Spider-Man Across The Spider-verse (Sumber Foto: IMDB)

Review Film Spider-Man Across The Spider-verse, Jelajahi Multiverse Para Manusia Laba-laba

27 June 2023   |   22:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Miles Morales kembali beraksi sebagai Spider-Man melawan The Spot dan Spider People dalam film Spider-Man: Across the Spider-Verse. Animasi garapan Columbia Pictures dan Sony Pictures Animation tersebut menyajikan kelanjutan kisah dari prekuelnya, Into the Spider-Verse yang rilis pada 2018 lalu.

Spider-Man: Across The Spider-Verse mengisahkan Miles Morales yang kembali dipertemukan dengan Gwen Stacy si Spider-Woman. Kini Gwen telah menjadi anggota dari Spider-Society, yakni perkumpulan para Spider-people dari berbagai multiverse yang dipimpin oleh Miguel O'Hara.

Miles pun sudah tumbuh sebagai remaja yang sedang mengalami masa transisi menuju dewasa. Pergolakan emosional dalam dirinya membuat Miles menimbang-nimbang apakah perlu atau tidak untuk mengungkapkan jati dirinya sebagai Spider-Man pada kedua orang tuanya.

Pasalnya apakah kedua orang tuanya akan percaya dan menerima kenyataan bahwa ternyata dia adalah seorang manusia super yang bisa mengeluarkan jaring layaknya laba-laba. Terlebih menjadi pahlawan sambil menyeimbangkan kehidupan sebagai pelajar SMA bukanlah hal mudah. Apalagi kali ini muncul penjahat super baru bernama The Spot.

Di awal penayangannya, penonton mungkin akan meragukan kekuatan Spot sebagai villain utama. Lantaran dia hanya bisa menembus benda-benda, bahkan Spot juga belum bisa mengendalikan kekuatannya sendiri. Namun seiring perkembangan filmnya, Spot terus bertambah kuat sampai mampu membahayakan multiverse para Spider-man.

Kekuatan utama Spot yang luar biasa adalah membuka portal antar dimensi. Setiap bintik hitam pada tubuhnya adalah portal menuju dimensi tersebut, sehingga ada banyak metode yang bisa digunakan untuk berpindah tempat.

Spot terus mengejar Miles karena ingin membalaskan dendamnya di masa lalu. Sementara Gwen yang ditugaskan oleh Miguel O'Hara untuk memburu makhluk berbintik itu pun akhirnya kewalahan juga. Terlebih masalah ini makin runyam setelah tersingkapnya asal usul Miles sebagai Spider-Man.

Spider-Man: Across The Spider-Verse akan mengajak penonton untuk memahami cara kerja Spider-verse yang kompleks dan saling bertautan. Film ini juga memperlihatkan multiverse atau dunia para Spider-Man yang lebih luas.

Setiap kali berpindah semesta, kita akan disuguhkan dengan gaya animasi yang berbeda. Misalnya dunia Gwen yang dibuat dengan gaya impressionist sehingga menggambarkan kesan lebih melodrama. Beda dengan dunia Miles yang lebih futuristik dengan warna-warna cerah.

Selain itu, uniknya lagi setiap karakter Spider-People memiliki gaya animasinya tersendiri yang membuat mereka terlihat berbeda meskipun sama-sama Spider. Misalnya Spider-punk yang menggunakan konsep komik lawas. Setiap bagian tubuhnya digambar dengan frame rate yang berbeda sehingga pergerakan animasinya sangat unik. Ada juga Spider-people versi anime, lego, AI, dan lainnya.

Sebagai film animasi, visualisasi gambarnya tampak hidup dengan memperlihatkan detail seperti goresan dan arsiran pensil. Perpindahan antar semestanya pun sangat luwes meskipun dibuat dengan gaya animasi yang beda. Apalagi dengan pop-up tulisan seperti ‘Phew’, ‘Boom’, atau ‘Oops’ yang muncul dalam beberapa adegan. Rasanya seperti sedang membaca panel-panel di setiap halaman komik yang menjadi hidup.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Review Buku Nyanyian Sang Siren, Kisah Jurnalis Menguak Kasus Pembunuhan

BERIKUTNYA

Menikmati Nuansa Eropa di Kota Hujan dengan Liburan ke Devoyage Bogor

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: