Ilustrasi toko batik. (Sumber foto: JIBI/Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)

Dihargai Sampai Ratusan Juta, Inilah Deretan Batik Termahal di Indonesia

09 July 2023   |   13:53 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Batik merupakan kain tradisional dan warisan budaya yang sudah ada sejak masa kerajaan menguasai Nusantara. Selain mencirikan identitas masyarakat, kain batik juga menjadi media pemersatu bangsa dalam cerminan keberagaman dari sisi wastra.

Tak hanya dikenakan di berbagai acara formal, baik oleh individu, lembaga, atau kelompok sosial kain batik juga terus mengalami transformasi. Bahkan, kini tak jarang batik diikutkan dalam berbagai gelaran fesyen show serta diaplikasikan ke berbagai aksesori yang lebih kekinian.

Baca juga: 5 Tips Merawat Kain Batik Agar Terjaga Keindahannya

Bahkan karena proses pembuatan yang panjang dan coraknya unik, harga batik pun dibanderol dengan fantastis. Ya, selain dikenal dengan kualitasnya yang bermutu, batik juga memiliki nilai estetika tinggi yang tak bisa didapatkan di kain tradisional lain di dunia.

Dihimpun dari berbagai sumber resmi, berikut 4 jenis motif batik termahal yang dihargai hingga ratusan juta rupiah karena kerumitan proses, metode, kelangkaan bahan, dan kesetangkupan estetikanya yang tinggi.


1. Batik Halus Cirebon

Sesuai namanya, Batik Halus Cirebon merupakan jenis batik yang dibuat di daerah Cirebon. Selain dikenal dengan corak motif batik mega mendung-nya, daerah di Jawa Barat ini memang terkenal sebagai kawasan pengrajin batik tulis yang sudah tidak diragukkan lagi mutunya.

Batik Halus Cirebon dihargai sekitar Rp30 juta per lembarnya dikarenakan proses pembuatannya yang rumit dan butuh kesabaran tingkat tinggi. Tak hanya itu, selain karena para pengrajinnya yang mulai jarang, kualitas batik ini juga sangat detail dengan motif yang rapi dan estetik.


2. Batik Corak Belanda

Batik Indo Eropa atau yang akrab dikenal dengan nama Batik Corak Belanda merupakan salah satu kain batik termahal yang memiliki motif unik. Pasalnya, berbeda dengan corak batik yang dibuat oleh warga lokal, batik ini didasarkan dari kultural di Eropa, seperti motif bunga tulip, atau dongeng.

Munculnya batik ini bermula dari seorang perempuan asal Belanda yang membuat motif sendiri karena tertarik dengan batik di Indonesia. Salah satunya yang terkenal adalah Carolina Josephina Von Franquemont yang mulai usaha batik tepi sungai lereng Gunung Ungaran pada dekade 1840-1940-an.

Batik Von Franquemont biasa disebut batik Prankemonan. Terobosan motif Prankemon yang sangat populer adalah batik dongeng yang menggambarkan cerita-cerita dongeng Eropa maupun non-Eropa, seperti motif putri duyung, Dewi His Hwang hingga budaya India dan China. Kain batik karyanya saat ini dihargai ratusan juta rupiah.
 

3. Batik Tiga Negeri

Mengutip laman Kemenparekraf, Batik Tiga negeri merupakan kain batik dari hasil akulturasi tiga kebudayaan, yakni Tionghoa, Jawa, dan Belanda. Persilangan budaya itu dapat terlihat dalam warna kain yang didominasi palet merah (terinspirasi budaya Tionghoa), warna biru indigo (khas Belanda), serta warna coklat soga (khas Jawa).

Adapun, salah satu daerah penghasil kain batik tersebut adalah daerah Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Awalnya, pola-pola yang ada di Batik Tiga Negeri Lasem ini, diperkenalkan pada abad ke-15 oleh Si Putri Campa, istri Bi Nang Un, seorang anggota ekspedisi Cheng Ho yang singgah dan menetap di sana. 

Saat itu bahkan bisnis batik menjadi industri yang paling maju di Lasem setelah candu. Puncak kejayaannya terjadi  sekitar tahun 1860-an, di mana banyak etnis Tionghoa yang mendirikan bisnis Batik Tiga Negeri. Namun sekarang hanya tinggal beberapa produsen batik yang masih beroperasi, termasuk rumah batik Nyah Kiok, Maranatha, dan Lumintu.


4. Batik Hokokai

Batik Hokokai banyak dibuat oleh masyarakat pesisir saat masa penjajahan Jepang pada dekade 1942-1945. Nama Hokokai sendiri merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh  Negeri Matahari Terbit sebagai tempat penghimpunan tenaga rakyat, baik secara lahir maupun batin sesuai dengan hokosishin semangat kebaktian. 

Salah satu keunikan dari batik ini adalah coraknya yang lebih dominan menggunakan motif bunga, seperti bunga sakura dan serunai. Hampir keseluruhan batik Jawa Hokokai juga memiliki latar belakang yang sangat detail dan rumit. Oleh karena itu saat membuatnya memerlukan proses ketelitian yang cukup tinggi.

Adapun, batik yang banyak diproduksi dalam langgam ini adalah batik jenis pagi-sore, di mana dalam selembar kain terdapat dua corak yang berbeda. Saat itu batik jenis ini hanya digunakan oleh masyarakat kurang mampu. Namun, sekarang harga batik jenis ini bisa dihargai hingga jutaan tergantung tingkat kompleksitasnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Hypereport: Lulus Sekolah Tak Hanya Tentang Hura-Hura

BERIKUTNYA

Kaum Adam Merapat, Intip 5 Cara Tampil Maskulin & Classy

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: