WHO Tetapkan Era Darurat Covid-19 Berakhir
06 May 2023 |
09:35 WIB
Masa kedaruratan Covid-19 telah berakhir. Hal ini resmi dinyatakan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pertemuan ke-15 International Health Regulations, di Jenewa, Kamis (4/5/2023).
Selama sesi musyawarah, anggota komite menyoroti tren penurunan kematian Covid-19, penurunan rawat inap terkait Covid-19, penerimaan unit perawatan intensif, dan tingginya tingkat kekebalan populasi terhadap SARS-CoV-2. Walaupun masih ada potensi evolusi SARS-CoV-2, mereka menyarankan bahwa sudah waktunya dunia beralih ke manajemen pandemi Covid-19 jangka panjang.
Baca juga: Kilas Balik 3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia
Tedros setuju dengan saran yang diberikan. Oleh karena itu, dia menetapkan bahwa Covid-19 sekarang menjadi masalah kesehatan yang mapan dan berkelanjutan, tidak lagi merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).
“Dengan harapan besar saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari laman WHO dan Time, Sabtu (6/5/2023).
Kendati demikian, Tedros menegaskan bahwa penyebaran virus Covid-19 belum berakhir. Baru-baru ini terjadi lonjakan kasus di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Badan kesehatan PBB mengatakan bahwa ribuan orang masih meninggal akibat SARS-CoV-2 setiap pekan.
“Itu tidak berarti Covid-19 berakhir sebagai ancaman kesehatan global,” sebutnya.
Tedros menambahkan dia tidak akan ragu untuk mengumpulkan kembali para ahli guna menilai kembali situasi jika Covid-19 kembali mengancam. Sementara itu, Tedros sesuai Rekomendasi Tetap Komite Peninjau IHR mempertimbangkan Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis COVID-19 2023-2025.
Selama transisi ini, negara pihak disarankan untuk terus mengikuti rekomendasi sementara yang dikeluarkan Direktur Jenderal WHO, berikut rinciannya.
1. Mempertahankan peningkatan kapasitas nasional dan bersiap menghadapi kejadian di masa depan untuk menghindari terjadinya siklus kepanikan dan pengabaian.
2. Mengintegrasikan vaksinasi Covid-19 ke dalam program vaksinasi seumur hidup.
3. Menyatukan informasi dari berbagai sumber data surveilans patogen pernapasan untuk memungkinkan kesadaran situasional yang komprehensif.
4. Persiapkan penanggulangan medis yang akan disahkan dalam kerangka peraturan nasional untuk memastikan ketersediaan dan pasokan jangka panjang.
5. Terus bekerja dengan komunitas dan pemimpin mereka untuk mencapai komunikasi risiko yang kuat, tangguh, dan inklusif serta program manajemen keterlibatan masyarakat (RCCE) dan infodemik.
6. Terus mencabut langkah-langkah kesehatan terkait perjalanan internasional Covid-19, berdasarkan penilaian risiko, dan tidak memerlukan bukti vaksinasi terhadap Covid-19 sebagai prasyarat untuk perjalanan internasional.
7. Terus mendukung penelitian untuk meningkatkan vaksin yang mengurangi penularan dan dapat diterapkan secara luas; untuk memahami spektrum penuh, kejadian dan dampak kondisi pasca Covd-19, dan evolusi SARS-COV-2 pada populasi dengan gangguan kekebalan; dan untuk mengembangkan jalur perawatan terpadu yang relevan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Selama sesi musyawarah, anggota komite menyoroti tren penurunan kematian Covid-19, penurunan rawat inap terkait Covid-19, penerimaan unit perawatan intensif, dan tingginya tingkat kekebalan populasi terhadap SARS-CoV-2. Walaupun masih ada potensi evolusi SARS-CoV-2, mereka menyarankan bahwa sudah waktunya dunia beralih ke manajemen pandemi Covid-19 jangka panjang.
Baca juga: Kilas Balik 3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia
Tedros setuju dengan saran yang diberikan. Oleh karena itu, dia menetapkan bahwa Covid-19 sekarang menjadi masalah kesehatan yang mapan dan berkelanjutan, tidak lagi merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).
“Dengan harapan besar saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari laman WHO dan Time, Sabtu (6/5/2023).
Kendati demikian, Tedros menegaskan bahwa penyebaran virus Covid-19 belum berakhir. Baru-baru ini terjadi lonjakan kasus di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Badan kesehatan PBB mengatakan bahwa ribuan orang masih meninggal akibat SARS-CoV-2 setiap pekan.
The good news and great hope: the global health emergency of #COVID19 is over. https://t.co/Sq5gU55BOe pic.twitter.com/xSvkkcqTqy
— Tedros Adhanom Ghebreyesus (@DrTedros) May 5, 2023
“Itu tidak berarti Covid-19 berakhir sebagai ancaman kesehatan global,” sebutnya.
Tedros menambahkan dia tidak akan ragu untuk mengumpulkan kembali para ahli guna menilai kembali situasi jika Covid-19 kembali mengancam. Sementara itu, Tedros sesuai Rekomendasi Tetap Komite Peninjau IHR mempertimbangkan Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis COVID-19 2023-2025.
Selama transisi ini, negara pihak disarankan untuk terus mengikuti rekomendasi sementara yang dikeluarkan Direktur Jenderal WHO, berikut rinciannya.
1. Mempertahankan peningkatan kapasitas nasional dan bersiap menghadapi kejadian di masa depan untuk menghindari terjadinya siklus kepanikan dan pengabaian.
2. Mengintegrasikan vaksinasi Covid-19 ke dalam program vaksinasi seumur hidup.
3. Menyatukan informasi dari berbagai sumber data surveilans patogen pernapasan untuk memungkinkan kesadaran situasional yang komprehensif.
4. Persiapkan penanggulangan medis yang akan disahkan dalam kerangka peraturan nasional untuk memastikan ketersediaan dan pasokan jangka panjang.
5. Terus bekerja dengan komunitas dan pemimpin mereka untuk mencapai komunikasi risiko yang kuat, tangguh, dan inklusif serta program manajemen keterlibatan masyarakat (RCCE) dan infodemik.
6. Terus mencabut langkah-langkah kesehatan terkait perjalanan internasional Covid-19, berdasarkan penilaian risiko, dan tidak memerlukan bukti vaksinasi terhadap Covid-19 sebagai prasyarat untuk perjalanan internasional.
7. Terus mendukung penelitian untuk meningkatkan vaksin yang mengurangi penularan dan dapat diterapkan secara luas; untuk memahami spektrum penuh, kejadian dan dampak kondisi pasca Covd-19, dan evolusi SARS-COV-2 pada populasi dengan gangguan kekebalan; dan untuk mengembangkan jalur perawatan terpadu yang relevan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.