Pelukan ala kanguru bermanfaat bagi bayi (Sumber gambar: Pexels/Kristina Paukshtite)

Pelukan ala Kanguru Bepotensi Turunkan Risiko Sepsis pada Bayi

29 June 2023   |   16:08 WIB

Bayi yang baru lahir rentan terkena paparan kuman, virus, dan bakteri yang berbahaya bagi tubuhnya sehingga bisa menimbulkan infeksi ataupun sepsis. Apalagi pada bayi yang lahir prematur dan juga bayi dengan berat badan rendah. Infeksi berbahaya tersebut bahkan bisa menimbulkan kematian.

Namun, riset menemukan pelukan ala kanguru mampu mengurangi risiko tersebut.  Hasil analisis yang dipublikasikan oleh jurnal medis eClinicalMedicine, seperti diungkapkan dalam laman WHO menunjukkan pelukan ala kanguru (kangaroo mother care/KMC) sesegera mungkin setelah lahir bisa mengurangi risiko sepsis di antara bayi kurang berat badan dan bayi prematur.

Menurut Center of Disease Control, sepsis adalah respons ekstrem tubuh terhadap infeksi. Ini adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa. Tanpa perawatan tepat waktu, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian.

Di antara bayi yang baru lahir, pelukan ala kanguru sesegera mungkin, dengan kombinasi kontak skin-to skin dan ASI eksklusif, dapat mengurangi potensi sepsis sebanyak 18%, kematian terkait sepsis 36%, dan semua kematian sebanyak 25%.

“Riset ini mengindikasikan bawa KMC sesegera mungkin pada bayi yang baru lahir-bahkan sebelum mereka stabil, memberikan perlindungan pada bayi prematur dan bayi yang memiliki berat badan rendah dengan potensi melawan infeksi berbahaya,” kata Anshu Banerjee, Director of Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health and Ageing WHO.

Bisa dikatakan KMC merupakan strategi penting untuk menjaga bayi prematur dan bayi kurang berat badan dari infeksi.

Analisis sekunder kemudian dilakukan studi dengan di lima negara, yang melibatkan 3.200 bayi kurang berat atau bayi prematur. Dalam studi tersebut, KMC dilakukan segera setelah kelahiran (dalam dua jam) dan selanjutnya diberikan sebelum dan seusai stabilisasi.

 

Ilustrasi pemberian ASI (Sumber foto: Freepik)

Ilustrasi pemberian ASI (Sumber foto: Freepik)


WHO bersama dengan investigator eksternal melakukan analisis sekunder dengan mempelajari data studi KMC yang dilakukan pada 2017-2020. Studi tersebut dilakukan di NICU lima negara yaitu di Ghana, India, Malawi, Nigeria, dan Tanzania, dengan berat bayi baru lahir  1-1,8 kg.

Studi tersebut membandingkan hasil dari bayi yang dilakukan KMC setelah lahir dengan bayi yang mendapatkan perawatan konvesional dalam pemanas atau inkubator dan dikuti oleh KMC setelah stabilisasi klinik tercapai.

Hal ini berarti bahwa ibu atau pengganti, dan bayi yang baru lahir perlu bersama tanpa dipisahkan selama mungkin, dalam tempat yang disebut  Mother–Newborn Intensive Care Unit.

Harish Chellani, satu dari  investigator klinis di Vardhman Mahavir Medical College dan Safdarjung Hospital, Delhi, India mengatakan, konsep dari  Mother-Newborn Intensive Care Unit ini masih mengadapi tantangan dalam mindset di banyak petugas kesehatan profesional dan pembuat kebijakan publik.

Mindset yang lama adalah potensi meningkatnya  infeksi jika ibu, atau penggantinya dan bayi yang baru lahir berada dalam satu kamar perawatan dalam jangka waktu lama.

“Dalam realitasnya, studi menunjukkan bahwa KMC secepatnya tidak meningkatkan sepsis neonatal, bahkan malah menurunkan,” kata Sugandha Arya, investigator klinis yang lain.

Analisis ini menambahkan bukti yang menunjukkan manfaat besar dari KMC secepatnya untuk bayi berbobot badan rendah dan prematur, termasuk meningkatkan survival, menurunkan tingkat infeksi, mengurangi hipoterma dan mendapatkan asupan makanan yang lebih baik.

Baca juga: 35.757 Bayi Indonesia Berisiko Hepatitis B, Ditularkan Langsung dari Ibu

Untuk semua bayi  prematur dan berat badan rendah, atau sakit, WHO sekarang merekomendasikan KMC secepatnya setelah lahir.  Fasilitas kesehatan membutuhkan perubahan yang fudamental dalam perawatan bayi yang baru lahir, dan bayi dapat tinggal bersama ibu atau penggantinya tanpa ada periode pemisahan.

Editor: M R Purboyo
 

SEBELUMNYA

5 Hal yang Diprediksi Jadi Tren di Media Sosial

BERIKUTNYA

Gaya Hidup Boros Masih Jadi Tantangan Keluarga di Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: