Ilustrasi satelit yang mengorbit Bumi (Sumber: Pxfuel)

Satria-1 Segera Mengorbit, Begini Cara Kerja Internet Berbasis Satelit 

09 June 2023   |   17:30 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 bakal segera meluncur ke angkasa. Setelah pengerjaan proyek yang panjang mulai dari 2019, satelit multifungsi tersebut akan lepas landas sekitar pertengahan bulan ini, Juni 2023. Peluncurannya akan dilakukan di Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. 

Kepastian peluncuran itu disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Mahfud MD, dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI pada Senin (5/6/2023).  “Ini (Satria-1) akan diluncurkan 17 Juni dari Florida,” katanya. 

Satelit multifungsi Satria-1 diharapkan bisa menjadi jembatan kebutuhan internet masyarakat Indonesia, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), dalam menyongsong makin masifnya pemanfaatan teknologi digital. Hal ini, kata Mahfud, juga sebagai upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara kelima dengan produk domestik bruto terbesar di dunia pada 2025. 

Dia menekankan, kehadiran teknologi digital memiliki peranan penting dalam upaya mewujudkan visi Indonesia maju pada 2045. Penguasaan teknologi digital menjadi salah satu aktor kunci dalam merealisasikan visi tersebut. Untuk itulah, infrastruktur pendukungnya seperti akses internet perlu diperluas ke penjuru Tanah Air.  

Baca juga: Begini Cara Penerapan Fitur Darurat SOS di iPhone 14 Melalui Satelit

Dilansir dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika, Satria-1 merupakan satelit multifungsi pertama yang bertujuan menyediakan konektivitas ke sekitar 150.000 titik layanan publik di seluruh Nusantara. 

Cakupannya meliputi 93.900 titik sekolah dan pesantren untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer, 47.900 titik kantor desa/kelurahan, kecamatan, dan pemerintah daerah lainnya, 3.700 titik puskesmas dan rumah sakit, serta 3.900 titik layanan keamanan. 

Satelit ini memanfaatkan teknologi high throughput satellite (HTS) yang punya kapasitas throughput 150 miliar bit per detik (Gbps). Angka ini sekitar tiga kali lipat dari kapasitas sembilan satelit telekomunikasi yang digunakan di Indonesia. 

Agar internet berbasis satelit bisa sampai ke tangan penggunanya, tidak bisa hanya mengandalkan alat di luar angkasa saja, perlu stasiun yang ada di Bumi sebagai ‘terminal’ akses. Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Mira Tayyiba mengatakan bahwa kementerian telah menyiapkan aspek komunitas pendukungnya. 

Itu adalah stasiun bumi ground segment di 11 lokasi di seluruh Indonesia meliputi Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. 

“Selanjutnya, pemanfaatan utilitas backbone Palapa Ring sebesar 45 persen dengan service level agreement layanan operasional sebesar 95 persen,” katanya dikutip dari laman Kemenkominfo. 

Mira menambahkan bahwa Satelit Republik Indonesia itu akan meluncur pada orbit 106 Bujur Timur dan bakal beroperasi mulai triwulan keempat tahun ini, alias antara Oktober, November, dan Desember 2023. 

Genhype tahu enggak sih sebetulnya gimana cara kerja internet berbasis satelit? Bagi yang belum paham, Hypeabis.id bakal membahasnya dalam ulasan ini. Pantengin terus ya! 
 

(Sumber: Viasat)

(Sumber: Viasat)


Cara Kerja 

Jadi, internet yang banyak kita pakai sekarang bisa didapatkan melalui teknologi yang berbeda-beda. Data seluler, jaringan Wi-Fi, dan satelit sama-sama bisa menyediakan akses internet, tapi dengan infrastruktur jaringan yang berbeda satu sama lain. 

Untuk internet seluler, infrastruktur jaringan yang dipakai meliputi menara seluler (cell tower) yang terhubung ke jaringan inti operator seluler. Sementara untuk Wi-Fi, infrastruktur jaringannya meliputi router atau hotspot yang terhubung ke sambungan internet kabel seperti serat optik atau kabel koaksial. 

Adapun, pada internet berbasis satelit, seperti namanya, menggunakan satelit komunikasi di luar angkasa sebagai infrastruktur untuk mentransmisikan sinyal internet. Ini memungkinkan akses internet ke daerah terpencil atau yang sulit dijangkau oleh pembangunan infrastruktur telekomunikasi darat. 

Dirangkum dari Starlink, Viasat, Hughesnet, dan SatelliteInternet, begini cara kerja internet berbasis satelit. Pertama, kita perlu mengirimkan sinyal atau permintaan akses internet dari perangkat seperti komputer atau ponsel. Permintaan ini dikirim melalui antena yang telah mengubah sinyal menjadi gelombang radio, tujuannya adalah ke satelit luar angkasa. 

Kedua, satelit yang mengorbit Bumi akan menerima gelombang radio dan mengubahnya menjadi sinyal lain yang lebih kuat. Sinyal ini lantas dikirim ke Bumi, tepatnya ke stasiun darat yang dikenal sebagai Network Operations Center (NOC). 

Ketiga, stasiun darat memproses permintaan tersebut dan mengirimkan kembali data yang diminta ke satelit. Terakhir, satelit akan meneruskan data tersebut ke antena pengguna yang kemudian mengirimkannya ke perangkat untuk bisa dinikmati. 

Dengan alur seperti itu, internet berbasis satelit membutuhkan perangkat tambahan untuk dapat mengirimkan dan menangkap sinyal dari benda di luar angkasa tersebut. Ini dikenal sebagai sistem relai lima bagian (five-part relay system) yang meliputi perangkat siap internet, modem/router, parabola, satelit di luar angkasa, dan pusat operasi jaringan.

Baca juga: 4 Negara dengan Internet Mobile Broadband Tercepat di Dunia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Kris Dayanti Rilis Lagu Berjudul Dekap Semesta

BERIKUTNYA

Dibintangi Naura Ayu, My Nerd Girl Season 2 Kembali Hadir dengan Cerita Lebih Seru

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: