Toko Buku Gunung Agung. (Sumber foto: Instagram/gunungagung)

Toko Buku Gunung Agung Tutup Seluruh Outlet Akhir Tahun, Ini Penyebabnya

22 May 2023   |   09:36 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Berdiri sejak 1953, Toko Buku Gunung Agung dikabarkan bangkrut dan akan menutup seluruh gerainya pada akhir tahun ini. Sejumlah karyawan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Salah satu penyebab dari situasi ini tidak lepas dari pandemi Covid-19.

Dalam pernyataan direksi PT GA Tiga Belas atau Toko Buku Gunung Agung, sejak era pandemi Covid-19 pada 2020, memang telah dilakukan langkah efisiensi dengan menutup beberapa toko atau outlet yang tersebar di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi dan Jakarta.

Baca juga: Sebelum Togamas, Ini 4 Toko Buku yang Lebih dulu Tutup

Selain itu, sejak 2013 perusahaan juga mengalami permasalahan beban biaya operasional yang besar dan tidak sebanding dengan pencapaian penjualan usaha setiap tahunnya.

"Semakin berat dengan terjadinya wabah pandemi Covid-19 di awal tahun 2020," tulis keterangan resmi manajemen PT GA Tiga Belas, dikutip Hypeabis.id, Senin (22/5/2023).

Penutupan toko yang terjadi pada 2020 katanya bukan merupakan penutupan yang terakhir. Manajemen mengatakan pada akhir 2023 mereka berencana menutup seluruh outlet yang masih tersisa. 

"Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar," ungkap manajemen. 

Perseroan mengatakan penutupan outlet sejak 2020 sampai dengan 2023 dilakukan secara bertahap dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seiring dengan penutupan outlet, pemutusan hubungan kerja pun dilakukan pada sejumlah karyawan.

Namun demikian, perusahaan membantah telah melakukan PHK terhadap 350 orang pekerja. Dalam surat ASPEK yang diterima perusahaan disebutkan bahwa jumlah bekas pekerja Toko Buku Gunung Agung yang menyampaikan tuntutan melalui ASPEK Indonesia sebanyak 16 orang, yang kontrak kerjanya telah berakhir pada 2022. 

"Oleh karena itu informasi dan pemberitaan yang berkembang dengan membuat seolah-olah Toko Buku Gunung Agung telah melakukan PHK sebanyak 350 orang adalah tidak benar dan cenderung menyesatkan," tegas manjemen PT GA Tiga Belas.

Perusahaan menegaskan bahwa pelaksanaan proses efisiensi dan efektifitas usaha sesuai dengan koridor hukum yang berlaku. Proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial pun dipastikan sesuai koridor hukum ketenagakerjaan.


Sejarah Singkat Toko Gunung Agung

Toko Buku Gunung Agung merupakan perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia. Perusahaan ini mulai didirikan pada1953 oleh Tjio Wie Tay.  Awalnya, Tjio yang kemudian berganti nama menjadi Masagung sejak 1940-an berbisnis buku bekas yang kemudian berkembang menjadi Tay San Kongsie bersama dua rekannya, Lie Tay San dan The Kie Hoat.

Namun ketika permintaan buku sangat tinggi setelah kemerdekaan karena hengkangnya penerbit Belanda dari Indonesia, Tay San Kongsie akhirnya mengambil peluang tersebut dengan membuka toko buku impor dan majalah. Saat itu, masih terjadi persaingan antara penerbit toko buku Belanda, seperti Van Dorp dan Kolff, tapi toko buku milik Tay San Kongsie lebih baik dan variatif dibanding dua toko buku asing tersebut.

Karena keuntungan menjual buku lebih besar dibanding menjual rokok dan bir, Tay San Kongsie akhirnya menutup usaha rokok dan bir, dan fokus ke toko buku. Pada 1951, Tjio Wie Tay membeli rumah sitaan Kejaksaan di Jalan Kwitang No. 13, Jakarta Pusat, yang pada bagian belakangnnya dibuat percetakan kecil.

Bisnis yang kian tumbuh menggerakkan Tjio untuk membangun firma pada 1953, sayangnya ide ini ditolak oleh Lie Tay San sehingga dia memilih mundur dari kongsi.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Konser Musik Kian Ramai, Simak Cara Pintar Ketemu Idola Tanpa Bikin Kantong Jebol

BERIKUTNYA

Unik, Anak Muda Ini Sulap Limbah Jamur jadi Produk Fesyen dan Perabotan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: