Ilustrasi wisata Indonesia (Sumber gambar: Freepik)

Walau Kembali Dilirik Wisman, Pariwisata Indonesia Masih Punya PR

19 May 2023   |   14:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Kunjungan wisatawan mancanegara terus mengalami kenaikan. Secara kumulatif, total ada 2,25 juta kunjungan pada kuartal pertama 2023 atau naik 508,87 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. 

Meroketnya kunjungan wisman ke Indonesia ini tak lepas mobilitas warga yang mulai kembali bebas setelah pandemi terkendali. Kabar baik ini tentu jadi angin segar di tengah target baru kunjungan wisman yang meningkat menjadi 8,5 juta pada tahun ini. Wakil Ketua Umum ASITA Budijanto Ardiansjah mengatakan kenaikan kunjungan wisman yang cukup tajam dibanding tahun sebelumnya patut disambut baik.

Baca juga: Pariwisata Berkelanjutan Diandalkan Dapat Menggaet Lebih Banyak Turis Asing

Pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pelan-pelan turut membuka keran wisman untuk kembali berkunjung ke Indonesia. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun lalu, di mana situasinya memang belum begitu pulih.

Terlebih, Indonesia saat ini juga jadi negara yang cukup populer sebagai tujuan pariwisata di mata para wisman. Beberapa destinasi wisata Indonesia beberapa kali masuk ke dalam top destination yang di-publish oleh beberapa surveyor ternama di dunia.

Baru-baru ini Bali terpilih menjadi destinasi terpopuler kedua dunia pada 2023 dalam penghargaan Traveller’s Choice Award for Destinations yang diadakan situs perjalanan terkemuka TripAdvisor. Dalam penghargaan tersebut, Bali berhasil mengungguli kota tujuan wisata besar di dunia, seperti London maupun Paris.

“Keindahan alam, budaya, dan hospitality warganya masih menjadi daya tarik utama wisman datang ke sini. Sampai saat ini, Bali, Lombok karena ada Mandalika, kawasan Labuan Bajo, dan Yogyakarta masih menjadi yang favorit,” ucap Budi

Menurut Budi, momentum pemulihan kondisi pariwisata yang mulai terlihat ini sebaiknya terus dijaga. Pemerintah atau pelaku wisata mesti bisa memberikan pelayanan yang baik dan menjaga rasa aman bagi wisman yang berkunjung ke Indonesia.

Selain itu, aksesibilitas di setiap destinasi juga perlu ditingkatkan. Di sisi lain, penerbangan langsung juga sebaiknya diperbanyak agar memudahkan wisman mencapai destinasi yang ditujunya.

Budi mengatakan saat ini kunjungan wisman paling banyak memang masih dari negara-negara tetangga. Dalam data BPS pada Maret 2023, wisman asal Malaysia menjadi yang terbanyak berkunjung dengan 124,62 ribu kunjungan (15,39 persen), Singapura 111,26 ribu kunjungan (13,74 persen), Australia 96,16 ribu (11,87 persen), Timor Leste 63,59 ribu (7,85 persen), dan Tiongkok 51,97 ribu (6,42 persen).

Namun, jika momentum ini terus terjaga, potensi menggaet wisman dari negara lain masih sangat mungkin terjadi. Menurut Budi, Indonesia sebenarnya masih bisa memaksimalkan wisman dari negara Amerika, India, dan Timur Tengah.
 

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira sepakat bahwa pencabutan PPKM memang berpengaruh signifikan terhadap kenaikan wisman. Jadi, meskipun Januari sampai April bisa dibilang low season, kunjungan wisman tetap naik karena mereka mulai merealisasikan belanja wisatanya.

Kemudian, saat ini sudah banyak penerbangan internasional yang mulai dibuka. Banyaknya pintu penerbangan yang dibuka membuat harga tiket perjalanan jadi lebih stabil dan tidak lagi terlalu mahal. Tentu ini memancing wisman untuk datang ke Indonesia.

Melihat dari data yang ada, kontributor wisman memang lebih banyak berasal dari ASEAN dan negara tetangga. Hal ini dinilainya wajar karena negara tetangga tentu lebih familiar dengan destinasi-destinasi di Indonesia.

“Pelaku wisata harus diakui banyak berbenah. Banyak hotel yang mulai dirawat kembali pascapandemi, infrastruktur di destinasi wisata mulai memadai, pemandu wisata juga berbenah. Ini membuat terciptanya kesiapan pariwisata dan wisman makin tertarik datang ke Indonesia,” jelas Bhima.

Bhima berharap tren positif ini terus berlanjut. Namun, perlu ada antisipasi lebih yang perlu dilakukan, mengingat masih ada ketidakpastian ekonomi global terutama di negara-negara Barat. Oleh karena itu, Bhima menyebut negara-negara Asia mungkin bisa menjadi fokus utama dalam masa-masa pemulihan ini.

“Tahun ini kan target kontribusi pariwisata terhadap PDB 4,1 persen. Tahun ini harapannya bisa 4,5 persen. Yang perlu dijamin lainnya mungkin stabilitas kurs dan keamanan wisata,” imbuhnya.

Baca juga: Hypereport: Memaksimalkan Potensi Pariwisata Alam Liar di Indonesia 

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

7 Rekomendasi Hotel Dekat dengan GBK, Cocok Buat Akomodasi Nonton Konser Coldplay

BERIKUTNYA

Donnie Yen Umumkan Kelanjutan Kisah Ip Man di Film Kelima

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: