Gurihnya Soto Betawi Haji Ma'ruf, Kuahnya Dibuat dari Susu

Soto Betawi H. Ma’ruf merupakan salah satu kuliner legendaris yang telah berdiri sejak 1940. Sampai saat ini warung makan tersebut sukses mempertahankan cita rasanya yang khas menggunakan racikan bumbu rahasia yang diwariskan turun temurun sampai generasi ketiga.

Melihat sejarahnya, sekitar 83 tahun lalu Haji Ma'ruf menjajakan sotonya dengan metode pikul keliling dari rumah ke rumah. Kini bisnis tersebut sukses dan dilanjutkan oleh anak cucunya dan sudah memiliki empat cabang yang tersebar di Jakarta, seperti Gondangdia, Pramuka, Tebet, dan Taman Ismail Marzuki (TIM).

Baca juga: Rekomendasi 5 Tempat Makan Soto Betawi di Jakarta

Pelanggan Soto Betawi H. Maruf ini pun beragam, mulai dari Presiden Jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, keluarga presiden kedua RI Soeharto, hingga pahlawan nasional Jenderal Nasution, dan tokoh lainnya yang fotonya dipajang di setiap cabang warung makan tersebut.
 
Mufti, generasi ketiga pemilik Soto Betawi H. Ma’ruf memaparkan bahwa keistimewaan Soto Betawi ini terletak di resep rahasia sang kakek yang tidak pernah dimodifikasi. Umumnya kuah Soto Betawi menggunakan santan, namun yang satu ini kuahnya menggunakan susu, serta tidak ada campuran MSG.

Mufti bercerita, resep soto dari sang kakek sebetulnya tercipta secara tidak sengaja. Pada dasarnya kuah soto Betawi memang dibuat dari campuran santan, tapi saat itu Haji Ma’ruf berinisiatif menggunakan susu. Jaman dulu semua proses memasak dikerjakan secara manual, termasuk memarut kelapa untuk santan.

“Karena saat itu pembelinya ramai, jadi tidak ada waktu untuk marut kelapa lagi, akhirnya inisiatif kuahnya dicampur susu,” ujarnya.

Rupanya campuran kuah santan dan susu tersebut justru disukai para pelanggannya karena membuat cita rasa kuah soto menjadi lebih gurih, meskipun tanpa campuran MSG. Keistimewaan lainnya dari Soto Betawi H. Ma'ruf adalah daging dan jeroannya yang tetap garing sekalipun sudah direndam di dalam kuah soto.

“Daging dan jeroannya selain direbus kita goreng lagi, jadi setelah masuk ke kuah tetep garing,” kata Mufti.
  Dia menjelaskan, isiannya sendiri menggunakan daging, jeroan, babat, paru, kikil dan usus. Daging dan jeroannya pun berasal dari sapi, bukan kambing. Seemua isiannya direndam terlebih dahulu dalam kuah soto, kemudian digoreng sampai garing. 

Seporsi soto disajikan dalam mangkuk dengan kuah kental, serta potongan daging dan jeroan di dalamnya. Lebih nikmat lagi jika disantap dengan sepiring nasi, perasan jeruk nipis, dan sambal khasnya yang pedas. Selain soto, warung makan ini juga menyajikan sate ayam, sapi, dan kambing yang tak kalah lezatnya. Dagingnya yang empuk dan bumbu rempahnya yang kuat dibuat dari resep yang juga diwariskan secara turun temurun. 

“Sebelum dibakar dagingnya dimarinasi dulu dengan bumbu rempah-rempah khas kami,” kata Mufti.

Seporsi soto betawi daging dibanderol seharga Rp55.000 dan sepiring nasi Rp9.000. Sementara sate sapi dan kambing harganya Rp68.000 dan sate ayam Rp50.000. Ada juga pilihan makanan lainnya seperti laksa betawi yang dijual seharga Rp35.000.

Baca juga: Mengenal Asal-usul Sejarah dan Jenis Varian Soto di Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda