Pengguna media sosial kian masif (Sumber gambar: Andrea Piacquadio/Pexels)

Pengguna Media Sosial Makin Masif, Ini Konten yang Paling Dicari Warganet

15 June 2023   |   07:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kecanggihan teknologi membuat perkembangan media sosial pun kian masif. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat sebesar 2,67 persen dibandingkan periode 2021-2022 yakni 210 juta pengguna.

Di sisi lain, laporan We Are Social menunjukkan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta pada Januari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4 persen dari populasi di dalam negeri. Seiring waktu, minat atau tren konten yang disukai oleh warganet pun terus berubah.

Baca juga: 3 Cara Membangun Micro Community yang Jadi Tren Baru di Media Sosial

Menurut Kreator Konten Asa Laily Faridatul Huda, saat ini konten video pendek lebih disukai oleh audiens ketimbang video panjang. Salah satu faktornya adalah orang akan mudah bosan dengan konten-konten yang berdurasi panjang. Hal itu pun membuatnya kini lebih fokus untuk membuat konten di TikTok, Shorts, dan Reels.

Menurutnya, saat ini, penting bagi seorang kreator konten untuk aktif membuat dan mengunggah konten di multiplatform untuk tetap bisa terkoneksi dengan audiens. Pasalnya, Asa menilai bahwa perkembangan platform media sosial saat ini semakin pesat sehingga dia harus bisa mengikuti tren yang ada.

Menekuni dunia kreator konten sejak tahun 2020, Asa memulai perjalanannya dengan membuat konten-konten tentang cara membuat sesuatu atau lebih dikenal dengan do it yourself (DIY). Namun, dia merasa konten-kontennya tidak terlalu mendapatkan respon yang cukup besar. Akhirnya, dia memutuskan untuk membuat konten mengulas mainan yang lebih otentik yang berawal dari hobinya sendiri yakni mengoleksi mainan.

"Karena konten aku spesifik dan enggak banyak yang buat jadi  saingannya itu belum banyak dan audiens itu memang suka dengan konten aku," ucapnya saat diwawancarai Hypeabis.id.

Sebagai kreator konten yang bisa terus bertahan di tengah tingginya persaingan, dia selalu berusaha membuat konten dengan mengikuti tren yang ada namun tetap memasukkan unsur konten original atau ciri khasnya tersendiri. Menurutnya, itu adalah kombinasi yang penting untuk bisa menjadi seorang kreator konten yang dilihat oleh audiens.
 

Ilustrasi beberapa orang tengah memainkan gawai (Sumber gambar: Andrea Piacquadio/Pexels)

Ilustrasi beberapa orang tengah memainkan gawai (Sumber gambar: Andrea Piacquadio/Pexels)

Sementara itu, Executive Director Young on Top Alexander Zulkarnain menilai tren media sosial yang akan semakin digandrungi pada tahun 2023 yakni konten yang semakin realistis dan atraktif. Menurutnya, saat ini, warganet di media sosial akan semakin mencari konten yang realistis dan tidak mengawang-awang baik itu dari figur publik maupun kreator konten.

Namun, di sisi lain, dia juga berpendapat bahwa banjirnya konten dan informasi yang tersedia di media sosial saat ini secara tidak langsung menciptakan generasi khususnya kalangan muda yang merasa cukup hanya dengan mendapatkan informasi dari satu platform tertentu tanpa mengecek atau menganalisisnya lebih lanjut.

"Kelebihannya mereka memang jadi mendapatkan informasi lebih cepat tapi kekurangannya harus didorong lagi untuk melakukan check and balance juga," katanya.

Hampir senada, Pengamat Media Sosial Eddy Yansen menilai tingginya jumlah pengguna media sosial di Indonesia belum diimbangi dengan tingginya tingkat literasi masyarakat dalam bermedia sosial. Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya persoalan seperti hoaks, cyberbullying, penyalahgunaan data, dan tantangan dalam mengatur konten yang sesuai dengan norma dan etika masyarakat Indonesia.

"Kita tidak ada acuan bakunya, tidak ada platform dan kurikulumnya untuk edukasi, sehingga masyarakat masih menggunakan media sosial dengan pemahaman dan norma etika masing-masing," jelasnya.

Oleh karena itu, menurutnya, literasi media sosial harus menjadi bahan ajar utama sejak dini di sekolah-sekolah, sehingga anak-anak dan kalangan anak muda dapat memahami etika dalam ruang publik termasuk media sosial, sekaligus memahami tentang cyberbullying, hoaks, dan keamanan data pribadi.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

23 Tahun Petualangan Sherina, Yura Yunita Bawakan Versi Baru Lagu Lihatlah Lebih Dekat

BERIKUTNYA

Alami Masalah Kesehatan, Jennie BLACKPINK Sampaikan Permohonan Maaf untuk Insiden di Melbourne

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: