Pekerja menyelesaikan pembuatan batik cetak di rumah produksi Batik Tanah Liek Ayesha di Padang, Sumatra Barat, Kamis (25/11/2021). UMKM binaan PT Semen Padang (SIG) tersebut memproduksi batik cetak dan batik tulis dengan pewarna alami dari tanah liat yang dijual dengan harga Rp250.000 hingga Rp5 juta. (Sumber foto: Hypeabis.id/Fanny Kusumawardhani)

Mengenal Batik Tanah Liek khas Sumatra Barat

26 April 2023   |   16:00 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Meski lebih terkenal dengan kerajinan songket dan sulam, Sumatra Barat ternyata juga menjadi rumah bagi perajin batik yang dibuat dengan tanah liat. Batik tanah liat, juga dikenal sebagai batik tanah liek berasal dari daerah Bukittinggi di Sumatra Barat, serta merupakan bagian penting dari kebudayaan Minangkabau.

Sejarah batik tanah liat Sumatra Barat dapat ditelusuri hingga abad ke-17, ketika pedagang-pedagang asing mulai mengenalkan teknik batik ke daerah tersebut. Namun, batik tanah liat secara khusus baru dikembangkan pada abad ke-19 oleh para seniman dan pengrajin setempat. Batik tanah liat biasanya dibuat dengan menggunakan teknik canting atau menuliskan pola dengan menggunakan malam pada kain katun yang kemudian direndam dalam larutan tanah liat dan dicuci.

Baca juga: Motif Baru Batik Magelang Mejeng di IFW 2023, Usung Keberlanjutan Tanpa Potongan Kain

Keunikan batik tanah liat Sumatra Barat terletak pada corak dan warnanya yang khas. Motif batik tanah liat biasanya terinspirasi dari bentuk-bentuk alam, seperti bunga, daun, dan binatang. Selain itu, warna yang digunakan cenderung lebih netral, seperti coklat, krem, dan abu-abu, yang memberikan kesan yang elegan dan klasik.

Dalam teknik pembuatan batik tanah liat, pengrajin tidak hanya menggunakan malam sebagai media untuk menuliskan pola pada kain. Proses pemberian warna pada kain juga dilakukan dengan cara merendam kain yang sudah diwarnai malam ke dalam larutan tanah liat, sehingga menghasilkan warna yang khas dan berbeda dengan batik-batik lainnya.

Penggunaan bahan-bahan pewarna yang berasal dari pewarna alami juga tergolong unik. Sebab, selain tanah liat, perajin batik tanah liek juga menggunakan kulit jengkol, manggis, getah gambir, jerami padi, kulit mahoni, kulit rambutan dan tumbuh-tumbuhan yang secara tradisional digunakan untuk pewarna.

Selain itu, batik tanah liat Sumatra Barat juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Kain batik tanah liat biasanya dikenakan pada acara-acara adat seperti pernikahan, upacara keagamaan, dan acara kebudayaan lainnya. Kain batik ini juga dianggap sebagai simbol kebanggaan dan identitas budaya bagi masyarakat Minangkabau.

Wastra dari Ranah Minang ini juga dianggap memiliki nilai sejarah dan kebudayaan tinggi sehingga pada Oktober 2009 batik tanah liat mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Kain batik tanah liat Sumatra Barat juga dikenal memiliki ketahanan yang baik dan dapat bertahan selama bertahun-tahun bahkan dengan penggunaan rutin dan mencuci. Kain batik ini juga biasanya dianggap sebagai investasi, karena harganya yang relatif mahal dan terus meningkat seiring dengan permintaan yang terus bertambah dari masyarakat baik lokal maupun internasional.

Itulah beberapa fakta menarik tentang batik tanah liat yang bisa Genhype simak. Adapun pesona batik khas Sumatra Barat ini dapat juga dinikmati dalam dokumentasi visual Hypeabis.id, sebagai bagian dari Bisnis Indonesia Grup, yang dapat diakses di kanal Kilas Foto.
 

Tampilan Kilas Foto di Hypeabis.id

Tampilan Kilas Foto di Hypeabis.id


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Disambut Cuaca Panas, Begini Persiapan Timnas Indonesia U-22 Jelang SEA Games 2023 di Kamboja

BERIKUTNYA

Rilis Hari Ini, Cek 5 Fakta Menarik Game Honkai: Star Rail Besutan HoYoverse

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: