Bunuh Diri Kurt Cobain, Tumbangnya MTV News & Masa Depan Paramount
12 May 2023 |
18:08 WIB
1
Like
Like
Like
Pada 8 April 1994, Kurt Loder, pembawa acara andalan MTV News, menerima kabar kematian musisi legendaris Kurt Cobain di rumahnya di Seattle, Amerika Serikat. Dia dan tim segera melakukan siaran mengenai berita tersebut, memberikan pembaruan informasi kepada para penggemar musik Cobain.
Liputan awalnya terbilang mentah, tapi juga emosional dan yang terpenting memberikan dampak mendalam bagi industri musik kala itu. Bagaimanapun, Kurt Cobain adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan gitaris salah satu grup musik berpengaruh, Nirvana.
Seiring berlalunya hari dan minggu, Loder melengkapi liputan khususnya tentang Cobain secara lebih luas dan mendalam. Dia melakukan banyak wawancara dengan teman hingga anggota keluarganya. Dia juga meliput curahan kesedihan publik setelah mereka menerima kabar bahwa musisi kesayangannya itu telah wafat.
Peliputan Kurt Loder tentang kematian Kurt Cobain merupakan salah satu momen penting bagi MTV News, dan jurnalisme musik secara keseluruhan, khususnya bagi anak-anak muda. MTV selalu dikaitkan dengan generasi tersebut.
Loder dalam wawancaranya dengan New York Times mengatakan bahwa MTV News mencoba memisahkan diri dari jenis berita kabel lainnya yang eksis saat itu. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, para pembawa acara program tersebut tidak mengenakan jas tapi pakaian kasual yang lebih santai.
Hal lain yang sangat penting adalah layanan berita itu tidak berusaha untuk merendahkan penonton apa pun. Semuanya dirangkul, berbagai jenis dan genre musik dibahas secara adil. Termasuk hiphop dan rap, yang ketika itu terkenal ‘keras’.
Lantaran hal tersebut, divisi produksi berita itu bisa melakukan ekspansi ke penjuru dunia, tidak hanya terkungkung di batas geografis Amerika Serikat. Perlu diingat, MTV News beroperasi sejak 1987, belum ada internet yang bisa jadi sarana distribusi digital, setidaknya sekitar belasan tahun hingga awal 2000-an.
Baca juga: Deretan Selebritas yang Pernah Jadi VJ MTV Indonesia
Kini, 36 tahun setelah MTV News beroperasi, divisi produksi berita itu dinyatakan tutup. Tidak lagi bisa dinikmati para penggemar setianya.
Hal ini merupakan imbas dari pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa sekitar seperempat karyawan di seluruh grup Showtime, MTV Entertainment Studios, dan Paramount Media Networks di Amerika Serikat.
President Showtime, MTV Entertainment Studios, dan Paramount Media Network, Chris McCarthy, dalam sebuah memo kepada para stafnya mengatakan bahwa perusahaan terus mendapatkan tekanan dari hambatan ekonomi. Dia melanjutkan, para pimpinan dan tim sumber daya manusia telah berkoordinasi dalam rangka penentuan arah organisasi saat ini dan masa mendatang.
Hasilnya, diambillah keputusan tersebut. Tak terkecuali menutup divisi berita MTV News. “Akibatnya, kami telah membuat keputusan yang sulit, tetapi perlu untuk mengurangi tim domestik kami sekitar 25 persen,” katanya seperti dikutip Variety.
McCarthy menyatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk penataan strategis perusahaan yang harus diambil; meliputi penghapusan beberapa unit, perampingan divisi lainnya, dan integrasi sejumlah bagian.
Grup yang akan dinaunginya ke depan dikategorikan dalam dua fungsi. Pertama adalah studio, yang mencakup Showtime dan MTV Entertainment Studios.
Kedua bagian network. Jaringan milik Paramount yang ada saat ini terdiri atas Nick, MTV, Comedy Central, Paramount Network, CMT, Smithsonian, TV Land, Logo, dan Pop TV. Nantinya, sembilan tim yang tadinya terpisah akan menjadi satu grup portofolio. Jadi, sebagian besar PHK akan terjadi di antara kelompok jaringan karena konsolidasi.
Variety mencatat bahwa pemangkasan yang berdampak terhadap tutupnya MTV News itu terjadi 4 bulan setelah Showtime memberhentikan 120 karyawan (Februari 2023). Adapun, PHK di grup Showtime juga merupakan bagian dari strategi perusahaan yang melakukan integrasi di tengah rebranding Showtime menjadi Paramount+ With Showtime.
Singkatnya, layanan video streaming Paramount+ disatukan dengan stasiun televisi kabel Showtime dalam satu wadah. Dengan begitu, Paramount+ With Showtime menjadi layanan multiplatform di ruang digital. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Paramount, Bob Bakish juga lewat memonya kepada karyawan.
“Dengan konten Showtime yang diintegrasikan ke dalam layanan streaming andalan kami dan Paramount+ Original terpilih yang bergabung dengan penawaran linear, ini akan menjadi merek multiplatform definitif di ruang streaming - dan yang pertama dari jenisnya yang mengintegrasikan konten streaming dan linear dengan cara ini,” katanya seperti dikutip The Hollywood Reporter.
Baca juga: Paramount Pictures Rilis Trailer Transformers: Rise of the Beasts, Simak Sejumlah Fakta Menariknya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Liputan awalnya terbilang mentah, tapi juga emosional dan yang terpenting memberikan dampak mendalam bagi industri musik kala itu. Bagaimanapun, Kurt Cobain adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan gitaris salah satu grup musik berpengaruh, Nirvana.
Seiring berlalunya hari dan minggu, Loder melengkapi liputan khususnya tentang Cobain secara lebih luas dan mendalam. Dia melakukan banyak wawancara dengan teman hingga anggota keluarganya. Dia juga meliput curahan kesedihan publik setelah mereka menerima kabar bahwa musisi kesayangannya itu telah wafat.
Peliputan Kurt Loder tentang kematian Kurt Cobain merupakan salah satu momen penting bagi MTV News, dan jurnalisme musik secara keseluruhan, khususnya bagi anak-anak muda. MTV selalu dikaitkan dengan generasi tersebut.
Loder dalam wawancaranya dengan New York Times mengatakan bahwa MTV News mencoba memisahkan diri dari jenis berita kabel lainnya yang eksis saat itu. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, para pembawa acara program tersebut tidak mengenakan jas tapi pakaian kasual yang lebih santai.
Hal lain yang sangat penting adalah layanan berita itu tidak berusaha untuk merendahkan penonton apa pun. Semuanya dirangkul, berbagai jenis dan genre musik dibahas secara adil. Termasuk hiphop dan rap, yang ketika itu terkenal ‘keras’.
Lantaran hal tersebut, divisi produksi berita itu bisa melakukan ekspansi ke penjuru dunia, tidak hanya terkungkung di batas geografis Amerika Serikat. Perlu diingat, MTV News beroperasi sejak 1987, belum ada internet yang bisa jadi sarana distribusi digital, setidaknya sekitar belasan tahun hingga awal 2000-an.
Baca juga: Deretan Selebritas yang Pernah Jadi VJ MTV Indonesia
Twitter MTV News (Sumber: Hypeabis.id)
Hal ini merupakan imbas dari pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa sekitar seperempat karyawan di seluruh grup Showtime, MTV Entertainment Studios, dan Paramount Media Networks di Amerika Serikat.
President Showtime, MTV Entertainment Studios, dan Paramount Media Network, Chris McCarthy, dalam sebuah memo kepada para stafnya mengatakan bahwa perusahaan terus mendapatkan tekanan dari hambatan ekonomi. Dia melanjutkan, para pimpinan dan tim sumber daya manusia telah berkoordinasi dalam rangka penentuan arah organisasi saat ini dan masa mendatang.
Hasilnya, diambillah keputusan tersebut. Tak terkecuali menutup divisi berita MTV News. “Akibatnya, kami telah membuat keputusan yang sulit, tetapi perlu untuk mengurangi tim domestik kami sekitar 25 persen,” katanya seperti dikutip Variety.
McCarthy menyatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk penataan strategis perusahaan yang harus diambil; meliputi penghapusan beberapa unit, perampingan divisi lainnya, dan integrasi sejumlah bagian.
Grup yang akan dinaunginya ke depan dikategorikan dalam dua fungsi. Pertama adalah studio, yang mencakup Showtime dan MTV Entertainment Studios.
Kedua bagian network. Jaringan milik Paramount yang ada saat ini terdiri atas Nick, MTV, Comedy Central, Paramount Network, CMT, Smithsonian, TV Land, Logo, dan Pop TV. Nantinya, sembilan tim yang tadinya terpisah akan menjadi satu grup portofolio. Jadi, sebagian besar PHK akan terjadi di antara kelompok jaringan karena konsolidasi.
Variety mencatat bahwa pemangkasan yang berdampak terhadap tutupnya MTV News itu terjadi 4 bulan setelah Showtime memberhentikan 120 karyawan (Februari 2023). Adapun, PHK di grup Showtime juga merupakan bagian dari strategi perusahaan yang melakukan integrasi di tengah rebranding Showtime menjadi Paramount+ With Showtime.
Singkatnya, layanan video streaming Paramount+ disatukan dengan stasiun televisi kabel Showtime dalam satu wadah. Dengan begitu, Paramount+ With Showtime menjadi layanan multiplatform di ruang digital. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Paramount, Bob Bakish juga lewat memonya kepada karyawan.
“Dengan konten Showtime yang diintegrasikan ke dalam layanan streaming andalan kami dan Paramount+ Original terpilih yang bergabung dengan penawaran linear, ini akan menjadi merek multiplatform definitif di ruang streaming - dan yang pertama dari jenisnya yang mengintegrasikan konten streaming dan linear dengan cara ini,” katanya seperti dikutip The Hollywood Reporter.
Baca juga: Paramount Pictures Rilis Trailer Transformers: Rise of the Beasts, Simak Sejumlah Fakta Menariknya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.