Pameran Piknik 70-an Digelar di Galeri Nasional, Hadirkan Koleksi Karya Perupa Era 1970-an
09 August 2023 |
19:39 WIB
Galeri Nasional Indonesia kembali menggelar pameran kolektif bertajuk Piknik 70-an. Seperti judulnya, pameran kolektif ini menampilkan karya-karya perupa Indonesia yang aktif di era 1970-an. Karya-karya yang ditampilkan dipilih sepanjang era 1970-1979, periode yang dianggap penting karena banyaknya perubahan dan dialektika yang terjadi di dunia seni rupa Tanah Air kala itu..
Pameran Piknik 70-an menampilkan 65 karya koleksi Galeri Nasional Indonesia yang berasal dari 54 perupa. Nama-nama sejumlah seniman yang karyanya dipajang di pameran tersebut diantaranya Edi Sunaryo, Widayat, Abas Alibasyah, Zaini, Ahmad Sadali, Rita Widagdo, Siti Adiyati Subangun, A. D. Pirous, Ida Hadjar, Bagong Kussudiardja, Jim Supangkat, Bonyong Munny Ardhie, dan masih banyak lagi.
Jarot Mahendra selaku Plt Kepala Unit Galeri Nasional Indonesia mengatakan, Piknik 70-an menjadi agenda pertama yang menandai tata kelola baru Galeri Nasional yang kini berfungsi sebagai Museum Cagar dan Budaya Kemendikbud. Oleh karena itu, karya-karya yang ditampilkan merupakan koleksi tetap Galeri Nasional yang harapannya bisa menjadi sumber pengetahuan sejarah bagi masyarakat.
"Pameran ini juga mengganti kerinduan masyarakat untuk melihat koleksi karya tetap di Galeri Nasional. Harapannya, pameran ini bisa memberikan gambaran baru kepada audiens untuk seni rupa era 1970-an," katanya dalam acara pembukaan Pameran Piknik 70-an di Galeri Nasional, Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Beberapa karya yang ditampilkan di pameran Piknik 70-an yang digelar di Galeri Nasional hingga 23 Agustus 2023 (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Bukan tanpa sebab pameran ini dinamai Piknik 70-an. Kurator Alam Wisesha menjelaskan, pihaknya sengaja memilih Piknik 70-an sebagai tema dari pameran untuk menyoroti kegembiraan dan kesenangan ketika menelusuri lini masa seni rupa pada dekade 70-an.
Pameran ini mengajak audiens untuk menyelami dinamika seni rupa Indonesia yang terjadi pada era 1970-an sehingga menjadi sumber pengetahuan baru, alih-alih hanya membacanya melalui catatan sejarah atau buku. "Seolah sedang dalam perjalanan piknik, pameran ini menjadi upaya untuk berekreasi, menyegarkan ingatan, pikiran, dan bergembira tanpa beban," katanya.
Lima Gaya Karya
Presentasi pameran Piknik 70-an dibagi ke dalam lima kategori berdasarkan kecenderungan karya-karya dan peristiwa yang terjadi pada dekade tersebut. Kelimanya yakni Yang Liris dan Dekoratif, Bentuk - Bentuk Signifikan, Imaji Kenusantaraan, Eksplorasi Materialitas, dan Pencarian Bentuk-Bentuk Baru.
Beberapa karya yang ditampilkan di pameran Piknik 70-an yang digelar di Galeri Nasional hingga 23 Agustus 2023 (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Kurator Bayu Genia Krishbie mejelaskan kategori kuratorial Yang Liris dan Dekoratif menampilkan karya-karya yang berasal dari pencarian kreatif di era awal Orde Baru. Karya yang muncul pada bagian ini menitikberatkan pada perasaan dan emosi dalam memandang dunia, atau dikenal dengan istilah liris.
Sedangkan dekoratif, merujuk pada karya seni rupa dengan penggambaran ornamen atau ragam hias yang banyak ditemukan pada dekade 70-an. Pada kategori Imaji Kenusantaraan, menampilkan bagaimana persoalan identitas nasional menjadi subjek perupa dalam karya-karyanya. Beberapa perupa cenderung mengeksplorasi ragam hias tradisional dan etnis.
Sementara pada kategori Eksplorasi Materialitas ditampilkan kecenderungan perupa yang banyak mengeksplorasi material lokal serta teknik berkarya yang menonjolkan ‘ketukangan’. Beberapa perupa pun mulai menemukan ekspresi dan teknik personalnya yang membuat karya-karya mereka dikenal hingga saat ini.
Adapun, pada kategori Pencarian Bentuk-Bentuk Baru menyoroti penyelenggaraan Pameran Seni Rupa Baru Indonesia 75 di Taman Ismail Marzuki (TIM). Pada pameran ini, muncul karya-karya yang pada masa itu dianggap radikal dan kontroversial.
Sedangkan dekoratif, merujuk pada karya seni rupa dengan penggambaran ornamen atau ragam hias yang banyak ditemukan pada dekade 70-an. Pada kategori Imaji Kenusantaraan, menampilkan bagaimana persoalan identitas nasional menjadi subjek perupa dalam karya-karyanya. Beberapa perupa cenderung mengeksplorasi ragam hias tradisional dan etnis.
Sementara pada kategori Eksplorasi Materialitas ditampilkan kecenderungan perupa yang banyak mengeksplorasi material lokal serta teknik berkarya yang menonjolkan ‘ketukangan’. Beberapa perupa pun mulai menemukan ekspresi dan teknik personalnya yang membuat karya-karya mereka dikenal hingga saat ini.
Adapun, pada kategori Pencarian Bentuk-Bentuk Baru menyoroti penyelenggaraan Pameran Seni Rupa Baru Indonesia 75 di Taman Ismail Marzuki (TIM). Pada pameran ini, muncul karya-karya yang pada masa itu dianggap radikal dan kontroversial.
"Pameran ini menjadi upaya kritik terhadap kondisi seni rupa Indonesia yang dianggap terlalu tradisional, sekaligus untuk memprovokasi semangat bermain-main yang liar dan jenaka," kata Bayu.
Selain menampilkan karya-karya perupa, pameran Piknik 70-an juga menghadirkan linimasa perkembangan seni rupa sepanjang dekade tersebut yang terwujud berkat kerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Linimasa ini tidak hanya menampilkan perkembangan seni rupa, tapi juga memasukkan konteks kondisi sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia dan dunia ketika itu, sehingga publik bisa mendapatkan gambaran dan pemahaman yang lebih jelas terhadap kondisi di dekade tersebut.
Adapun, pameran Piknik 70-an dapat dinikmati publik mulai dari 10-31 Agustus 2023 di Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Selain pameran, ada beberapa agenda publik lain yang bisa diikuti seperti Workshop Rubber Cut Stamping Retro pada 10 Agustus 2023 di Gedung D, Tur Galeri pada 11 dan 23 Agustus 2023 di Gedung A, dan Diskusi Publik pada 26 Agustus 2023 di Plaza Gedung A.
Baca Juga : Heboh Van Gogh Alive The Experience di Jakarta, Begini Sejarah Pameran Imersif di Kancah Seni Rupa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Puput Ady Sukarno
Baca Juga : Heboh Van Gogh Alive The Experience di Jakarta, Begini Sejarah Pameran Imersif di Kancah Seni Rupa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.