Rendy Pandugo Berdamai dengan Luka dalam Single Senandung Lara
08 July 2023 |
15:25 WIB
1
Like
Like
Like
Setelah sempat memperkenalkan single anyarnya di acara Java Jazz Festival 2023 lalu, solois Rendy Pandugo akhirnya resmi merilis lagu Senandung Lara. Lagu ini menjadi pembuka dari album penuhnya yang akan diluncurkan pada 2024 mendatang.
Seperti judulnya, karyanya ini berkisah tentang cerita personalnya yang bisa berteman dengan ragam rasa lara yang Rendy alami. Selayaknya pencipta lagu, Rendy mengatakan inspirasinya membuat lagu ini berawal dan berkembang dari hasil apa yang dia lihat, dengar dan rasakan.
Melalui lagu ini, dia mengemas sebuah cerita tentang proses dirinya yang harus menghadapi kekecewaan sehingga meninggalkan luka yang membekas.
Baca juga: Kejutan! Rendy Pandugo Bawakan Single Baru di BNI Java Jazz Festival 2023
Kematangan untuk berkarya juga tak hanya mewujud dengan dirinya yang membentuk label rekaman, dalam lagu ini, Rendy juga bereksplorasi dalam penciptaan liriknya yakni dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Seperti diketahui, Senandung Lara merupakan lagu ciptaan pertamanya yang menggunakan Bahasa Indonesia.
"Ibarat seperti taman bermain baru untuk gue eksplor, lirik berbahasa Indonesia bisa bawa gue nemu kepuasan baru sebagai penulis lagu," ungkap pelantun lagu By My Side itu.
Dalam proses penciptaan liriknya, Rendy menggandeng Petra Sihombing yang juga bertugas sebagai produser musik dalam lagu ini. Rilisan ini juga menjadi penanda dimulainya kerja sama Rendy Pandugo dengan KithLabo, perusahaan distributor musik digital, dalam mengemas bentuk promosi yang sesuai untuk memperluas jangkauan pendengar karya-karya musiknya.
Namun, dia baru serius menuangkan bakatnya sejak usia 12 tahun. Berbekal belajar alat musik gitar dengan om dan tantenya, Rendy memutuskan untuk belajar di sekolah musik selama setahun sebelum akhirnya memilih untuk belajar musik secara otodidak.
Rendy mulai aktif dalam grup musik sejak SMP dan semakin aktif saat SMA dan sering mengikuti festival musik. Ketika kuliah, Rendy meneruskan hobinya bermusik. Bersama dengan teman-teman kampusnya, dia membentuk grup musik bernama Rivera dan sempat menjadi juara ketiga dalam ajang musik nasional. Bersama grup tersebut, dia bertahan selama tiga tahun.
Pada 2011, dia juga sempat menjadi vokalis dan gitaris di grup band Di-Da dan merilis album Duography. Namun, dia memilih untuk keluar dari grup tersebut pada 2015. Di sepanjang waktu itu, Rendy juga aktif membuat portofolio musiknya di SoundCloud. Dari situ, perlahan namanya mulai dikenal para penikmat musik di Tanah Air.
Setelah nyaris putus asa untuk berkarier musik, pada 2015, Rendy akhirnya bergabung dengan label Sony Music Entertainment Indonesia dengan merilis single I Don't Care. Dengan label mayor itu, kariernya pun terus menanjak seiring dengan banyaknya tawaran kolaborasi sekaligus belajar musik hingga ke luar negeri.
Pada 2017, Rendy akhirnya merilis album perdananya bertajuk The Journey yang berisikan 11 lagu berbahasa Inggris dan dikemas dengan genre pop dengan adanya sentuhan musik elektronik. The Journey merupakan rangkuman perjalanan bermusik Rendy selama 5 tahun mulai dari 2010 hingga 2015.
Sepanjang kariernya, dia juga telah meraih sejumlah penghargaan diantaranya Karya Produksi Urban Terbaik di ajang Anugerah Musik Indonesia 2018 berkat lagu Heaven, Male Singer of the Year di Indonesian Choice Awards 2018, serta Kolaborasi Paling Ngetop di ajang SCTV Music Awards 2018.
Baca juga: Duo KAV Project Rilis Single Ketiga berjudul Tidurlah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Seperti judulnya, karyanya ini berkisah tentang cerita personalnya yang bisa berteman dengan ragam rasa lara yang Rendy alami. Selayaknya pencipta lagu, Rendy mengatakan inspirasinya membuat lagu ini berawal dan berkembang dari hasil apa yang dia lihat, dengar dan rasakan.
Melalui lagu ini, dia mengemas sebuah cerita tentang proses dirinya yang harus menghadapi kekecewaan sehingga meninggalkan luka yang membekas.
Baca juga: Kejutan! Rendy Pandugo Bawakan Single Baru di BNI Java Jazz Festival 2023
"Putus asa, kecewa, overthinking, semuanya bercampur aduk menjadi satu. Gue merasa apa yang gue lakukan saat itu semuanya salah, hingga gue ada di tahap mempertanyakan kemampuan diri sendiri atas apapun yang ingin gue lakukan," ucap penyanyi berusia 38 tahun itu.
Diakui oleh Rendy bahwa akhirnya waktulah yang menjadi teman pendukung yang baik untuknya dan bisa membawa dirinya melangkah jauh dan berjalan beriringan dengan lukanya. Langkahnya pun membawa Rendy ke perjalanan karier musiknya yang baru, dengan membangun sendiri label rekamannya, P. O. P Records, tepat di tahun kesembilan dia bermusik.Kematangan untuk berkarya juga tak hanya mewujud dengan dirinya yang membentuk label rekaman, dalam lagu ini, Rendy juga bereksplorasi dalam penciptaan liriknya yakni dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Seperti diketahui, Senandung Lara merupakan lagu ciptaan pertamanya yang menggunakan Bahasa Indonesia.
"Ibarat seperti taman bermain baru untuk gue eksplor, lirik berbahasa Indonesia bisa bawa gue nemu kepuasan baru sebagai penulis lagu," ungkap pelantun lagu By My Side itu.
Dalam proses penciptaan liriknya, Rendy menggandeng Petra Sihombing yang juga bertugas sebagai produser musik dalam lagu ini. Rilisan ini juga menjadi penanda dimulainya kerja sama Rendy Pandugo dengan KithLabo, perusahaan distributor musik digital, dalam mengemas bentuk promosi yang sesuai untuk memperluas jangkauan pendengar karya-karya musiknya.
Rendy Pandugo (Sumber gambar: P.O.P Records)
Profil Rendy Pandugo
Sebagai informasi, Rendy Pandugo merupakan penyanyi sekaligus pencipta lagu kelahiran Medan, 7 Mei 1985. Meski tidak terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang di bidang musik, Rendy telah tertarik dengan dunia tarik suara sejak di kelas 4 SD.Namun, dia baru serius menuangkan bakatnya sejak usia 12 tahun. Berbekal belajar alat musik gitar dengan om dan tantenya, Rendy memutuskan untuk belajar di sekolah musik selama setahun sebelum akhirnya memilih untuk belajar musik secara otodidak.
Rendy mulai aktif dalam grup musik sejak SMP dan semakin aktif saat SMA dan sering mengikuti festival musik. Ketika kuliah, Rendy meneruskan hobinya bermusik. Bersama dengan teman-teman kampusnya, dia membentuk grup musik bernama Rivera dan sempat menjadi juara ketiga dalam ajang musik nasional. Bersama grup tersebut, dia bertahan selama tiga tahun.
Pada 2011, dia juga sempat menjadi vokalis dan gitaris di grup band Di-Da dan merilis album Duography. Namun, dia memilih untuk keluar dari grup tersebut pada 2015. Di sepanjang waktu itu, Rendy juga aktif membuat portofolio musiknya di SoundCloud. Dari situ, perlahan namanya mulai dikenal para penikmat musik di Tanah Air.
Setelah nyaris putus asa untuk berkarier musik, pada 2015, Rendy akhirnya bergabung dengan label Sony Music Entertainment Indonesia dengan merilis single I Don't Care. Dengan label mayor itu, kariernya pun terus menanjak seiring dengan banyaknya tawaran kolaborasi sekaligus belajar musik hingga ke luar negeri.
Pada 2017, Rendy akhirnya merilis album perdananya bertajuk The Journey yang berisikan 11 lagu berbahasa Inggris dan dikemas dengan genre pop dengan adanya sentuhan musik elektronik. The Journey merupakan rangkuman perjalanan bermusik Rendy selama 5 tahun mulai dari 2010 hingga 2015.
Sepanjang kariernya, dia juga telah meraih sejumlah penghargaan diantaranya Karya Produksi Urban Terbaik di ajang Anugerah Musik Indonesia 2018 berkat lagu Heaven, Male Singer of the Year di Indonesian Choice Awards 2018, serta Kolaborasi Paling Ngetop di ajang SCTV Music Awards 2018.
Baca juga: Duo KAV Project Rilis Single Ketiga berjudul Tidurlah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.