Tren Korean Beauty Meningkat, Kecantikan Natural Makin Diminati Khalayak

Tren kecantikan di dunia terus berubah seiring zaman. Terbaru, imbas adanya gelombang Korean wave, masyarakat Asia, khususnya Indonesia pun mulai melirik tren Korean beauty yang fokus pada kecantikan natural serta membuat penampilan jauh lebih muda.

Selain itu, fenomena zoom dysmorphia yang muncul akibat pandemi juga turut mendorong tren tersebut. Sebab, masyarakat menginginkan tampilan wajah lebih baik serta sehat saat terlihat di layar gawai, termasuk ketika beraktivitas di sosial media.

Andy Wijaya, Co-Founder D’Xpert Clinic (DXP) mengatakan bahwa selama hampir satu dekade  meniti karir sebagai dokter estetika medis, tren kecantikan memang selalu mengalami perubahan. hal ini salah satunya dipengaruhi perkembangan teknologi dan media hiburan, termasuk film.

"Tren kecantikan dari sisi medis memang terus berkembang, hal ini pun diikuti dengan  inovasi dari sisi medis. Fenomena kecantikan dan permintaan pasien yang bervariasi juga semakin membuat masyarakat tampil lebih estetis," paparnya Kamis, (20/7/23).

Menurutnya, peluang inilah yang kemudian dilihat oleh para pakar estetika medis, dengan membuka gerai kecantikan di berbagai kota besar Indonesia. Tak mau ketinggalan, Chief Formulator itu pun turut ambil bagian dengan membuka gerai pertamanya di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Berbeda dengan klinik lain, DXP lebih mengusung konsep medical spa clinic serta menggabungkan praktik medis kecantikan termasuk  reflexology dan gua sha massage. Hal inilah yang menurutnya bakal memberi pengalaman lebih bagi para pasien premium klinik kecantikan di Indonesia. 

"Inilah mengapa kami menghadirkan DXP sebagai medical spa clinic pertama di Indonesia. Hal ini agar kami bisa memenuhi kebutuhan pasien di Indonesia yang terus berkembang dan makin majemuk dalam memandang tren kecantikan," imbuhnya.

 
Terus  Meningkat

Berbicara mengenai tren kecantikan di Indonesia, dr. Andy juga memprediksi bahwa prosedur estetika medis yang tengah booming yaitu, face contouring bakal makin moncer. Hal ini karena makin banyaknya masyarakat yang ingin tampil lebih glowing dan cerah.

Adapun, hal itu senada dengan hasil riset Aesthetic Medicine Global Market Report 2023, di mana tren industri kecantikan medis global, termasuk Indonesia diprediksi akan mengalami kenaikan sebesar 10,3 persen tahun ini menjadi US$62,8 miliar. 

Tak hanya itu, tren tersebut juga akan diikuti dengan kenaikan sebesar 9,8 persen pada industri aesthetic medicine atau obat-obatan seperti filler, botox, dan tarik atau tanam benang (thread lifting) yang digunakan dalam prosedur estetika medis dunia.

"Face contouring akan terus menempati posisi teratas hingga 3 tahun ke depan. Hal ini juga terlihat dari tren pada tindakan untuk perawatan rambut dan kulit kepala terutama setelah pandemi Covid-19 yang banyak mengakibatkan kerontokan," jelasnya.

Baca juga: Animo Belanja Online Produk Perawatan dan Kecantikan Makin Tinggi

Dia juga mengungkap, kecantikan estetika medis wajah yang paling sering mendapatkan permintaan untuk diperbaiki adalah wilayah hidung dagu, dan rahang. Selain itu, perawatan pengencangan dan pencegahan kerutan wajah seperti botox juga banyak diminati pasien lebih muda di bawah 30 tahun.

“Peran dokter sangatlah penting, saat ini memang tersedia banyak sekali pilihan mesin, obat-obatan kecantikan, dan treatment di dunia. Namun, ancaman mesin dan obat-obatan palsu pun mengintai, oleh karena itu pasien juga harus cermat," tegasnya.

Editor: M R Purboyo