Cuaca Ekstrem Picu Muntaber Pada Anak, Begini Cara Mengatasi & Mencegahnya
09 July 2023 |
09:02 WIB
Perubahan cuaca ekstrim yang tejadi dalam beberapa waktu terakhir bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak. Perubahan ini dapat mengakibatkan daya imun tubuh mereka menurun. Risiko muntaber pun bisa sewaktu-waktu menyerang mereka yang berusia di bawah 5 tahun.
Dokter Spesialis Anak Eka Hospital Pekanbaru Yasri Dalfi Yaunin menerangkan dalam istilah medis, muntaber disebut sebagai gastroenteritis atau flu perut. Kondisi ini disebabkan oleh virus jenis rotavirus dan norovirus, serta bakteri seperti E.coli dan Salmonella. Muntaber juga bisa disebabkan oleh parasit, seperti Giardia dan Entamoeba.
Baca juga: Mengajarkan Anak tentang 4 Hal Penting Sebelum Membeli Makanan Kemasan
“Virus, bakteri dan parasit ini tidak cepat mati dan menempel pada makanan ataupun barang,” ujarnya dalam pesan singkat, dikutip Hypeabis.id, Minggu (9/7/2023).
Muntaber muncul dengan beberapa gejala. Gejala bisa muncul setelah 1-3 hari terinfeksi dan berlangsung berlangsung selama 3-7 hari. Namun pada kasus yang parah, dapat bertahan hingga 10 hari.
Gejala muntaber yang pertama bisa berupa muntah. Mual lalu muntah terjadi saat terinfeksi kuman seperti virus, bakteri, atau parasit mengenai dinding lambung dan lapisan usus. Hal ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman, kemudian berdampak merasakan mual dan bisa berakhir muntah.
Kedua, feses cair dengan intensitas sering dalam jangka waktu satu jam. Kondisi ini menandakan bahwa terdapat infeksi dalam sistem pencernaan, sehingga berdampak pada usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik.
Ketiga, demam. Yasri menjelaskan demam merupakan respon peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi. Dengan kondisi yang terus muntah dan BAB ini, dapat menguras hampir sebagian besar cairan tubuh yang berdampak menjadi dehidrasi karena tubuh kehilangan cairan..
Keempat, kurang nafsu makan. Menurutnya salah satu gejala muntaber yang harus diwaspadai adalah menurunnya nafsu makan. Orang yang sedang muntaber akan merasa tidak nafsu makan akibat perut yang sedang meradang diserang infeksi.
Lantas bagaimana penanganan muntaber? Yasri menyampaikan cara yang tepat dalam penanganannya yakni memberikan lebih banyak cairan pada tubuh agar tidak terjadi dehidrasi. Si kecil bisa diberikan larutan elektrolit oral (oralit) untuk diminum sesering mungkin.
Apabila intensitas muntah anak terbilang sering, dapat memberikan teh manis hangat beberapa tegukan kecil setiap beberapa menit. Kemudian jika muntah sudah berhenti, bisa diberikan ASI.
Yasri juga menganjurkan anak minum air putih walaupun mereka sudah diberikan larutan oralit agar cairan tubuh tetap terpenuhi. Ketika sudah berhenti muntah, berikan makanan padat atau nasi lembek terlebih dahulu dalam jumlah lebih sedikit.
Kendati demikian, daripada mengatasi, mencegah memang lebih baik. Sebagai upaya preventif menjaga si kecil dari muntaber. Hal pertama yang perlu diperhatikan yakni memastikan makanan serta minuman yang dikonsumsi oleh anak sudah bersih, serta rutin menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal anak. “Jangan lupa untuk lengkapi jadwal imunisasi anak,” tegasnya.
Ajarkan kepada buah hati untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ataupun setelah menyentuh benda kotor. Pastikan mereka mengonsumsi makanan matang sempurna serta makanlah selagi hangat. “Hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang,” imbaunya.
Selain itu, berikan asupan cairan yang cukup meskipun hanya dalam jumlah kecil dan sering. Yasri menuturkan, bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan yang belum baik disarankan untuk tidak menyentuh hewan reptil atau burung karena dapat membawa bakteri Salmonella, yang bisa mengakibatkan infeksi lebih parah pada anak-anak.
Imunisasi Rotavirus untuk membantu kekebalan tubuh anak terhadap virus rotavirus juga perlu diperhatikan. Terakhir, selalu pastikan kesehatan yang terbaik bagi si buah hati dengan memberikan vaksin yang dianjurkan sesuai dengan usia. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak secara rutin juga dianjurkan agar kesehatan buah hati tetap dipantau dengan baik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dokter Spesialis Anak Eka Hospital Pekanbaru Yasri Dalfi Yaunin menerangkan dalam istilah medis, muntaber disebut sebagai gastroenteritis atau flu perut. Kondisi ini disebabkan oleh virus jenis rotavirus dan norovirus, serta bakteri seperti E.coli dan Salmonella. Muntaber juga bisa disebabkan oleh parasit, seperti Giardia dan Entamoeba.
Baca juga: Mengajarkan Anak tentang 4 Hal Penting Sebelum Membeli Makanan Kemasan
“Virus, bakteri dan parasit ini tidak cepat mati dan menempel pada makanan ataupun barang,” ujarnya dalam pesan singkat, dikutip Hypeabis.id, Minggu (9/7/2023).
Muntaber muncul dengan beberapa gejala. Gejala bisa muncul setelah 1-3 hari terinfeksi dan berlangsung berlangsung selama 3-7 hari. Namun pada kasus yang parah, dapat bertahan hingga 10 hari.
Gejala muntaber yang pertama bisa berupa muntah. Mual lalu muntah terjadi saat terinfeksi kuman seperti virus, bakteri, atau parasit mengenai dinding lambung dan lapisan usus. Hal ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman, kemudian berdampak merasakan mual dan bisa berakhir muntah.
Kedua, feses cair dengan intensitas sering dalam jangka waktu satu jam. Kondisi ini menandakan bahwa terdapat infeksi dalam sistem pencernaan, sehingga berdampak pada usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik.
Ketiga, demam. Yasri menjelaskan demam merupakan respon peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi. Dengan kondisi yang terus muntah dan BAB ini, dapat menguras hampir sebagian besar cairan tubuh yang berdampak menjadi dehidrasi karena tubuh kehilangan cairan..
Keempat, kurang nafsu makan. Menurutnya salah satu gejala muntaber yang harus diwaspadai adalah menurunnya nafsu makan. Orang yang sedang muntaber akan merasa tidak nafsu makan akibat perut yang sedang meradang diserang infeksi.
Ilustrasi mencuci tangan. (Sumber foto: Pexels/Ketut Subiyanto)
Apabila intensitas muntah anak terbilang sering, dapat memberikan teh manis hangat beberapa tegukan kecil setiap beberapa menit. Kemudian jika muntah sudah berhenti, bisa diberikan ASI.
Yasri juga menganjurkan anak minum air putih walaupun mereka sudah diberikan larutan oralit agar cairan tubuh tetap terpenuhi. Ketika sudah berhenti muntah, berikan makanan padat atau nasi lembek terlebih dahulu dalam jumlah lebih sedikit.
Kendati demikian, daripada mengatasi, mencegah memang lebih baik. Sebagai upaya preventif menjaga si kecil dari muntaber. Hal pertama yang perlu diperhatikan yakni memastikan makanan serta minuman yang dikonsumsi oleh anak sudah bersih, serta rutin menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal anak. “Jangan lupa untuk lengkapi jadwal imunisasi anak,” tegasnya.
Ajarkan kepada buah hati untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ataupun setelah menyentuh benda kotor. Pastikan mereka mengonsumsi makanan matang sempurna serta makanlah selagi hangat. “Hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang,” imbaunya.
Selain itu, berikan asupan cairan yang cukup meskipun hanya dalam jumlah kecil dan sering. Yasri menuturkan, bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan yang belum baik disarankan untuk tidak menyentuh hewan reptil atau burung karena dapat membawa bakteri Salmonella, yang bisa mengakibatkan infeksi lebih parah pada anak-anak.
Imunisasi Rotavirus untuk membantu kekebalan tubuh anak terhadap virus rotavirus juga perlu diperhatikan. Terakhir, selalu pastikan kesehatan yang terbaik bagi si buah hati dengan memberikan vaksin yang dianjurkan sesuai dengan usia. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak secara rutin juga dianjurkan agar kesehatan buah hati tetap dipantau dengan baik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.