Lantaran Faktor Ini, Indonesia Dianggap Bisa Jadi Kiblat Baru Kecantikan Dunia
16 September 2022 |
18:45 WIB
Perkumpulan Ahli Tata Rias Semipermanen Indonesia (Pertaspi) menilai bahwa Indonesia bisa jadi kiblat baru kecantikan dunia. Pertaspi percaya negara ini bisa menyusul Thailand, Korea Selatan, Turki, untuk menjadi pusat destinasi perawatan kecantikan.
Ketua Umum Pertaspi Anggie Rassly mengatakan bahwa potensi tersebut sangat terbuka lebar. Sebab, tingkat artistik orang Indonesia sangat tinggi, baik dari sisi seni atau tampilan. Menurutnya, rasa seni yang tinggi ini akan jadi kekayaan dan keunggulan dibanding negara lain.
Baca juga: Mengenal Tata Rias Semipermanen, Tren Kecantikan yang Mulai Banyak Disukai
Anggie mencontohkan rasa seni orang Indonesia yang tinggi bisa terlihat dari gaya pakaiannya. Di Indonesia, orang biasa dan aktris cenderung memiliki gaya pakaian yang senada. Saat berada di mal atau lokasi lain, sulit membedakan mana yang aktris dan mana yang orang biasa.
Jika dibandingkan dengan kondisi luar negeri, antara aktris dan orang biasa gaya pakaiannya sudah terlihat berbeda sekali. “Kalau bicara Korea Selatan [sebagai pusat kecantikan], menurut saya jauh lebih unggul artistik orang Indonesia. Alasannya, kebudayaan kita sangat kaya sekali,” ujar Anggie dalam konferensi pers Pertaspi, Kamis (15/9/2022).
Anggie menganggap Korea Selatan yang kini dikenal salah satu negara pusat kecantikan hanya bagian dari industri, bukan kebudayaan. Anggie berpendapat Korea Selatan hanya meng-create. Artinya, satu negara berbondong-bondong untuk menciptakan industri tersebut.
Di Indonesia, banyak orang yang berseni dan dalam lingkup yang lebih luas telah menimbulkan kebudayaan yang khas. Setiap daerah bahkan punya ciri khas budaya yang berbeda dan unik.
“Cuma sayangnya Indonesia belum bisa memaksimalkan potensi budaya tersebut. Saya membayangkan kalau sudah ada banyak wadah untuk mengembangkan ini, kita bisa bersaing secara internasional,” imbuhnya.
Anggie menyebut belakangan dirinya banyak mendapatkan klien untuk tata rias semipermanen dari mancanegara. Menurut dia, secara pengerjaan dan nilai seni, Indonesia tidak kalah dari negara lain. Namun, bedanya mereka didukung oleh sistem yang baik.
Senada dengan Anggie, Dewan Kode Etik Pertaspi I Putu Suprapta mengatakan bahwa Industri tata rias semipermanen nasional memang harus go international. Dalam posisi ini, Pertaspi harus mengambil peran lebih demi tujuan tersebut.
Putu berharap ke depan makin banyak turis-turis asing yang datang ke Indonesia untuk tujuan perawatan kecantikan. Dalam era globalisasi, hal itu jadi sesuatu yang sangat wajar. Bukan hanya soal pengunjung, dari sisi penata rias pun bisa berjejaring secara global dan saling berbagi ilmu.
Tata rias semipermanen bisa cepat beradaptasi dengan tren. Sebab, tata rias ini memang hanya bertahan sementara. Umumnya, tata rias semipermanen yang telah diterapkan ke kulit bisa bertahan 1-3 tahun saja.
Setelah itu, seseorang bisa melakukan tata rias semipermanen lagi dengan gaya yang sama atau berubah mengikuti tren yang ada.
Di sisi lain, Anggie menyarankan masyarakat yang ingin mencoba tata rias semipermanen untuk melakukan riset yang baik tentang tempat tata riasnya. Sebisa mungkin mereka juga harus sudah melihat hasil langsung dari tata rias semipermanen yang akan dipilih.
Meski kini banyak yang mempromosikan tempat tata rias semipermanen di Instagram, kamu harus tetap waspada. Jangan mudah percaya dengan foto before-after yang dibagikan tanpa melihat hasil langsung.
Editor: Dika Irawan
Ketua Umum Pertaspi Anggie Rassly mengatakan bahwa potensi tersebut sangat terbuka lebar. Sebab, tingkat artistik orang Indonesia sangat tinggi, baik dari sisi seni atau tampilan. Menurutnya, rasa seni yang tinggi ini akan jadi kekayaan dan keunggulan dibanding negara lain.
Baca juga: Mengenal Tata Rias Semipermanen, Tren Kecantikan yang Mulai Banyak Disukai
Anggie mencontohkan rasa seni orang Indonesia yang tinggi bisa terlihat dari gaya pakaiannya. Di Indonesia, orang biasa dan aktris cenderung memiliki gaya pakaian yang senada. Saat berada di mal atau lokasi lain, sulit membedakan mana yang aktris dan mana yang orang biasa.
Jika dibandingkan dengan kondisi luar negeri, antara aktris dan orang biasa gaya pakaiannya sudah terlihat berbeda sekali. “Kalau bicara Korea Selatan [sebagai pusat kecantikan], menurut saya jauh lebih unggul artistik orang Indonesia. Alasannya, kebudayaan kita sangat kaya sekali,” ujar Anggie dalam konferensi pers Pertaspi, Kamis (15/9/2022).
Anggie menganggap Korea Selatan yang kini dikenal salah satu negara pusat kecantikan hanya bagian dari industri, bukan kebudayaan. Anggie berpendapat Korea Selatan hanya meng-create. Artinya, satu negara berbondong-bondong untuk menciptakan industri tersebut.
Di Indonesia, banyak orang yang berseni dan dalam lingkup yang lebih luas telah menimbulkan kebudayaan yang khas. Setiap daerah bahkan punya ciri khas budaya yang berbeda dan unik.
“Cuma sayangnya Indonesia belum bisa memaksimalkan potensi budaya tersebut. Saya membayangkan kalau sudah ada banyak wadah untuk mengembangkan ini, kita bisa bersaing secara internasional,” imbuhnya.
Anggie menyebut belakangan dirinya banyak mendapatkan klien untuk tata rias semipermanen dari mancanegara. Menurut dia, secara pengerjaan dan nilai seni, Indonesia tidak kalah dari negara lain. Namun, bedanya mereka didukung oleh sistem yang baik.
Senada dengan Anggie, Dewan Kode Etik Pertaspi I Putu Suprapta mengatakan bahwa Industri tata rias semipermanen nasional memang harus go international. Dalam posisi ini, Pertaspi harus mengambil peran lebih demi tujuan tersebut.
Putu berharap ke depan makin banyak turis-turis asing yang datang ke Indonesia untuk tujuan perawatan kecantikan. Dalam era globalisasi, hal itu jadi sesuatu yang sangat wajar. Bukan hanya soal pengunjung, dari sisi penata rias pun bisa berjejaring secara global dan saling berbagi ilmu.
Keunggulan Tata Rias Semipermanen
Anggie mengungkapkan dengan SOP yang benar, seharusnya tata rias semipermanen sangat aman. Tata rias semipermanen juga bisa jadi solusi atas seringnya perubahan tren kecantikan di dunia.Tata rias semipermanen bisa cepat beradaptasi dengan tren. Sebab, tata rias ini memang hanya bertahan sementara. Umumnya, tata rias semipermanen yang telah diterapkan ke kulit bisa bertahan 1-3 tahun saja.
Setelah itu, seseorang bisa melakukan tata rias semipermanen lagi dengan gaya yang sama atau berubah mengikuti tren yang ada.
Di sisi lain, Anggie menyarankan masyarakat yang ingin mencoba tata rias semipermanen untuk melakukan riset yang baik tentang tempat tata riasnya. Sebisa mungkin mereka juga harus sudah melihat hasil langsung dari tata rias semipermanen yang akan dipilih.
Meski kini banyak yang mempromosikan tempat tata rias semipermanen di Instagram, kamu harus tetap waspada. Jangan mudah percaya dengan foto before-after yang dibagikan tanpa melihat hasil langsung.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.