.
Itulah beberapa hal yang perlu kalian pertimbangkan jika ingin resign atau bertahan. Tapi jika alasannya lebih personal seperti melanjutkan pendidikan atau pindah, that's okay. Langsung resign aja.
Baca juga: 5 Persiapan Keuangan Sebelum Kalian Resign
Editor: Dika Irawan
Disclaimer: Seluruh konten dalam tulisan ini merupakan hasil karya artikel yang bersangkutan sebagai penulis independen. Hypeabis.id tidak bertanggung jawab jika di kemudian hari terdapat kekeliruan atau gugatan dari pihak lain.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.