3 Kiat untuk Menciptakan Rumah yang Nyaman & Mengundang Ketenangan
21 July 2023 |
11:29 WIB
1
Like
Like
Like
Rumah yang nyaman dapat memberi energi positif dan mempengaruhi kualitas hidup penghuninya. Kesehatan mental bisa sejahtera dengan tidak melulu dikaitkan dengan hunian ukuran besar dan luas. Kenyamanan bisa diciptakan melalui pengaturan warna, ruang, pencahayaan, dan udara.
Menurut Rachelle Scott, direktur medis psikiatri di Eden Health menyebut lingkungan rumah yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental dengan mengubah struktur dan fungsi otak.
Merujuk hasil penelitain, dia mencatat bahwa anak-anak yang dibesarkan di lingkungan rumah yang buruk, cenderung menghambat perkembangan otak, meningkatkan risiko masalah memori, kesulitan belajar, dan masalah perilaku.
Baca juga: 6 Tip Rumah Wangi & Segar Sepanjang Hari Tanpa Semprot-semprot Pengharum Ruangan
Kondisi rumah yang tidak baik juga mempengaruhi tingkat stres. Mengutip Verywell Mind, Scott menyebut salah satu yang bisa mempengaruhi kesehatan mental yakni suhu dan polusi di tempat tinggal.
Suhu yang ekstrem dapat membuat seseorang depresi dan stres. Sementara polusi dapat meningkatkan risiko kecemasan. Adanya polutan juga meningkatkan kekambuhan asma yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan mental.
Nah, buat menjaga kesehatan mental, berikut beberapa tips untuk menciptakan tempat tinggal yang nyaman.
Snow juga menambahkan, warna-warna dan objek yang memiliki arti tertentu juga dapat meningkatkan mood. Jika ingin merasakan suasana optimis dan berenergi, warna merah bisa menjadi pilihan. Untuk menciptakan kesan hangat kamu bisa memilih warna kuning atau oranye.
Adapun warna hijau, biru, dan ungu dapat memancarkan ketenangan dan kedamaian. Buat kamu yang ingin ekstra fokus nuansa netral seperti putih, abu-abu, dan biru pucat wajib dipilih untuk diterapkan di ruang rumah.
Nah, pencahayaan yang kuat dan suara keras dapat menyebabkan kecemasan atau agitasi, sementara ruang gelap dan dingin dapat menyebabkan perasaan tidak termotivasi, terutama jika suhu di ruangan cenderung dingin.
Situs Scientific American juga membahas efek bebauan terhadap suasana hati seseorang. Sebuah studi menunjukkan orang yang bekerja di ruangan dengan pengharum ruangan terbukti memiliki keyakinan diri dan tujuan lebih tinggi serta dapat bekerja lebih strategis.
Sebaliknya, kehadiran bau busuk dapat membuat orang mudah frustasi. Oleh karena itu, ada baiknya untuk menjaga rumah bebas dari bau yang tidak sedap, jaga kebersihan. Kamu juga bisa menggunakan air purifier untuk memfilter bau hingga efektif menangkal virus dan bakteri dalam ruangan.
Scott menuturkan lingkungan rumah merupakan kombinasi antara orang-orang di sekitar dan faktor fisik di mana kita tinggal, termasuk di antaranya tingkat polusi dan keberadaan zat berbahaya dalam rumah (toksin). Berdasarkan studi yang dilakukan Scott, peningkatan depresi terjadi di daerah-daerah berpolusi.
Paparan polusi dalam waktu lama juga dapat memperbesar resiko gangguan kecemasan. Jadi, sebaiknya kalian melakukan filterisasi di dalam rumah dengan menggunakan pemurnian air maupun udara.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Menurut Rachelle Scott, direktur medis psikiatri di Eden Health menyebut lingkungan rumah yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental dengan mengubah struktur dan fungsi otak.
Merujuk hasil penelitain, dia mencatat bahwa anak-anak yang dibesarkan di lingkungan rumah yang buruk, cenderung menghambat perkembangan otak, meningkatkan risiko masalah memori, kesulitan belajar, dan masalah perilaku.
Baca juga: 6 Tip Rumah Wangi & Segar Sepanjang Hari Tanpa Semprot-semprot Pengharum Ruangan
Kondisi rumah yang tidak baik juga mempengaruhi tingkat stres. Mengutip Verywell Mind, Scott menyebut salah satu yang bisa mempengaruhi kesehatan mental yakni suhu dan polusi di tempat tinggal.
Suhu yang ekstrem dapat membuat seseorang depresi dan stres. Sementara polusi dapat meningkatkan risiko kecemasan. Adanya polutan juga meningkatkan kekambuhan asma yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan mental.
Nah, buat menjaga kesehatan mental, berikut beberapa tips untuk menciptakan tempat tinggal yang nyaman.
1. Rapihkan dan Ciptakan Mood dengan Warna
Psychotherapist Linda Snow menjelaskan bahwa ruangan yang tertata rapi dapat memberikan rasa tenang. Sebaliknya, perasaan cemas dan kewalahan dapat muncul ketika banyak barang menumpuk dan bertebaran tidak di tempatnya.Snow juga menambahkan, warna-warna dan objek yang memiliki arti tertentu juga dapat meningkatkan mood. Jika ingin merasakan suasana optimis dan berenergi, warna merah bisa menjadi pilihan. Untuk menciptakan kesan hangat kamu bisa memilih warna kuning atau oranye.
Adapun warna hijau, biru, dan ungu dapat memancarkan ketenangan dan kedamaian. Buat kamu yang ingin ekstra fokus nuansa netral seperti putih, abu-abu, dan biru pucat wajib dipilih untuk diterapkan di ruang rumah.
2. Bangkitkan Indera
Segala hal yang berhubungan dengan indera penting diperhatikan. Linda Snow menyampaikan pencahayaan, suhu, suara, bau dari lingkungan sangat penting untuk menentukan seberapa nyaman, santai, dan amannya perasaan.Nah, pencahayaan yang kuat dan suara keras dapat menyebabkan kecemasan atau agitasi, sementara ruang gelap dan dingin dapat menyebabkan perasaan tidak termotivasi, terutama jika suhu di ruangan cenderung dingin.
Situs Scientific American juga membahas efek bebauan terhadap suasana hati seseorang. Sebuah studi menunjukkan orang yang bekerja di ruangan dengan pengharum ruangan terbukti memiliki keyakinan diri dan tujuan lebih tinggi serta dapat bekerja lebih strategis.
Sebaliknya, kehadiran bau busuk dapat membuat orang mudah frustasi. Oleh karena itu, ada baiknya untuk menjaga rumah bebas dari bau yang tidak sedap, jaga kebersihan. Kamu juga bisa menggunakan air purifier untuk memfilter bau hingga efektif menangkal virus dan bakteri dalam ruangan.
3. Bebas Polusi dan Toksin
Kalian perlu tahu bahwa toksin juga bisa berasal dari barang-barang di ruangan, material bangunan, hewan peliharaan, dan bahan pembersih. Air tanah dan air perpipaan pun tidak lepas dari resiko polusi dari limbah rumah tangga dan limbah industri sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung.Scott menuturkan lingkungan rumah merupakan kombinasi antara orang-orang di sekitar dan faktor fisik di mana kita tinggal, termasuk di antaranya tingkat polusi dan keberadaan zat berbahaya dalam rumah (toksin). Berdasarkan studi yang dilakukan Scott, peningkatan depresi terjadi di daerah-daerah berpolusi.
Paparan polusi dalam waktu lama juga dapat memperbesar resiko gangguan kecemasan. Jadi, sebaiknya kalian melakukan filterisasi di dalam rumah dengan menggunakan pemurnian air maupun udara.
Baca juga: Cara Mengatur Pencahayaan Rumah dengan Lampu LED, Bikin Nyaman & Terkesan Luas
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.