Ilustrasi wisuda anak (Sumber gambar: Unsplash/Mufid Majnun)

Hypereport: Sisi Lain Wisuda Tingkat Sekolah

08 July 2023   |   14:13 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Like
Wisuda. Saat mendengar kalimat ini bayangan yang muncul di benak tentu saja jubah dan toga saat upacara kelulusan. Momen puncak studi mahasiswa setelah mengenyam pendidikan itu selalu diwarnai seremonial yang kadang haru, gembira, dan tentu saja sakral.

Namun, belakangan ini tren wisuda menjadi perbincangan hangat masyarakat, khususnya orang tua murid, Sebab, upacara kelulusan itu kian marak dilakukan sekolah TK, SMP, hingga SMA sederajat. Padahal, wisuda awalnya hanya diperuntukkan untuk perguruan tinggi saja.

Jika merujuk pada catatan sejarah, cikal bakal wisuda atau graduation sudah dilakukan sejak ratusan tahun silam. Laman History menulis, upacara kelulusan adalah bagian dari tradisi dari kampus-kampus di Eropa pada abad ke-12, di mana bahasa Latin masih digunakan dalam kegiatan mengajar.

Baca juga Hypereport terkait: 
> Hypereport: Ada Fenomena Menarik di Balik Baju Toga Si Kecil
> Hypereport: Lulus Sekolah Tak Hanya Tentang Hura-Hura

> Hypereport: Membedah Urgensi Seremoni Wisuda di Tingkat Sekolah


Awalnya, wisuda hanya diadakan oleh institusi pendidikan untuk menghormati mahasiswa yang telah menyelesaikan program studi, dan memperoleh gelar akademik. Saat itu wisuda dianggap menjadi momen puncak dari studi yang sakral dengan penggunaan atribut seperti toga hingga jubah. 

Tak hanya itu, istilah degree atau graduate berasal dari kata gradus yang berarti langkah pertama untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini biasanya dilanjutkan langkah kedua, untuk mengambil gelar master baik di universitas sebelumnya atau kampus lain.

Adapun, penggunaan jubah tudung terinspirasi dari para pendeta dan biarawan di abad pertengahan. Sebab, saat itu penggunaan jubah memang dikontrol dengan ketat oleh gereja untuk membedakan kaum terpelajar dengan orang biasa. Simbol toga juga menjadi lambang kecerdasan dari para cendekia.

Namun, seiring waktu tren wisuda terus mengalami perubahan termasuk di Indonesia pasca masuknya pemerintah kolonial Hindia Belanda. Frasa wisuda awalnya berasal dari bahasa Jawa wisudha yang berarti pelantikan terhadap orang yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi.

Momen wisuda biasanya pun identik dengan seremoni pemindahan tali kuncir topi toga yang dipindahkan dari kiri ke kanan. Hal tersebut bermakna agar setelah lulus para wisudawan tidak hanya sekadar menggunakan otak kiri, tapi harus lebih banyak menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan kreativitas.
 

Motif Wisuda di Tingkat Sekolah

 

Ilustrasi wisuda anak (Unsplash/ Gabriel Tovar)

Ilustrasi wisuda anak (Unsplash/ Gabriel Tovar)


Sekian abad berlalu,  tren wisuda pun  berubah, bahkan menjadi polemik.  Ada yang mengatakan sejak kecil anak perlu merasakan wisuda agar tambah semangat belajar ke jenjang lebih tinggi. Namun, ada pula yang beralasan kegiatan wisuda di tingkat sekolah haya kegiatan menghamburkan uang untuk seremonial belaka.

Gelaran yang dulunya sakral dan hanya dilakukan di perguruan tinggi itu saat mulai dilakukan di beberapa institusi pendidikan di tingkat sekolah. Salah satunya adalah MI Miftahul Falah di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang melakukan kegiatan wisuda saat akhir tahun pengajaran  sekolah.

Muhammad Nazar, salah satu pengajar di sekolah Islam itu menilai wajar jika puncak pencapaian seperti kelulusan sekolah dirayakan. Perayaan dengan wisuda merupakan bentuk ungkapan syukur, apresiasi,  dan kenang-kenangan untuk para calon alumni sekolah setelah sekian tahun belajar.

Namun, meski kegiatan tersebut dilangsungkan tiap akhir tahun ajaran baru, pihak sekolah juga memberikan keleluasaan orang tua murid apakah nantinya wisuda akan dilaksanakan atau tidak. Salah satunya dengan menggelar rapat bersama komite sekolah dan orang tua murid.

"Biasanya sebelum acara kelulusan komite sekolah dan orang tua murid akan melakukan rapat apakah wisuda akan digelar atau hanya melakukan perpisahan saja. Jadi semua dikembalikan ke mereka," papar Nazar saat dihubungi Hypeabis.id.

Ketua Ipnu cabang Cipulir itu juga mengatakan momen wisuda  merupakan ajang  bagi siswa untuk menunjukkan prestasi dan  bakat kepada khalayak. Pasalnya dalam acara tersebut mereka akan menampilkan kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang telah diikutu selama sekolah. 

Tak hanya itu, kegiatan wisuda juga menjadi ajang promosi pihak sekolah untuk mengenalkan program mereka pada publik. Momen ini biasanya diisi dengan berbagai gelaran seperti  hadrah, tadarus, drum band, hingga menari sebagai media pengenalan program terbaik mereka.

Setali tiga uang, Sulawati pengajar dari Tkq Asy Syifa mengatakan kegiatan wisuda sudah menjadi tradisi sejak taman kanak-kanak itu berdiri pada 2001. Kendati awalnya hanya dilangsungkan di sekolah, tapi sejak 2005 mereka melangsungkannya di gedung hingga hotel.

Perempuan paruh baya itu mengungkap, kegiatan wisuda juga mengikuti peraturan dari lLPGDM Riayatul Ummah, sebuah lembaga yang menaungi mereka. Salah satunya sebagai barometer pembelajaran dan standarisasi pendidikan TK  setelah murid mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh pihak sekolah.

Karena memang diwajibkan, maka salah satu kita untuk dapat mengikuti wisuda maka orang tua atau wali  murid dibiasakan untuk menabung sejak awal masuk sekolah. Sehingga nantinya saat wisuda berlangsung mereka tidak perlu lagi merogoh kocek lebih dalam untuk kegiatan seremonial tersebut.

“Sedari awal masuk TK A siswa memang diarahkan untuk menabung setiap harinya, hingga pada setiap kegiatan orangtua siswa tidak perlu mengeluarkan biaya hanya memotong dari tabungan saja,” papar Sulawati.

Sementara itu, Ahmad Nasirun guru di SMKS Miftahul Huda Limbangan Kendal mengatakan, sekolah tempatnya mengajar memang telah mengadakan wisuda yang awalnya bernama Pelepasan kelas XII sejak 2009. Dalam acara tersebut biasanya akan dilangsungkan pentas seni,  seremonial pelepasan dengan pemberian raport, dan maidhoh khasanah dari pembicara.

Kendati Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan Surat Edaran mengenai tidak diwajibkannya wisuda, tapi pihaknya memang masih akan melangsungkan kegiatan tersebut. Salah satunya dengan mengadakan rapat internal terlebih dahulu untuk membentuk kepanitiaan Kegiatan wisuda yang nantinya diajukan ke komite dan wali murid.

“Di sekolah kami wajib bagi kelas XII yang sudah dinyatakan lulus. Sedangkan untuk keberatan finansial, sejauh ini tidak ada yang keberatan, karena anggaran wisuda sudah masuk di pembiayaan yang tidak terpisah dengan biaya bulanan atau SPP sekolah yang bisa dicicil di awal semester,” paparnya.

Baca juga: Jadi Polemik, Kemendikbudridstek Terbitkan Surat Edaran Tidak Wajibkan Wisuda PAUD-SMA

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Resep Ayam Pop Padang, Lauk Makan Siang yang Lembut & Gurih

BERIKUTNYA

Rendy Pandugo Berdamai dengan Luka dalam Single Senandung Lara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: