Ada banyak alasan menjalani lavender marriage (Sumber gambar/ilustrasi: Pexels/ Caio)

Mengenal Lavender Marriage, Pernikahan Tanpa Cinta yang Menyimpan Rahasia Besar

17 January 2025   |   21:07 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Istilah lavender marriage kembali menjadi sorotan belakangan ini, menyusul kabar tentang gugatan cerai yang diajukan seorang selebritas Indonesia terhadap suaminya. Terlepas dari kebenaran kabar tersebut, konsep lavender marriage sebenarnya bukanlah hal baru, karena fenomena ini sudah terjadi pada sejumlah pasangan di berbagai tempat.

Dilansir dari laman Marriage, lavender marriage adalah pernikahan yang didasari oleh rasa nyaman sekaligus kebutuhan untuk menjaga rahasia. Pernikahan ini biasanya dilakukan untuk menyembunyikan orientasi seksual salah satu atau kedua pihak, sebagai respons terhadap tekanan sosial atau stigma masyarakat.

Dengan demikian, lavender marriage atau pernikahan lavender merujuk pada ikatan antara pria dan wanita, di mana salah satu atau keduanya merupakan homoseksual atau biseksual.

Baca juga: Hypereport: Fakta-fakta Menarik tentang Jodoh & Pernikahan di Indonesia

Pernikahan yang terjadi antara dua individu bukan dengan rasa cinta seperti kebanyakan pasangan. Kata lavender dalam istilah ini untuk menggambarkan atau mencerminkan campuran warna-warna yang kerap menjadi simbol gender, melambangkan perpaduan penampilan.

Meskipun cenderung untuk menutupi orientasi seksual, pernikahan lavender terus ada dalam masyarakat karena berbagai alasan pribadi dan sosial, yang memberikan sorotan interaksi kompleks antara identitas pribadi dan persepsi publik.

Pernikahan lavender memang terjadi tanpa rasa cinta. Namun, bukan berarti tidak dapat bertahan lama. Ada beberapa alasan yang membuat pasnagna yang menjalani lavender marriage dapat bertahan cukup lama.

Contoh penyebab pertama adalah rasa saling pengertian dan kesepakatan. Pernikahan ini bermula dengan komunikasi yang jelas antara pasangan. Mereka setuju dan memiliki pemahaman yang menadalam tentang alasan pribadi di balik perkawinan yang terjadi.

Rasa saling memahami tersebut menjadi bagian penting karena merupakan dasar untuk semua hubungan. Dengan begitu, keduanya menjalani kemitraan unik sambil tetap menjaga persatuan dari dunia luar.

Penyebab lainnya adalah perlindungan sosial. Tidak jarang, seseorang dengan orientasi seksual berbeda mengalami diskrimasi dari lingkungan. Dengan begitu, lavender marriage memiliki fungsi sebagai perisai pelindung. Pernikahan tersebut memungkinkan seseorang melakukan penyesuaian diri dengan harapan masyarakat tanpa menarik perhatian yang tidak seharusnya.

Selain itu, pernikahan lavender menjaga citra publik yang dimiliki dan privasi mereka sekaligus menjaga kesehatan mental dan emosional mereka.

Meskipun tidak berdasarkan rasa cinta seperti banyak pasangan, pasangan yang memutuskan untuk menjalani lavender marriage juga dapat bertahan lama lantaran bisa meredakan tekanan terhadap keluarga. Tidak bisa dimungkiri, banyak orang menghadapi tekanan besar dari keluarga untuk menjalani kehidupan tradisional.

Pernikahan lavender dapat meredakan ekspektasi keluarga terhadap seseorang sehingga dapat mengurangi stres dan konflik dalam hubungan keluarga. Tidak hanya itu, kondisi ini juga memungkinkan mereka memenuhi tugas keluarga dan menjaga keharmonisan tanpa mengungkapkan orientasi seksual.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Prediksi Setlist Konser Cigarettes After Sex di Jakarta

BERIKUTNYA

Fokus ke Bisnis Musik, YG Entertainment Akhiri Operasional Manajemen Aktor

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: