Karya Siswa SMK NU Banat Kudus Melenggang di Hong Kong Fashion Week
08 May 2023 |
16:30 WIB
1
Like
Like
Like
Anak muda Indonesia kembali membawa harum nama negara. Kali ini, kebanggaan itu datang dari industri fashion yang padat akan talenta. Di antara deretan desainer hebat di berbagai negara, Indonesia ikut unjuk gigi melalui tangan dan karya kreatif anak mudanya.
Baru-baru ini, siswa dari SMK NU Banat di kawasan Kudus, Jawa Tengah berhasil memperlihatkan kemampuannya di kancah internasional. Siswa bernama Efi Afifah, pelajar dari jurusan tata busana kelas 12 SMA NU Banat membuktikan karyanya mampu dilirik skala global.
Sebelumnya, nama Efi sudah bersinar sebagai desainer muda setelah menjadi runner-up Modest Young Designer Competition (MYDC) 2023, salah satu kompetisi fashion tingkat nasional terbesar yang dbanjiri desainer muda.
Baca juga: Desainer Temma Prasetio Siap Perkenalkan Tenun NTT di Dubai Fashion Week 2023
Tidak berhenti di MYDC 2023, Efi berkesempatan kut dalam ajang Hong Kong Fashion Week. Acara yang kini berubah nama menjadi Fashion InStyle tersebut digelar mulai 19-22 April 2023 di Hong Kong Covention & Exhibition Center. Pekan fashion bergengsi di Asia itu menjadi wadah bagi desainer-desainer baru yang bertalenta.
Efi sengaja membawakan busana bertema sea wave, tema yang berhasil menghantarkannya sebagai runner-up MYDC 2023. Busana dengan nuansa ombak laut ini dipamerkan dalam eksibisi Fashion InStyle dalam menjaring pembeli di mancanegara.
“Tentu saya senang dan bangga punya kesempatan mengikuti fashion week skala internasional di Hong Kong. Dari sini pastinya saya dapat banyak pengalaman dan pembelajaran,” terang Efi Afifah dikutip dari siaran pers pada Senin (8/5/2023).
Bukan hanya satu tema koleksi saja, Efi sengaja merancang tema khusus untuk ditampilkan dalam fashion show ini. Tema yang dibawakan dalam peragaan busana adalah Sophrosyne yang memiliki makna kesederhanaan. Membawa enam potong koleksi Sophrosyne, Efi ingin memperkenalkan jika busana yang memiliki konsep desain sederhana pun bisa terlihat modern.
Daya pikat lain yang ditawarkan dari Sophrosyne adalah penerapan sustainable fashion dengan memperhatikan beberapa aspek keberlanjutan dalam pembuatannya.
Untuk kainnya, Efi memanfaatkan jenis kain lurik yang terkenal sebagi tenun tradisional yang dibuat oleh tangan terampil para pengrajin tenun. Busananya memiliki motif garis, dibalut dengan kombinasi warna hitam-hijau, hitam-kuning, dan warna keemasan. Warna ini dipilih Efi agar lurik menonjol dan tampak seri jika dipadukan dengan kain linen yang dibuat dari tumbuhan rami yang ramah lingkungan.
Material linen rami juga dikenal kuat, tahan lama, dan memiliki serat benang yang besar dan berpori sehingga sangat nyaman digunakan. Sustainable fashion menjadi konsep yang tak lupa dibawa Efi ke atas panggung Hong Kong Fashion Week kali ini. Sehingga, teknis potong pola bahan memungkinkan sisa potongan bahan dirancang untuk menjadi keseluruhan pakaian sejak awal diproses. Seluru potongan digunakan sehingga tidak meninggalkan limbah tekstil.
Kombinasi material yang dibawa Efi diaplikasikan dalam bentuk inner, rok, dress, hingga outer serta tali dan obi sebagai pakaian. Beberapa sisa bahannya digunakan sebagai paduan aksesoris berupa tas dan kalung berbahan kain perca.
Metode yang digunakan untuk membuat aksesoris inia dalah fabric slashing, yakni teknik memanipulasi kain dengan cara menumpuk beberapa kain dan memotongnya menjadi beberapa lapis, sehingga akan meninggalkan satu lapisan kain terakhir saja yang tetap utuh.
Karya Efi pun dibeli oleh salah satu agen konsumen dari Maldives. Menurut pelanggan tersebut, busana rancangan Efi tampak cocok dengan pasar Maldives. “Kami berminat pada produk sarong, long dress, dan scarf yang cocok untuk pasar di negara Maldives,” jelas Cici Chen. Selain itu, pelanggan dari negara lainnya seperti Hong Kong, Thailand, China, dan Prancis sempat melakukan transaksi untuk membeli koleksi karya Efi.
Atas pencapainnya ini, Efi mengharapkan teman-teman seusianya yang menggeluti dunia fashion tak mudah menyerah dalam berusaha dan mengambil kesempatan. Efi berharap, kesuksesan ini bisa semakin memberinya pelajaran lebih dalam dalam dunia fashion hingga bisa menyentuh citacitanya yakni mengembangkan brand fashion sendiri. Selamat ya Efi!
Baca juga: Nusameta dan ESMOD Jakarta Ciptakan Platform Fashion Show Virtual Berbasis Metaverse
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Baru-baru ini, siswa dari SMK NU Banat di kawasan Kudus, Jawa Tengah berhasil memperlihatkan kemampuannya di kancah internasional. Siswa bernama Efi Afifah, pelajar dari jurusan tata busana kelas 12 SMA NU Banat membuktikan karyanya mampu dilirik skala global.
Sebelumnya, nama Efi sudah bersinar sebagai desainer muda setelah menjadi runner-up Modest Young Designer Competition (MYDC) 2023, salah satu kompetisi fashion tingkat nasional terbesar yang dbanjiri desainer muda.
Baca juga: Desainer Temma Prasetio Siap Perkenalkan Tenun NTT di Dubai Fashion Week 2023
Tidak berhenti di MYDC 2023, Efi berkesempatan kut dalam ajang Hong Kong Fashion Week. Acara yang kini berubah nama menjadi Fashion InStyle tersebut digelar mulai 19-22 April 2023 di Hong Kong Covention & Exhibition Center. Pekan fashion bergengsi di Asia itu menjadi wadah bagi desainer-desainer baru yang bertalenta.
Efi sengaja membawakan busana bertema sea wave, tema yang berhasil menghantarkannya sebagai runner-up MYDC 2023. Busana dengan nuansa ombak laut ini dipamerkan dalam eksibisi Fashion InStyle dalam menjaring pembeli di mancanegara.
Busana karya Efi Afifah (Sumber gambar: Dok. IFC)
“Tentu saya senang dan bangga punya kesempatan mengikuti fashion week skala internasional di Hong Kong. Dari sini pastinya saya dapat banyak pengalaman dan pembelajaran,” terang Efi Afifah dikutip dari siaran pers pada Senin (8/5/2023).
Bukan hanya satu tema koleksi saja, Efi sengaja merancang tema khusus untuk ditampilkan dalam fashion show ini. Tema yang dibawakan dalam peragaan busana adalah Sophrosyne yang memiliki makna kesederhanaan. Membawa enam potong koleksi Sophrosyne, Efi ingin memperkenalkan jika busana yang memiliki konsep desain sederhana pun bisa terlihat modern.
Daya pikat lain yang ditawarkan dari Sophrosyne adalah penerapan sustainable fashion dengan memperhatikan beberapa aspek keberlanjutan dalam pembuatannya.
Untuk kainnya, Efi memanfaatkan jenis kain lurik yang terkenal sebagi tenun tradisional yang dibuat oleh tangan terampil para pengrajin tenun. Busananya memiliki motif garis, dibalut dengan kombinasi warna hitam-hijau, hitam-kuning, dan warna keemasan. Warna ini dipilih Efi agar lurik menonjol dan tampak seri jika dipadukan dengan kain linen yang dibuat dari tumbuhan rami yang ramah lingkungan.
Material linen rami juga dikenal kuat, tahan lama, dan memiliki serat benang yang besar dan berpori sehingga sangat nyaman digunakan. Sustainable fashion menjadi konsep yang tak lupa dibawa Efi ke atas panggung Hong Kong Fashion Week kali ini. Sehingga, teknis potong pola bahan memungkinkan sisa potongan bahan dirancang untuk menjadi keseluruhan pakaian sejak awal diproses. Seluru potongan digunakan sehingga tidak meninggalkan limbah tekstil.
Kombinasi material yang dibawa Efi diaplikasikan dalam bentuk inner, rok, dress, hingga outer serta tali dan obi sebagai pakaian. Beberapa sisa bahannya digunakan sebagai paduan aksesoris berupa tas dan kalung berbahan kain perca.
Metode yang digunakan untuk membuat aksesoris inia dalah fabric slashing, yakni teknik memanipulasi kain dengan cara menumpuk beberapa kain dan memotongnya menjadi beberapa lapis, sehingga akan meninggalkan satu lapisan kain terakhir saja yang tetap utuh.
Karya Efi pun dibeli oleh salah satu agen konsumen dari Maldives. Menurut pelanggan tersebut, busana rancangan Efi tampak cocok dengan pasar Maldives. “Kami berminat pada produk sarong, long dress, dan scarf yang cocok untuk pasar di negara Maldives,” jelas Cici Chen. Selain itu, pelanggan dari negara lainnya seperti Hong Kong, Thailand, China, dan Prancis sempat melakukan transaksi untuk membeli koleksi karya Efi.
Atas pencapainnya ini, Efi mengharapkan teman-teman seusianya yang menggeluti dunia fashion tak mudah menyerah dalam berusaha dan mengambil kesempatan. Efi berharap, kesuksesan ini bisa semakin memberinya pelajaran lebih dalam dalam dunia fashion hingga bisa menyentuh citacitanya yakni mengembangkan brand fashion sendiri. Selamat ya Efi!
Baca juga: Nusameta dan ESMOD Jakarta Ciptakan Platform Fashion Show Virtual Berbasis Metaverse
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.