Makan penting bagi anak (Sumber gambar ilustrasi: pexels/ Naomi Shi)

Kenali Berbagai Penyebab Anak Susah Makan, Bisa Jadi karena Sering Diancam

18 July 2023   |   18:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Kesulitan makan terhadap anak adalah salah satu masalah yang kerap dihadapi orang tua dan kerap membuat stres. Bukan tanpa sebab, anak yang sulit makan dapat membuat pertumbuhan dan perkembangannya terganggu lantaran kebutuhan akan gizinya tidak dapat terpenuhi. 

Junita, Business Unit Head Morinaga GUM, KALBE Nutritionals, mengatakan bahwa  masalah makan terhadap anak bisa menjadi indikasi gejala masalah kesehatan lain yang lebih besar, atau bahkan masalah psikologis. Dengan begitu, maka orang tua harus mengupayakan mencapai dan mempertahankan berat badan sehat, dan memulai pola makan sehat sebagai langkah utama jika anak susah makan.

Baca juga: Penyebab Anak Susah Makan dan Sering GTM, Begini Kiat-kiat Mengatasinya

Menurutnya, kesulitan makan adalah istilah umum yang mencakup semua masalah makan, terlepas dari etiologi (penyebab atau sumber suatu penyakit atau kelainan), tingkat keparahan, atau konsekuensinya. "Ini mencakup semua masalah yang mempengaruhi proses pemberian makanan kepada anak," katanya di Jakarta, Selasa (18/7/2023). 

Dia menuturkan bahwa kesulitan makan biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama seperti yang disarankan oleh Kerzner. Pertama, nafsu makan terbatas. Kedua, asupan selektif. Ketiga, anak takut makan. 
Semua kategori tersebut memiliki subtipe. Salah satunya berupa masalah makan yang salah persepsi dan kesulitan makan organik juga non organik.

Pada kesempatan yang sama, dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals, Mengatakan bahwa masalah makan sendiri memiliki bentuk, jenis, dan gejala yang bermacam-macam. ”Misalnya ada anak seperti anak tidak/kurang nafsu makan, anak yang pilih-pilih jenis makan, dan anak yang maunya jenis makanan tertentu [picky eaters]," ujarnya. 
 

Sementara itu, anak yang enggan makan sama sekali, hanya makan sedikit makanan, atau anak yang tidak bisa menelan makanan biasanya memiliki berbagai penyebab. Di antara berbagai penyebab itu,  psikologis, pola asuh, atau karena makanannya menjadi yang paling banyak. 


Kondisi anak itu tidak bisa diabaikan oleh orang tua begitu saja. Ayah dan bunda harus memperhatikannya karena gangguan organik seperti anak sakit, demam, gusi bengkak, sakit menelan, mual muntah, dan gangguan saluran cerna serta penyakit lain seperti gangguan motorik dan sensorik di area mulut sampai ke pencernaan. 

"Tentu, masalah makan ini harus diatasi dengan mengobati masalah organisnya, psikologis, dan nutrisinya agar tumbuh kembang anak bisa optimal,” katanya.

Studi global menunjukkan bahwa anak yang mengalami gangguan nafsu makan berkisar antara 14 persen hingga 50 persen pada anak prasekolah, dan dari 7 persen hingga 27 persen pada anak yang lebih besar. 

Sementara di Indonesia sendiri, hasil studi IPSOS kepada Ibu yang memiliki anak usia 1-6 tahun, Jabodetabek dan Medan menunjukkan bahwa 55 persen orang tua di Indonesia menyatakan anaknya memiliki masalah nafsu makan.

Faktor Psikologis

Vera Itabiliana, Psikolog Anak di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, mengatakan bahwa beberapa faktor psikologis bisa mengubah nafsu makan anak. “Praktik orang tua dalam memberi makan, orang tua yang juga memiliki feeding difficulties, atau sering menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman dapat berkontribusi pada kebiasaan pilih-pilih makanan [picky eaters]," ujarnya. 

Dia menambahkan, pemberian variasi menu makanan yang terbatas juga menyebabkan anak memiliki masalah kesulitan maakan. Makanan bervariasi dengan ragam rasa dan tekstur penting diajarkan sejak dini untuk mengembangkan penerimaan makanan.

Kemudian, lingkungan makanan di rumah termasuk ketersediaan makanan yang berbeda dan kebiasaan makan anggota keluarga juga dapat mempengaruhi pilihan dan preferensi makanan anak. 

Dia mengingatkan, anak mungkin tidak suka dengan suatu makanan dan ragu untuk mencobanya jika memiliki pengalaman negatif dengan makanan tertentu. Sementara itu, faktor emosional lain, seperti stres, perubahan rutinitas, atau kecemasan juga bisa mempengaruhi nafsu makan dan keinginan anak mencoba makanan baru, yang berujung memicu anak susah makan.

Baca juga: Mom, Yuk Cukupi Mikronutrien untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Ini Dia 4 Pencapaian Besar Blackpink Sejak Comeback Tahun Lalu

BERIKUTNYA

Ini Deretan Pembicara Utama Ubud Writers and Readers Festival 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: