Seiring waktu, tren di media sosial terus berubah (Sumber gambar: Creative Christians/Unsplash)

5 Hal yang Diprediksi Jadi Tren di Media Sosial

29 June 2023   |   16:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kecanggihan teknologi membuat perkembangan media sosial pun kian masif. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215 juta pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67 persen dibandingkan periode 2021-2022 yakni 210 juta pengguna.

Di sisi lain, laporan We Are Social menunjukkan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta pada Januari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4 persen dari populasi di dalam negeri. Seiring waktu, minat atau tren konten yang disukai oleh warganet pun terus berubah.

Baca juga: Pengguna Media Sosial Makin Masif, Ini Konten yang Paling Dicari Warganet

Tren yang terus berubah inipun sudah semestinya menjadi catatan bagi mereka yang memang bersinggungan langsung dengan media sosial seperti kreator ataupun pebisnis, sehingga bisa tetap membuat konten-konten yang relevan dengan audiens.

Berikut ini adalah beberapa hal yang akan menjadi tren di media sosial menurut beberapa pakar seperti yang telah dirangkum Hypeabis.id.


1. Micro community

Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia Wenseslaus Manggut mengatakan pengguna media sosial terutama dari kalangan generasi Z kini lebih menaruh minat untuk membangun semacam komunitas mikro (micro community) di media sosial.

Riuhnya media sosial justru membuat banyak orang kini lebih mendambakan keamanan, privasi, komunitas, dan koneksi. Pengguna media sosial, terutama yang berusia di bawah 35 tahun, saat ini cenderung ingin berkomunikasi dengan pengguna lain dengan minat dan hobi yang sama.

Latar belakang inilah yang membuat tren komunitas mikro semakin digandrungi di media sosial. Sejumlah platform media sosial yang memungkinkan untuk menciptakan komunitas mikro bagi penggunanya di antaranya grup Facebook, ClubHouse, Discord di Twitter, dan grup obrolan di Instagram.

"Generasi Z ini biasanya enggak mau dikenali dengan orang-orang terdekatnya di media sosial, seperti keluarganya. Jadi mereka lebih suka dengan micro community karena lebih bebas," katanya.


2. Konten yang realistis

Executive Director Young on Top Alexander Zulkarnain menilai tren media sosial yang akan semakin digandrungi pada tahun 2023 yakni konten yang semakin realistis dan atraktif. Menurutnya, saat ini, warganet di media sosial akan semakin mencari konten yang realistis dan tidak mengawang-awang baik itu dari figur publik maupun kreator konten.
 

Komunitas mikro di media sosial akan semakin berkembang (Sumber gambar: William Krause/Unsplash)

Komunitas mikro di media sosial akan semakin berkembang (Sumber gambar: William Krause/Unsplash)


3. Sensor lebih ketat

Pengamat media sosial Eddy Yansen menilai peran negara dalam mengatur masyarakatnya untuk bermedia sosial akan semakin meningkat. Menurutnya, ke depan, tingkat kebebasan berekspresi masyarakat akan semakin menurun seiring dengan berkembangnya wacana tentang regulasi dan intervensi dari pemerintah.

Dia mencontohkan beberapa kasus yang mendukung pendapat tersebut adalah tak sedikit negara yang telah melarang platform TikTok untuk beroperasi di negaranya sebut saja China, Pakistan, India, Bangladesh, dan negara bagian Amerika Serikat. Dari sejumlah alasan, salah satu faktor utama yang mendorong pelarangan tersebut adalah TikTok dianggap berpotensi dapat mengganggu keamanan nasional negara.

Selain itu, belum lama ini, Facebook juga telah mengambil bagian dalam program Censorship, yakni melibatkan penyensoran konten, menghapus atau menghilangkan informasi dari layanan mereka untuk mematuhi kebijakan, tuntutan hukum, undang-undang penyensoran pemerintah di sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Jerman.


4. Transformasi menjadi multiaplikasi

Eddy juga menilai tren lain yang juga semakin berkembang yakni berevolusinya media sosial menjadi platform multidimensi dengan munculnya aplikasi satu arah (all-in-one app) atau ultimate apps. Misalnya perubahan Twitter Inc menjadi X Corp dan WeChat di China. "Artinya media sosial bukan lagi sekadar untuk berkomunikasi, tapi tempat jualan, tempat berobat, dan lain-lain," jelasnya.


5. Akun anonim

Ke depannya, ekosistem media sosial di Indonesia juga akan semakin diramaikan dengan kemunculan sejumlah platform baru yang berkembang berbasis blockchain, game, dan sebagainya, termasuk platform yang membuka ruang bagi penggunanya untuk membuat akun anonim.

Seperti namanya, akun media sosial anonim biasanya tidak mencatumkan identitas yang jelas termasuk tidak memakai foto profil. Pada beberapa akun, mereka juga biasanya mengambil foto artis atau tokoh tertentu serta memakai nama samaran atau inisial agar bisa bebas berpendapat di ruang maya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Ini Dia Kunci Lolosnya Suatu Karya Film pada Festival Internasional

BERIKUTNYA

Pelukan ala Kanguru Bepotensi Turunkan Risiko Sepsis pada Bayi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: