Kenali Alergi Susu Sapi pada Anak
01 June 2023 |
20:18 WIB
Di samping manfaat yang besar untuk membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak, dalam beberapa kasus susu sapi bisa mengakibatkan alergi. Tidak semua anak dapat menoleransi protein yang terkandung pada susu sapi, sehingga memicu reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuhnya.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi sekitar 2-7,5 persen, dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan. Selain susu sapi, makanan pencetus alergi lainnya seperti makanan laut, kacang tanah, gandum, telur, kacang kedelai, dan sebagainya.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi Zahrah Hikmah mengatakan bahwa alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Gejala alergi bisa ringan hingga berat, antara lain pada saluran pencernaan, sistem pernapasan, dan kulit.
Di saluran cerna, gejala alergi yang terjadi bisa berupa diare dan kolik. Jika pada kulit bisa mengakibatkan urtikaria dan dermatitis atopik. Pada saluran napas akan mengakibatkan asma dan rhinitis. Selain itu juga bisa terjadi anafilaksis.
“Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya, sehingga melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang merupakan suatu zat kimia yang diproduksi saat tubuh alami alergi untuk melawannya,” kata Zahrah dalam Webinar Bicara Gizi: Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting, yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia, Rabu (31/5).
Akibat alergi tersebut, berbagai kandungan nutrisi di dalam susu sapi, seperti protein, kalsium, kalium, vitamin B12, dan vitamin D, yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat diterima oleh anak alergi susu sapi, sehingga rentan terjadi malnutrisi.
Agar tumbuh kembangnya berjalan dengan baik, anak dengan alergi susu sapi membutuhkan nutrisi yang bergizi. Anak-anak membutuhkan karbohidrat, protein, dan lemak merupakan sumber nutrisi makro, vitamin dan mineral nutrisi mikro.
“Susu sapi merupakan protein hewani, sehingga penggantian makanan harus adekuat sehingga dapat menjamin tumbuh kembang anak dan mencegah terjadi penyakit akibat kekurangan nutrisi mikro,” lanjutnya.
Meski demikian, menurut dokter anak di RSUD dr. Sutomo Surabaya ini, dengan tata laksana yang baik, alergi susu sapi ini bisa disembuhkan. Kesembuhan alergi susu sapi pada tahun pertama bisa mencapai 45-55 persen, tahun kedua 60-75 persen, dan tahun ketiga 90%.
Pengalaman menangani anak dengan alergi susu sapi dibagikan oleh Chacha Thaib, influencer sekaligus ibu rumah tangga dan telah memiliki anak bernama Binar. “Saya kaget dan khawatir sekali ketika mulai muncul gejala alergi pada Binar setelah minum susu sapi. Khawatir akan mempengaruhi tumbuh kembangnya jika Binar mengalami kekurangan asupan nutrisi.”
Untuk itu, langkah yang dia lakukan begitu mengetahui anaknya alergi susu sapi adalah segera berkonsultasi ke dokter. Selanjutnya dia mengawasi makanan-makanan yang dikonsumsi Binar dan mempelajari mengenai alergi susu sapi ini.
“Penting bagi ibu untuk memperbanyak referensi dari sumber terpercaya tentang alergi susu sapi dan selalu mengikuti anjuran dari dokter,” ujar Chacha.
Zahrah menambahkan, tidak hanya susu sapi yang bisa mengakibatkan anak langsung alergi, tetapi juga bahan makanan yang mengandung susu sapi. Oleh karena itu penting memahami bahan-bahan yang mengandung susu sapi yang tercantum dalam label makanan.
Menurut dia, tata laksana anak dengan alergi susu sapi dapat dilakukan oleh orang tua sedini mungkin, yaitu dengan berkonsultasi serta mengikuti petunjuk atau saran dokter.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan menghentikan bahan makanan yang mengandung susu sapi, memberikan alternatif makanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, membaca label makanan, dan melakukan pemantauan pertumbuhan secara rutin.
Baca juga: Cara Asmirandah Penuhi Gizi Anaknya yang Alergi Susu Sapi
Adapun prinsip-prinsip yang bisa dilakukan untuk menangani anak yang alergi susu sapi, antara lain:
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi sekitar 2-7,5 persen, dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan. Selain susu sapi, makanan pencetus alergi lainnya seperti makanan laut, kacang tanah, gandum, telur, kacang kedelai, dan sebagainya.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi Zahrah Hikmah mengatakan bahwa alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Gejala alergi bisa ringan hingga berat, antara lain pada saluran pencernaan, sistem pernapasan, dan kulit.
Di saluran cerna, gejala alergi yang terjadi bisa berupa diare dan kolik. Jika pada kulit bisa mengakibatkan urtikaria dan dermatitis atopik. Pada saluran napas akan mengakibatkan asma dan rhinitis. Selain itu juga bisa terjadi anafilaksis.
“Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya, sehingga melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang merupakan suatu zat kimia yang diproduksi saat tubuh alami alergi untuk melawannya,” kata Zahrah dalam Webinar Bicara Gizi: Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting, yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia, Rabu (31/5).
Akibat alergi tersebut, berbagai kandungan nutrisi di dalam susu sapi, seperti protein, kalsium, kalium, vitamin B12, dan vitamin D, yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat diterima oleh anak alergi susu sapi, sehingga rentan terjadi malnutrisi.
Ilustrasi alergi pada susu sapi (sumber foto: Kemenkes)
Agar tumbuh kembangnya berjalan dengan baik, anak dengan alergi susu sapi membutuhkan nutrisi yang bergizi. Anak-anak membutuhkan karbohidrat, protein, dan lemak merupakan sumber nutrisi makro, vitamin dan mineral nutrisi mikro.
“Susu sapi merupakan protein hewani, sehingga penggantian makanan harus adekuat sehingga dapat menjamin tumbuh kembang anak dan mencegah terjadi penyakit akibat kekurangan nutrisi mikro,” lanjutnya.
Meski demikian, menurut dokter anak di RSUD dr. Sutomo Surabaya ini, dengan tata laksana yang baik, alergi susu sapi ini bisa disembuhkan. Kesembuhan alergi susu sapi pada tahun pertama bisa mencapai 45-55 persen, tahun kedua 60-75 persen, dan tahun ketiga 90%.
Pengalaman menangani anak dengan alergi susu sapi dibagikan oleh Chacha Thaib, influencer sekaligus ibu rumah tangga dan telah memiliki anak bernama Binar. “Saya kaget dan khawatir sekali ketika mulai muncul gejala alergi pada Binar setelah minum susu sapi. Khawatir akan mempengaruhi tumbuh kembangnya jika Binar mengalami kekurangan asupan nutrisi.”
Untuk itu, langkah yang dia lakukan begitu mengetahui anaknya alergi susu sapi adalah segera berkonsultasi ke dokter. Selanjutnya dia mengawasi makanan-makanan yang dikonsumsi Binar dan mempelajari mengenai alergi susu sapi ini.
“Penting bagi ibu untuk memperbanyak referensi dari sumber terpercaya tentang alergi susu sapi dan selalu mengikuti anjuran dari dokter,” ujar Chacha.
Zahrah menambahkan, tidak hanya susu sapi yang bisa mengakibatkan anak langsung alergi, tetapi juga bahan makanan yang mengandung susu sapi. Oleh karena itu penting memahami bahan-bahan yang mengandung susu sapi yang tercantum dalam label makanan.
Menurut dia, tata laksana anak dengan alergi susu sapi dapat dilakukan oleh orang tua sedini mungkin, yaitu dengan berkonsultasi serta mengikuti petunjuk atau saran dokter.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan menghentikan bahan makanan yang mengandung susu sapi, memberikan alternatif makanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, membaca label makanan, dan melakukan pemantauan pertumbuhan secara rutin.
Baca juga: Cara Asmirandah Penuhi Gizi Anaknya yang Alergi Susu Sapi
Adapun prinsip-prinsip yang bisa dilakukan untuk menangani anak yang alergi susu sapi, antara lain:
- Identifikasi pencetus alergi protein susu sapi.
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung protein susu sapi dan produknya.
- Hati-hati membaca label makanan.
- Pastikan nutrisi mencukupi.
- Monitor status gizi.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.