Ilustrasi smartwatch (Sumber gambar: Freepik)

Fitur Pengukur Tekanan Darah Smartwatch Belum Bisa Jadi Rujukan Medis, Ini Alasannya

17 July 2023   |   15:09 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Belakangan ini smartwatch sedang jadi tren di kalangan anak muda. Tidak seperti jam tangan pada umumnya, smartwatch menawarkan berbagai fitur canggih di dalamnya. Perangkat ini memiliki aneka fitur kesehatan yang menarik, termasuk fitur pengukur tekanan darah dengan akurasi yang diklaim tinggi.

Dengan alat tersebut, seseorang bisa dengan mudah mengecek tekanan darahnya di mana saja dan kapan saja. Data-data kesehatan pendukung lain juga cukup lengkap dihadirkan. Smartwatch layaknya sebuah rumah sakit mini yang bisa mengetahui berbagai kondisi kesehatan penggunanya.

Baca juga: 3 Minuman Ini Bisa Kurangi Risiko Tekanan Darah Tinggi

Namun, sebenarnya sejauh mana efektivitas fitur-fitur kesehatan di smartwatch? Apakah pendeteksian yang dilakukan bisa jadi rujukan medis? Sayangnya, saat ini masih belum bisa dijadikan rujukan.

Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Bambang Widyantoro mengatakan bahwa deteksi kesehatan, termasuk pengukur tekanan darah masih belum dapat dijadikan rujukan klinis.

Sampai saat ini, pengukuran tekanan darah hanya dapat dilakukan oleh alat tensimeter, baik manual maupun digital. Sebab, alat tersebut telah teruju dan mampu memberikan data-data yang lebih akurat.

Namun, bukan berarti fitur pengukur tekanan darah di smartwatch benar-benar tidak berfungsi. Fitur tersebut dipandang dokter Bambang adalah teknologi yang sangat baik. Akan tetapi, dia menyarankan agar data-data yang dihasilkan dari smartwatch hanya dijadikan sebagai screening awal, bukan hasil akhir.

“Paling tidak, dengan adanya data awal itu nanti akan timbul kesadaran seseorang untuk mengecek kesehatannya lebih lanjut. Nah, untuk data yang lebih akurat bisa datang ke fasilitas kesehatan atau alat pengukur tekanan darah digital yang lokasinya di lengan atas,” jelas Bambang kepada Hypeabis.id saat acara Pengabdian Dokter Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia Untuk Morotai, di RSJPDHK, Jakarta, Senin (17/7).
 

(Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id

 Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Bambang Widyantoro (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id


Bambang berharap adanya teknologi yang makin memudahkan ini akan membuat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan diri makin meningkat. Jam tangan pintar ini bisa jadi pintu masuk untuk lebih peduli
terhadap diri sendiri.

Fitur smartwatch bisa dimanfaatkan untuk mengukur tekanan darah sebelum dan setelah olahraga. Hal ini bisa membantu penggunanya untuk lebih menyadari kondisi fisiknya secara lebih baik. Akan tetapi, sekali lagi, deteksi akurat secara medis hanya bisa dilakukan oleh alat tensimeter manual atau digital.

Sementara itu, hasil penelitian bertajuk Pengukuran Tekanan Darah Berbasis Smartwatch dari National Library of Medicine mengungkapkan hasil senada. Fitur tersebut menunjukkan bias proporsional, di mana TD sistolik rendah dilebih-lebihkan dan TD tinggi diremehkan.

Adanya bias sistematis terhadap titik kalibrasi membuat hasilnya kurang optimal. Hal ini juga membuat perangkat ini belum siap jika digunakan untuk penggunaan klinis.

Akan tetapi, studi lanjutan pada masa depan diperlukan untuk lebih memvalidasi perangkat yang dapat dikenakan. Hal tersebut diperlukan untuk menunjukkan kemungkinan baru terhadap perbaikan-perbaikan ke depan.


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Gerak Gemulai Profesi Penari Kian Menarik Hati Generasi Muda

BERIKUTNYA

Jelang Perilisan Oppenheimer, Yuk Cek Deretan Film Kece Garapan Christopher Nolan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: