Ekspresi Lokal & Wacana Sejarah di Pameran Bakar Manyala #2 Kepulauan Sangihe
05 May 2023 |
18:02 WIB
Pergulatan wacana budaya dan sejarah Nusantara selalu menarik untuk digali. Salah satunya lewat bentangan maritimnya yang unik dan selalu memberikan perspektif baru terhadap para perupa saat diejawantahkan dalam berbagai media karya seni.
Belum lama ini, wacana tersebut kembali diangkat oleh perupa Sulawesi Utara dan Gorontalo (TUPALO) lewat pameran Bakara Manyala #2. Sesuai tajuknya, idiom Bakar Manyala digunakan untuk menggambarkan nyala semangat para perupa di Sulawesi dalam mengembangkan potensi seni dengan basis lokalitas.
Gerakan ini diinisiasi oleh Jaya Masloman dan Alfred Pontolondo dari Sulawesi Utara serta Syam Terrajana dan Awalludin Ahmad dari Gorontalo. Adapun, dalam pameran kali ini acara tersebut digelar oleh Visual Secret, sebuah Komunitas Seni di pulau Sangihe, Sulawesi Utara.
Baca juga: Cek 5 Pameran Seni Rupa Sepanjang Mei 2023
Kurator pameran Sudjud Dartanto mengatakan, pameran ini akan menampilkan pengalaman artistik Gorontalo dan Sulawesi Utara sebagai ruang sosio-kultural. Pasalnya, kedua wilayah itu sudah terhubung sejak lama lewat berbagai tradisi simbiosis antara masyarakat maritim dan agraris yang ada di sana.
"Maka dari itu dalam pameran kali ini ada banyak narasi yang mengetengahkan tentang ekspresi kultural, kita menyebutnya lokal, yang masih diwariskan dengan tradisi lisan," ujar Sudjud saat dihubungi Hypeabis.id, Jumat , (6/5/23).
Tak hanya itu, para pengunjung juga akan menjelajahi berbagai tafsir atas sejarah dan tradisi di Gorontalo dan Sulawesi Utara lewat tema Trayektori Imaji: Laut, Pulau dan Jalur Rempah Nusantara. Oleh Sudjud, pengalaman tersebut bahkan dapat disebut sebagai proyek untuk memaknai daya kreatif perkembangan masyarakat.
Bahkan, pameran ini bisa menjadi pintu masuk untuk melihat potensi pengetahuan lokal yang terus mengalami simbiosis seiring perkembangan dunia modern. Hal itu pun dapat dilihat dan terepresentasi dari karya-karya yang akan dipacak di Gedung Trikora, Pasar Rakyat Pulau Sangihe, Sulawesi Utara, 5-19 Mei 2023.
Sudjud menuturkan bahwa pameran Bakara Manyala #2 akan menggambarkan kompleksitas dan kekayaan maritim Nusantara yang dulunya merupakan jalur perdagangan rempah. Salah satunya untuk memperluas pemahaman mengenai sejarah dan pertemuan budaya yang khas di wilayah tersebut.
Hal itu misalnya, dapat disimak lewat karya Gabriel K.H Makienggung. Lewat karya bertajuk Kisah Cengkeh berukuran 69 X 51 cm itu, Gabriel menyuguhkan bagaimana proses pertumbuhan rempah itu dari benih yang ditanam petani hingga menjadi bumbu masak kuliner dan sempat memakmurkan Eropa.
"Selain tema tentang kearifan lokal, mereka [para seniman] juga membuat kritik sosial terhadap perusahaan-perusahan yang mencoba mengeksploitasi sumber daya alam di sana," papar Sudjud.
Adapun beberapa karya tersebut dapat dilihat dalam karya bertajuk Potret Diri karya Alfred Pontolondo. Lewat karya dengan media cat akrilik pada kayu lapis berukuran 108 X 150 cm itu, sang seniman menggambarkan sosok penjaga yang memeluk peta Pulau Sangihe.
Di dalam katalog pameran, sosok tersebut dilukiskan seperti siap mempertahankan, bahkan menyerang siapa saja yang bakal merusak dan merampas kepulauan penghasil biji pala itu. Uniknya, Potret Diri digambarkan dengan warna kontras antara hijau dan coklat yang mengasosiasikan tumbuhan dan bumi.
Selain itu, dalam beberapa karya lain juga akan menampilkan berbagai potensi karya putik dari sekitar 42 perupa asal Gorontalo dan Sulawesi Utara. Secara garis besar ada dua kategori yang akan dipacak, yakni karya representasional dan non representasional dalam pameran ini.
Misalnya lewat karya Bensuryo Pambudi berjudul Ketika Songko Menculik Pejabat Rakus: Memikul Asa Melangkah Pasti karya Dreni Katili, Atas Samudera karya Halid Jon Mustopo, hingga karya abstrak bertajuk Pencarian karya Imam Malabar.
Selain pameran, acara yang masuk dalam program Sangihe Art Festival 2023 ini juga akan dilengkapi dengan rangkaian program publik diskusi seni. Salah satunya diskusi bertajuk Seni Rupa Maritim dalam Jarak Dekat: Pengalaman Gorontalo dan Sulawesi Utara bersama para perupa peserta dan kurator pameran pada Sabtu, 6 Mei 2023.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Belum lama ini, wacana tersebut kembali diangkat oleh perupa Sulawesi Utara dan Gorontalo (TUPALO) lewat pameran Bakara Manyala #2. Sesuai tajuknya, idiom Bakar Manyala digunakan untuk menggambarkan nyala semangat para perupa di Sulawesi dalam mengembangkan potensi seni dengan basis lokalitas.
Gerakan ini diinisiasi oleh Jaya Masloman dan Alfred Pontolondo dari Sulawesi Utara serta Syam Terrajana dan Awalludin Ahmad dari Gorontalo. Adapun, dalam pameran kali ini acara tersebut digelar oleh Visual Secret, sebuah Komunitas Seni di pulau Sangihe, Sulawesi Utara.
Baca juga: Cek 5 Pameran Seni Rupa Sepanjang Mei 2023
Kurator pameran Sudjud Dartanto mengatakan, pameran ini akan menampilkan pengalaman artistik Gorontalo dan Sulawesi Utara sebagai ruang sosio-kultural. Pasalnya, kedua wilayah itu sudah terhubung sejak lama lewat berbagai tradisi simbiosis antara masyarakat maritim dan agraris yang ada di sana.
"Maka dari itu dalam pameran kali ini ada banyak narasi yang mengetengahkan tentang ekspresi kultural, kita menyebutnya lokal, yang masih diwariskan dengan tradisi lisan," ujar Sudjud saat dihubungi Hypeabis.id, Jumat , (6/5/23).
Tak hanya itu, para pengunjung juga akan menjelajahi berbagai tafsir atas sejarah dan tradisi di Gorontalo dan Sulawesi Utara lewat tema Trayektori Imaji: Laut, Pulau dan Jalur Rempah Nusantara. Oleh Sudjud, pengalaman tersebut bahkan dapat disebut sebagai proyek untuk memaknai daya kreatif perkembangan masyarakat.
Bahkan, pameran ini bisa menjadi pintu masuk untuk melihat potensi pengetahuan lokal yang terus mengalami simbiosis seiring perkembangan dunia modern. Hal itu pun dapat dilihat dan terepresentasi dari karya-karya yang akan dipacak di Gedung Trikora, Pasar Rakyat Pulau Sangihe, Sulawesi Utara, 5-19 Mei 2023.
Keragaman Berekspresi
Sudjud menuturkan bahwa pameran Bakara Manyala #2 akan menggambarkan kompleksitas dan kekayaan maritim Nusantara yang dulunya merupakan jalur perdagangan rempah. Salah satunya untuk memperluas pemahaman mengenai sejarah dan pertemuan budaya yang khas di wilayah tersebut.Hal itu misalnya, dapat disimak lewat karya Gabriel K.H Makienggung. Lewat karya bertajuk Kisah Cengkeh berukuran 69 X 51 cm itu, Gabriel menyuguhkan bagaimana proses pertumbuhan rempah itu dari benih yang ditanam petani hingga menjadi bumbu masak kuliner dan sempat memakmurkan Eropa.
"Selain tema tentang kearifan lokal, mereka [para seniman] juga membuat kritik sosial terhadap perusahaan-perusahan yang mencoba mengeksploitasi sumber daya alam di sana," papar Sudjud.
Adapun beberapa karya tersebut dapat dilihat dalam karya bertajuk Potret Diri karya Alfred Pontolondo. Lewat karya dengan media cat akrilik pada kayu lapis berukuran 108 X 150 cm itu, sang seniman menggambarkan sosok penjaga yang memeluk peta Pulau Sangihe.
Di dalam katalog pameran, sosok tersebut dilukiskan seperti siap mempertahankan, bahkan menyerang siapa saja yang bakal merusak dan merampas kepulauan penghasil biji pala itu. Uniknya, Potret Diri digambarkan dengan warna kontras antara hijau dan coklat yang mengasosiasikan tumbuhan dan bumi.
Selain itu, dalam beberapa karya lain juga akan menampilkan berbagai potensi karya putik dari sekitar 42 perupa asal Gorontalo dan Sulawesi Utara. Secara garis besar ada dua kategori yang akan dipacak, yakni karya representasional dan non representasional dalam pameran ini.
Misalnya lewat karya Bensuryo Pambudi berjudul Ketika Songko Menculik Pejabat Rakus: Memikul Asa Melangkah Pasti karya Dreni Katili, Atas Samudera karya Halid Jon Mustopo, hingga karya abstrak bertajuk Pencarian karya Imam Malabar.
Selain pameran, acara yang masuk dalam program Sangihe Art Festival 2023 ini juga akan dilengkapi dengan rangkaian program publik diskusi seni. Salah satunya diskusi bertajuk Seni Rupa Maritim dalam Jarak Dekat: Pengalaman Gorontalo dan Sulawesi Utara bersama para perupa peserta dan kurator pameran pada Sabtu, 6 Mei 2023.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.