20 Lagu K-Pop Terbaik yang Mendunia Menurut Rollingstone

8. Red Flavor dari Red Velvet (2017)

Lagu terbaik lainnya dalam daftar Rollingstones adalah Red Flavor dari Red Velvet. Lagu ini disusun oleh duo penulis dari Swedia, yakni Caesar dan Loui.

Red Flavor merupakan lagu riang yang menampilkan lirik – lirik cerah dan jembatan sinkopasi yang dibawa oleh melodi tropis, woodblock beats, wind chimes, dan whompin’ synths. Lagu ini membuat pendengarnya merasa senang, petualangan, dan romansa musim panas.
 

9. Sorry, Sorry dari Super Junior (2009)

Lagu berjudul Sorry, Sorry adalah earworm klasik dari Super Junior. Karya ini memiliki ketukan techno yang berdenyut mendorong nada. Namun, daya tariknya terletak pada kesederhanaan yang menggoda.

Hook manis dalam lagu ini datang dari kata-kata “Sorry” dan “Shawty” yang diulang pada set empat. meskipun begitu, riffing yang rapi dari Sungmin dan Ryewook selama bridge menjadi sorotan bagi para penggemar.

10. Wa dari Lee Jung Hyun (1999)

Lee Jung Hyun memperkenalkan techno ke industri musik Korea Selatan pada akhir 1990an dengan single Wa. Lagu ini memiliki ketukan eurodance yang memenuhi instrumental tradisional Korea. Lagu Wa disebut oleh Rollingstone akan selalu menjadi momen katarsis yang sangat dibutuhkan untuk “memukul” dunia.

11. Tell Me dari Wonder Girls (2007)

Lagu ini disebut menjadi salah satu karya hook modern pertama K-Pop dan juga yang menjadi pertama pemicu banyak orang gemar menari lantaran koreografi yang mudah dipelajari. Dengan irama kitschy, retro-futuristik, maka Wonder Girls menjadi bersinar karena kesegaran yang dibawakannya.

Mereka menjadi artis K-pop pertama yang masuk ke Billboard Hot 100 dengan versi bahasa Inggris dari single Motown 2007 mereka, yakni Nobody.
 

12. I Know dari Seo Taiji and Boys (1992)

I Know dianggap sebagai lagu K-Pop modern pertama yang dikenal ketika ditayangkan secara langsung di sebuah kontes televisi dalam jaringan MBC. Mendapatkan pertentangan dari juri, kritikus, dan musisi tua, penampilan mereka digemari oleh banyak orang di seluruh negeri.

Dengan campuran lagu new jack swing, rock, hip-hop, dan rap, maka I Know menyentak membangunkan penonton yang terbiasa dengan musik trot dan pop tradisional, sehingga mengubah industri musik korea.

13. I Am the Best dari 2NEI (2011)

Lagu ini disebut menetapakn standar baru industri musik Korea Selatan lantaran keluar dari citra feminin, imut, dan polos yang pada saat itu menjadi ciri khas girl group K-Pop. Dengan ketukan elektro yang langsung dapat dikenali, lagu ini dimulai dengan seruan leader CL yang sekarang menjadi ikon, yakni Naega jeli jal naga atau I Am the Best.

Lagu ini juga dianggap mengambil nada lebih tinggi satu tingkat jika dibandingkan dengan karya yang pernah dikeluarkan, seperti Fire dan Can’t Nobody.

14. Haru-Haru dari Bigbang (2008)

Lagu Haru-Haru merupakan hasil formula dari identitas musik BIGBANG yang membalik deep house Jepang menjadi drama R&B yang disempurnakan dalam dance piano sedih.

Saat vokal Daesung di bagian chorus melambung, mereka seolah-olah sedang memecahkan bendungan emosional. BIGBANG memberikan gambaran tentang kesedihan dalam lagu Korea yang jelas dalam Haru-Haru. Mereka bernyanyi dan rap seolah-olah hampir menangis.

15. DDU-DU DDU-DU dari Blackpink (2018)

Lagu ini merupakan bentuk eksekusi sempurna yang menampilkan karisma para penyanyinya secara penuh. DDU-DU DDU-DU bisa booming dengan energi girl crush yang percaya diri.

Lagu ini juga mampu memamerkan setiap anggotanya, yakni rap Jenie, timbre vokal Rose, Lisa yang tampil dengan kedipan mata dan menyeringai, serta Jisoo yang menyeimbangkan semuanya.

16. Short Hair dari Cho Yong PIl (1980)

Lagu ini disebut merupakan kekuatan revolusioner dalam industri musik pop Korea Selatan lantaran menawarkan pendengar “lari” dari melankolis pentatonik trot. Dalam karya ini, falsetto aneh sang penyanyi tersaji dengan synth analog dunia lain dan akord major ketujuh.  

Dirilis selama musim semi revolusioner pada 1980, drama Jang Hoon A Taxi Driver (2017) menggunakan lagu Short Hair dalam pengantarnya.

17. Spring Day dari BTS (2017)

Lagu Spring Day disebut merupakan contoh brilian dari kemampuan unik BTS dalam meringkas emosi kompleks menjadi lagu pop universal. Karya ini bercerita tentang persahabatan, kesedihan, dan penyesalan.

Spring Day merupakan karya yang kuat dari kesedihan yang mendalam dan menjadi lagu yang paling dicintai. Secara luas, lagu ini dipahami sebagai penghormatan kepada penumpang remaja yang tenggelam dalam bencana Sewol Ferry pada 2014.

18. Good Day dari IU

Good Day adalah sebuah lagu melenting dan manis yang mendapatkan dukungan instrumen orkestra dan synth. Kemudian, para pendengar akan mendapatkan lagu ini dibuat secara pop funk yang jelas. Vokal berlapis dalam lagu ini juga menekankan sensibilitas IU yang cerah, berani, dan manis.

Lagu ini juga menggambarkan lompatan tiga nada IU yang disebut spektakuler sehingga secara cepat membuatnya masuk dalam jajaran penyanyi legendaris Korea Selatan.

19. Candy dari H.O.T (1996)

Lagu Candy memadukan etos hip-hop dengan sensibilitas pop yang menetapkan standar untuk earworm musim panas yang manis setiap boy band K-pop yang akan datang. H.O.T dianggap sebagai salah satu grup idola pertama dan berkontribusi membangun popularitas boy band.

Mereka menampilkan beberapa suara paling terkenal pada tahun awal K-Pop. Candy menyajikan lagu yang gembira bagi para penggemarnya.

20. Gee dari Girls Generation (2009)

Lagu yang menempati posisi pertama terbaik adalah Gee dari Girls Generation pada 2009 silam. Karya ini disebut sebagai bukti cinta dapat diterjemahkan melalui musik pop. Gee memperkuat penggunakan aegyo sebagai estetika maksimal.

Gee disebut memiliki kekuatan yang lebih besar dalam mengisyaratkan kedekatan sederhana yang ditunjukan oleh lagu-lagu yang pernah dibawakan girl group lain, terutama synth yang dibangun terus-menerus yang mampu menangkap energi para pendengarnya.
 

Baca juga: 13 Artis K-Pop yang Masuk Daftar 100 Lagu Terbaik 2022 Versi Rolling Stone, Ada Newjeans hingga PSY

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla