5 Biang Keladi yang Bikin Diet Tinggi Protein Gagal Total
10 May 2023 |
21:32 WIB
Banyak orang mencoba berbagai metode diet populer, namun setelah dicoba beberapa bulan hasilnya tak kunjung nampak. Parahnya lagi, berat badan justru malah bertambah. Kira-kira apakah selama ini metode diet yang diterapkan ternyata kurang tepat atau ada masalah lain yang tanpa disadari ternyata membuat program diet jadi gagal total.
Salah satu metode diet yang bisa diterapkan adalah diet tinggi protein. Mengutip dari Times of India, diet tinggi protein adalah metode diet yang mendorong untuk mengonsumsi lebih banyak protein, serta mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat dan lemak supaya bisa menurunkan berat badan.
Baca juga: 5 Sayuran yang Wajib Ada Dalam Menu Diet, Bantu Berat Badan Cepat Turun
Protein memainkan peran penting dalam memperbaiki jaringan tubuh dan memfasilitasi fungsi tubuh yang sehat. Zat ini juga merupakan komponen pentin untuk membangun tulang, otot, tulang rawan, kulit, darah, serta, membantu menambah energi supaya daya tahan tubuh tetap prima.
Diet tinggi protein sebetulnya efektif untuk menurunkan berat badan. Namun, kalau dikonsumsi dengan cara yang salah justru bisa gagal. Berikut sejumlah penyebab kenapa kita sering gagal saat melakukan diet tinggi protein, serta kenapa berat badan justru naik?
Mengonsumsi lebih banyak kalori dari jumlah kalori normal yang akan dibakar dalam sehari tentu bisa menambah berat badan. Sayangnya makanan yang sehat belum tentu kalorinya rendah. Inilah kenapa harus dibedakan antara makanan sehat dan makanan diet.
Pada metode diet tinggi protein, kita sebaiknya mengonsumsi makanan yang bersumber dari protein hewani. Misalnya daging sapi, daging kambing, daging rusa atau daging unggas, seperti ayam dan bebek. Boleh juga mengonsumsi berbagai jenis makanan laut, telur, dan susu. Sayangnya, semua makanan tersebut mengandung terlalu banyak kalori, belum lagi cara pengolahannya yang juga bisa menambah kalori.
Disebutkan bahwa sumber protein hewani terutama daging, ikan, dan unggas punya kalori yang tinggi. Oleh karenanya, sesekali coba diganti dengan protein nabati yang sehat, mengenyangkan, dan rendah kalori. Sumber protein nabati bisa dari buncis, quinoa, tahu, edamame, dan kacang-kacangan.
Meskipun saat diet kita harus mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak, sebaiknya jangan terlalu ekstrem. Membatasi asupan karbohidrat dapat memengaruhi suasana hati dan meningkatkan keinginan makan. Akhirnya tubuh jadi mudah lapar dan membuat kita mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Kekurangan serat dapat membuat perut cepat lapar dan sistem pencernaan tidak lancar. Oleh karenanya, penting sekali untuk mengonsumsi makanan sehat yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan serat yang seimbang selama diet. Makanan kaya serat diantaranya jagung, brokoli, tomat, alpukat, dan kacang-kacangan.
Mengutip dari Mayo Clinic, 10% hingga 35% kalori harus berasal dari protein. Apabila tubuh membutuhkan 2.000 kalori, maka kita bisa mengonsumsi 200-700 kalori, yakni sekitar 50-175 gram protein setiap harinya.
Baca juga: 3 Resep Diet Enak dan Hemat Anti Ngebosenin!
Editor: Fajar Sidik
Salah satu metode diet yang bisa diterapkan adalah diet tinggi protein. Mengutip dari Times of India, diet tinggi protein adalah metode diet yang mendorong untuk mengonsumsi lebih banyak protein, serta mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat dan lemak supaya bisa menurunkan berat badan.
Baca juga: 5 Sayuran yang Wajib Ada Dalam Menu Diet, Bantu Berat Badan Cepat Turun
Protein memainkan peran penting dalam memperbaiki jaringan tubuh dan memfasilitasi fungsi tubuh yang sehat. Zat ini juga merupakan komponen pentin untuk membangun tulang, otot, tulang rawan, kulit, darah, serta, membantu menambah energi supaya daya tahan tubuh tetap prima.
Diet tinggi protein sebetulnya efektif untuk menurunkan berat badan. Namun, kalau dikonsumsi dengan cara yang salah justru bisa gagal. Berikut sejumlah penyebab kenapa kita sering gagal saat melakukan diet tinggi protein, serta kenapa berat badan justru naik?
1. Terlalu Banyak Kalori dalam Makanan Diet
Mengonsumsi lebih banyak kalori dari jumlah kalori normal yang akan dibakar dalam sehari tentu bisa menambah berat badan. Sayangnya makanan yang sehat belum tentu kalorinya rendah. Inilah kenapa harus dibedakan antara makanan sehat dan makanan diet.Pada metode diet tinggi protein, kita sebaiknya mengonsumsi makanan yang bersumber dari protein hewani. Misalnya daging sapi, daging kambing, daging rusa atau daging unggas, seperti ayam dan bebek. Boleh juga mengonsumsi berbagai jenis makanan laut, telur, dan susu. Sayangnya, semua makanan tersebut mengandung terlalu banyak kalori, belum lagi cara pengolahannya yang juga bisa menambah kalori.
2. Tidak Mengonsumsi Sumber Protein Nabati
Disebutkan bahwa sumber protein hewani terutama daging, ikan, dan unggas punya kalori yang tinggi. Oleh karenanya, sesekali coba diganti dengan protein nabati yang sehat, mengenyangkan, dan rendah kalori. Sumber protein nabati bisa dari buncis, quinoa, tahu, edamame, dan kacang-kacangan.
3. Kekurangan Asupan Karbohidrat
Meskipun saat diet kita harus mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak, sebaiknya jangan terlalu ekstrem. Membatasi asupan karbohidrat dapat memengaruhi suasana hati dan meningkatkan keinginan makan. Akhirnya tubuh jadi mudah lapar dan membuat kita mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
4. Kekurangan Asupan Serat
Kekurangan serat dapat membuat perut cepat lapar dan sistem pencernaan tidak lancar. Oleh karenanya, penting sekali untuk mengonsumsi makanan sehat yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan serat yang seimbang selama diet. Makanan kaya serat diantaranya jagung, brokoli, tomat, alpukat, dan kacang-kacangan.
5. Salah Menentukan Takaran Protein
Mengutip dari Mayo Clinic, 10% hingga 35% kalori harus berasal dari protein. Apabila tubuh membutuhkan 2.000 kalori, maka kita bisa mengonsumsi 200-700 kalori, yakni sekitar 50-175 gram protein setiap harinya.Baca juga: 3 Resep Diet Enak dan Hemat Anti Ngebosenin!
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.