Ilustrasi laman judi online. (Sumber gambar : Freepik/Macrovector)

Waspada, Gangguan Kesehatan Mental di Balik Kecanduan Judi Online

15 May 2023   |   20:42 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Judi online semakin marak. Permainan yang dilakukan dengan taruhan ini bukan hanya merugikan secara material namun juga memengaruhi kesehatan mental. Tak jarang ketika kalah, orang yang kecanduan bisa nekat menggelapkan uang masyarakat hingga berakhir bunuh diri. 

Seperti yang sedang ramai di media sosial dalam beberapa waktu terakhir, Kepala cabang perusahaan kurir di Jakarta, berinisial ALG ditemukan tewas gantung diri di kantornya. Dari keterangan keluarga korban dan saksi, korban mengalami masalah utang piutang karena kalah judi online

Di tempat lain, kepala kantor perwakilan sebuah perusahaan di Nunukan, Kalimantan Utara ditangkap akibat menggelapkan uang perusahaan senilai Rp1,3 miliar. Uang itu digunakan untuk judi online

Baca juga: Krisis Iklim Tingkatkan Beban Kesehatan Mental Generasi Muda

Menanggapi fenomena ini, Pembina Yayasan Kesehatan Mental Indonesia Adang Adha mengatakan judi online mirip dengan narkoba karena menyebabkan kecanduan. Mereka yang kecanduan bisa disebabkan karena adanya gangguan pengendalian impuls mental, yaitu ketidakmampuan mengelola perilaku, keinginan, dan rasa. 

“Ini bukan soal mapan atau nggak tapi soal dorongan mendapatkan sesuatu dan dorongan kesenangan dari rasa deg-degan yang nggak bisa dikendalikan oleh seseorang,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Senin (15/5/2023).

Orang yang kecanduan judi online bisa disebabkan faktor personal dan lingkungan. Dikatakan faktor lingkungan jikalau ada banyak orang di sekitarnya yang main judi online dan terpengaruh dengan kemenangan.

Sementara faktor personal terjadi ketika ada rasa penasaran, ditambah impuls, kesenangan yang terpicu saat melihat slotnya. “Semakin lama semakin seseorang semakin gak bisa kontrol impuls perilakunya. Semakin adiksi,” imbuhnya. 

Orang yang kecanduan bisa sangat terobsesi dan akhirnya menarik diri dari lingkungan. Dalam beberapa kasus, mereka sampai enggan mengobrol dengan orang lain.  “Akhirnya malas urus diri sendiri dan melupakan apa yang lebih penting dari hidup dan fokus ke judi online atau adiksi mereka,” terang Adang.

Selain menarik diri dari lingkungan, kualitas hubungan mereka dengan pasangan atau orang terdekatnya menjadi tidak bagus. Timbul rasa tidak peduli karena fokus mereka hanya ke yang diadiksi saja.

Oleh karena itu, kecanduan ini harus segera diatasi sebelum kerugian secara materil, psikis, hingga sosial tidak semakin besar. Untuk mengatasi, menurut Adang memang butuh paksaan. 

Terkadang, perlu dilakukan terapi desensitisasi untuk mengurangi kecanduannya. Terapi ini menggabungkan teknik relaksasi dengan paparan bertahap terhadap pemicu kecanduan judi. 

“Dipaksa, diambil HP-nya (handphone), dijauhkan dari yang memicunya. Lalu dibuatkan program yang mengembalikan kemampuan untuk mengendalikan impuls atau kesenangan sementara itu,” saran Adang. 

Sementara itu, butuh dukungan keluarga agar mereka bisa pulih sepenuhnya. Namun yang mejadi repot menurutnya ketika seseorang yang kecanduan tidak memiliki masalah terhadap uang alias orang yang punya duit, mereka cenderung mengabaikan imbauan orang di sekitarnya, sekalipun pasangan hidupnya. 

“Dugaan saya, ketika dikasih tau orang yang tidak begitu penting dan tidak bisa mempengaruhi dia seperti istri dan keluarga, jadi diabaikan,” jelasnya. 

Baca juga: Kenali Gejala Narcissistic Personality Disorder yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

Dia pun menyarankan sebaiknya seseorang tidak mencoba judi online agar tidak kecanduan. Sekali mencoba, kamu akan terjerat dan jatuh ke dalam. "Sama kayak drugs," tegasnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Menanti Kejutan Bene Dion di Film Ganjil Genap

BERIKUTNYA

5 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih, Cocok Buat Nonton Konser Coldplay

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: