Musim Haji Tiba, Cek Kiat Aman Jamaah Haji Risiko Tinggi & Lansia
11 June 2023 |
21:02 WIB
Kalender Hijriyah telah tiba pada Dzulhijjah, masyarakat Muslim di seluruh dunia pun berbondong-bondong pergi ke Tanah Suci untuk beribadah haji. Ya, musim haji telah tiba, pemerintah Indonesia pun telah memberangkatkan lebih dari 118 ribu orang dari 308 kloter pada musim haji tahun ini.
Ibadah haji merupakan ibadah yang memerlukan ketahanan fisik bagi para jamaah. Bagi mereka yang tergolong kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia juga butuh strategi untuk bisa menjalankan ibadah umrohnya dengan baik dan aman terutama saat melaksanakan Sa'i.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia Terserang Infeksi Paru Hingga Pikun Akut, Simak 7 Cara Mencegahnya
Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan jumlah jemaah haji lansia tahun ini pun cukup banyak, yakni mencapai sekitar 67.000 atau lebih 30 persen dari kuota jemaah haji Indonesia. Oleh karena itu mereka meminta komitmen dari petugas layanan haji untuk memaksimalkan pelayanan bagi risti dan lansia.
Mengutip siaran tertulis Kemenag, dalam konteks ibadah haji tahun 2023 ini, jamaah haji yang memiliki risiko tinggi seperti lansia, punya riwayat penyakit, atau penyandang disabilitas memang perlu mengantisipasi dengan tidak memaksakan diri pada ibadah-ibadah sunnah yang menguras tenaga.
Selain itu, berbagai rukhsah atau keringanan ibadah juga perlu diterapkan untuk mencegah mudarat. Sebab, ketika jamaah lansia atau risti memaksakan diri menunaikan Arbain atau salat fardhu berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi dan shalat rutin berjamaah di Masjidil Haram, maka energi mereka sudah habis sebelum puncak ibadah haji.
"Jamaah haji juga harus mengukur kemampuan. Jika merasa sudah masuk kategori lansia maka ya bebani diri sebagaimana mestinya lansia. Demikian juga halnya dengan penyandang disabilitas, atau jemaah yang punya riwayat penyakit. Perlu diingat bahwa agama tidak akan menjadi beban bagi siapapun yang sadar diri dan sadar kondisi," tulis Kemenag.
Sementara itu, Juru Bicara PPIH Pusat Ramadhan Harisman mengatakan untuk ibadah Sa'i dia juga memberikan tip khusus bagi jamaah risti dan lansia. salah satunya adalah dengan melakukan metode istirahat-istirahat selama melakukan perjalanan dari Safa ke Marwa. Yaitu dengan sejenak berhenti dan berdoa selama 2 menit sembari menurunkan denyut nadi.
"Intinya dan yang penting adalah memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi, setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya Sa’I lebih lama, tapi lebih aman,"paparnya.
Selain itu, dia juga mengimbau pada jamaah yang lebih muda dan sehat untuk mendampingi jamaah risti dan lansia agar tidak tertinggal dengan kelompok jamaahnya. Hal ini selain bertujuan untuk memberi semangat jamaah lansia juga untuk memantau kondisi fisik mereka selama beribadah.
"Disarankan, jemaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung," jelas Ramadhan.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga 10 Juni 2023, jumlah total kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi berjumlah 118.541 orang atau 308 kelompok terbang.
Adapun, dari jumlah tersebut jumlah jamaah yang diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah sebanyak 6.270 orang atau 16 kloter. Sementara itu, sejak kedatangan gelombang pertama jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan ke Tanah Suci pada Rabu (24/5/23) hingga hari ini total jamaah yang meninggal mencapai 40 orang.
Baca juga: Musim Haji Tiba, Intip 4 Hal yang Boleh & Tidak Boleh Dilakukan Saat di Tanah Suci
Editor: Dika Irawan
Ibadah haji merupakan ibadah yang memerlukan ketahanan fisik bagi para jamaah. Bagi mereka yang tergolong kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia juga butuh strategi untuk bisa menjalankan ibadah umrohnya dengan baik dan aman terutama saat melaksanakan Sa'i.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia Terserang Infeksi Paru Hingga Pikun Akut, Simak 7 Cara Mencegahnya
Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan jumlah jemaah haji lansia tahun ini pun cukup banyak, yakni mencapai sekitar 67.000 atau lebih 30 persen dari kuota jemaah haji Indonesia. Oleh karena itu mereka meminta komitmen dari petugas layanan haji untuk memaksimalkan pelayanan bagi risti dan lansia.
Mengutip siaran tertulis Kemenag, dalam konteks ibadah haji tahun 2023 ini, jamaah haji yang memiliki risiko tinggi seperti lansia, punya riwayat penyakit, atau penyandang disabilitas memang perlu mengantisipasi dengan tidak memaksakan diri pada ibadah-ibadah sunnah yang menguras tenaga.
Selain itu, berbagai rukhsah atau keringanan ibadah juga perlu diterapkan untuk mencegah mudarat. Sebab, ketika jamaah lansia atau risti memaksakan diri menunaikan Arbain atau salat fardhu berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi dan shalat rutin berjamaah di Masjidil Haram, maka energi mereka sudah habis sebelum puncak ibadah haji.
"Jamaah haji juga harus mengukur kemampuan. Jika merasa sudah masuk kategori lansia maka ya bebani diri sebagaimana mestinya lansia. Demikian juga halnya dengan penyandang disabilitas, atau jemaah yang punya riwayat penyakit. Perlu diingat bahwa agama tidak akan menjadi beban bagi siapapun yang sadar diri dan sadar kondisi," tulis Kemenag.
Sementara itu, Juru Bicara PPIH Pusat Ramadhan Harisman mengatakan untuk ibadah Sa'i dia juga memberikan tip khusus bagi jamaah risti dan lansia. salah satunya adalah dengan melakukan metode istirahat-istirahat selama melakukan perjalanan dari Safa ke Marwa. Yaitu dengan sejenak berhenti dan berdoa selama 2 menit sembari menurunkan denyut nadi.
"Intinya dan yang penting adalah memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi, setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya Sa’I lebih lama, tapi lebih aman,"paparnya.
Selain itu, dia juga mengimbau pada jamaah yang lebih muda dan sehat untuk mendampingi jamaah risti dan lansia agar tidak tertinggal dengan kelompok jamaahnya. Hal ini selain bertujuan untuk memberi semangat jamaah lansia juga untuk memantau kondisi fisik mereka selama beribadah.
"Disarankan, jemaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung," jelas Ramadhan.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga 10 Juni 2023, jumlah total kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi berjumlah 118.541 orang atau 308 kelompok terbang.
Adapun, dari jumlah tersebut jumlah jamaah yang diberangkatkan dari Madinah ke Mekkah sebanyak 6.270 orang atau 16 kloter. Sementara itu, sejak kedatangan gelombang pertama jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan ke Tanah Suci pada Rabu (24/5/23) hingga hari ini total jamaah yang meninggal mencapai 40 orang.
Baca juga: Musim Haji Tiba, Intip 4 Hal yang Boleh & Tidak Boleh Dilakukan Saat di Tanah Suci
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.