Ilustrasi gim mobile (Sumber gambar: Pandhuya Niking/Unsplash)

Masyarakat Masih Gemar Main Gim Mobile dari Luar Negeri, Ini Sebabnya

15 May 2023   |   06:29 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like
Dahulu, gim mungkin dipandang hanya sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang. Namun, dengan perkembangan teknologi, gim bertransformasi menjadi sebuah industri yang menjanjikan. Besarnya minat masyarakat bermain berbagai jenis gim, turut membuat industri ini kian potensial dari waktu ke waktu.

Di Indonesia, pasar gim terbesar ditempati oleh gim mobile. Berdasarkan laporan Peta Ekosistem Industri Game 2021 yang disusun oleh Kemkominfo dan Niko Partners, tercatat ada sebanyak 121,7 juta pemain gim mobile. Jumlah ini diproyeksikan akan terus bertambah mencapai 133,8 juta pemain pada 2025.

Baca juga: Durasi Bermain Gim Orang Indonesia Tinggi, Developer Lokal Tak Hanya Ingin Jadi Penonton

Sementara dari sisi pendapatan, gim mobile berhasil meraup pendapatan hingga US$755,5 juta pada 2021 dan diperkirakan akan mencapai US$968 juta pada 2025. Begitupun dengan laporan Global Games Market 2022 dari newzoo yang menyebutkan bahwa pendapatan gim mobile menjadi yang terbesar secara global pada 2022 yakni US$9,2 miliar (YoY).

Semakin murah dan mudahnya akses terhadap ponsel pintar atau gawai disinyalir menjadi faktor pendorong utama industri gim mobile terus meroket. Selain itu, tersedianya beraneka gim yang dapat dimainkan pada ponsel-ponsel berfitur menengah ke bawah juga membuat gim mobile menjadi lebih menarik dan terjangkau bagi para pemain gim baru (entry level).

Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI), Cipto Adiguno, mengatakan sebagian besar atau sekitar 95 persen dari jumlah pengguna gim mobile di Indonesia masih tertarik memainkan gim free-to-play (F2P) dibandingkan gim yang berbayar.

Umumnya, dalam gim F2P, awalnya pengguna memang bisa memainkan gim secara signifikan dengan gratis. Tapi seiring waktu, biasanya mereka juga diberikan penawaran untuk membeli beberapa fitur guna mendorong performa permainan gim.

Walaupun Indonesia merupakan pasar yang besar untuk gim mobile, nyatanya sebesar 90 persen gim yang dimainkan masih berasal dari pengembang gim luar negeri. "Di Indonesia, pengembang [gim lokal] semakin tumbuh, tapi mereka suksesnya justru menjual gim ke luar negeri bukan sebaliknya," kata Cipto.
 

g

Ilustrasi gim mobile (Sumber gambar: Screen Post/Unsplash)

Ada beberapa hal yang dinilai menjadi penyebab dari kondisi tersebut. Pertama, eksposur yang masih minim pada gim-gim mobile baru. Cipto menjelaskan bahwa sebagian besar atau sekitar 2/3 dari seluruh transaksi yang terjadi pada gim mobile masih berasal dari Top 100 Mobile Games yang kerap menjadi rujukan utama pengguna untuk menjajal gim baru.

"Padahal ada ratusan ribu gim [mobile]. Jadi, sisanya itu hanya berusaha merebut sepertiga pasar yang ada dari industri gim mobile, berarti kan kecil banget. Jadi, gim mobile itu yang besar semakin besar begitupun sebaliknya," jelasnya.

Sementara faktor kedua yakni masih bebasnya gim-gim mobile buatan pengembang luar negeri untuk menjual produk mereka di Indonesia. Hal ini akhirnya membuat banyak pengembang gim mancanegara bermodal jumbo tak ragu untuk menggelontorkan bujet produksi yang besar hingga ratusan miliar guna meraup pasar utama gim ini.

Sementara, menurut Cipto, kebanyakan pengembang gim lokal belum memiliki kapasitas permodalan sebesar itu. Walhasil, kebanyakan pengembang gim lokal cenderung berkompetisi di pasar global seperti Amerika dan Eropa untuk gim PC atau konsol yang justru jarang diminati oleh masyarakat dalam negeri.

"Jadi, walaupun market [gim mobile] besar, tapi ada missing link atau dengan kata lain hal itu tidak menyebabkan pengembang [gim lokal] jadi semakin sukses," tambahnya.

Terkait kondisi ini, AGI menilai bahwa pemerintah harus terus mendorong pengembang gim lokal untuk bisa bersaing dengan studio gim luar negeri. Pemerintah diharapkan dapat membantu para pengembang dengan melaksanakan atau mendukung lebih banyak game jams atau mendanai kesempatan magang di studio-studio gim ternama.

Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan finansial studio lokal, pemerintah dapat membantu menghubungkan studio lokal dengan akselerator dan investor. Berkaca dari China dan Vietnam, Cipto juga menilai pemerintah Indonesia bisa mulai membuat kebijakan untuk produk-produk gim dari luar yang akan beroperasi di dalam negeri.

Kebijakan itu misalnya berupa penawaran kerja sama bahwa pengembang gim luar negeri yang ingin mengoperasikan gimnya di Indonesia harus berkolaborasi dengan studio-studio gim lokal. "Saya rasa ini bisa positif. Tidak perlu seketat di China dan Vietnam, tapi kita bisa tetapkan tenggat waktu tertentu supaya tidak sebebas sekarang," ujarnya.

Baca juga: Daftar Game Mobile dengan Pendapatan Tertinggi 2022, Nomor 1 Bukan Genshin Impact

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Yuk Kenalan dengan 9 Karakter dalam Serial Jurnal Risa di Disney+ Hotstar

BERIKUTNYA

Keren, Timnas Basket Putri RI Boyong Medali Emas SEA Games 2023 untuk Pertama Kalinya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: