In the Name of God: A Holy Betrayal (Sumber Foto: The Limited Times)

Review In the Name of God: A Holy Betrayal, Kisah Dusta Tentang Kesesatan

04 May 2023   |   15:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Ketika keimanan seseorang dihadapan Tuhannya dijadikan permainan, semua doa-doa dan pengharapan tulus itu seketika sirna. Yang tersisa hanya omong kosong dan dusta dari para pemuka agama yang menuhankan dirinya. Kisah tersebut tertuang dalam serial dokumenter  Netflix, In the Name of God: A Holy Betrayal.

Serial dokumenter berjumlah 8 episode itu seakan mengorek kembali luka lama warga Korea Selatan yang pernah terjerat aksi kriminal berkedok agama berskala besar. Aksi tersebut melibatkan 4 sekte seperti JMS, Five Oceans, The Baby Garden, dan Manmin Central Church. Para pemimpin sekte tersebut mengaku dirinya sebagai nabi dan menyebarkan ajaran sesat yang bertentangan dengan aslinya.

Film garapan sutradara Cho Seong Hyun ini betul-betul dibuat berdasarkan kisah nyata. Penyajiannya pun dibuat begitu dramatis dan membawa unsur kengerian tersendiri, dengan menghadirkan para korbannya. 

Baca juga: Cek Fakta Menarik The Super Mario Bros Movie yang Cetak Rekor Pendapatan Film 2023

Perlu diingat bahwa ini bukan tontonan yang menyenangkan, tidak semua orang bisa menontonnya tanpa merasa mual dan jijik. Apalagi sepanjang penayangannya diramu dengan pencahayaan redup dan sinematografi lawas yang memghadirkan cuplikan footage-footage asli dari kegiatan keagamaan mereka. 

Serial dokumenter ini dikemas dalam 8 episode yang garis besarnya menceritakan sisi gelap dari keempat sekte. Diungkapkan juga bagaimana mereka menjerat banyak korban supaya mau bergabung dan menjadi pengikut setia.

Pada 3 episode pertama menceritakan JMS yang dipimpin oleh Jung Myeong Seok. Di awal penayangannya penonton sudah dibombardir dengan konten-konten eksplisit seperti khotbah Jung Myeong Seok yang mengaku sebagai Messiah bahkan Yesus kedua.

Selanjutnya beberapa potongan rekaman suara para jemaatnya yang dieksploitasi secara seksual. Penuturan dari saksi-saksi seperti polisi dan pengamat lainnya. Tak ketinggalan berbagai ilustrasi yang membuat setiap adegannya lebih nyata dan bikin bergidik ngeri.

Serial dokumenter ini mampu membuat emosi penonton meluap-luap, saat dihadirkan beberapa korban yang menceritakan pengalamannya langsung. Rata-rata mereka yang terjebak tipu daya JMS adalah wanita muda yang cantik dengan tinggi di atas 170 cm. Mirisnya sampai saat ini pun mereka masih mencoba bertahan hidup sambil memikul pengalaman pahit tersebut.

Tak hanya wanita, rupanya kemampuan persuasi Jung Myeong Seok mampu menarik simpati dari kalangan intelek seperti lulusan universitas ternama, petinggi perusahaan besar, bahkan orang dari luar negeri. 

Kisah lain yang tak kalah mengerikan ada di episode ke-4 yang menceritakan sekte Five Oceans atau Odaeyang. Dipimpin oleh Park Soon-ja yang melakukan tipu daya bahwa dirinya membawa ajaran agama, juga mengasihi anak yatim piatu.

Korea Selatan pun sempat dibuat geger dengan penemuan 32 jenazah di loteng sebuah pabrik yang terletak di Yongin. Setelah diidentifikasi mereka adalah Park Soon-Ja dan pengikutnya yang melakukan bunuh diri massal.

Kemudian, ada juga cerita yang lebih sadis dari sekte The Baby Garden yang dipimpin Kim Ki-soon. Wanita itu mampu memanipulasi pengikutnya, sehingga secara sukarela mau mengikuti semua omong kosongnya. Dia pernah menyiksa orang-orang di kandang babi, termasuk anak-anak sampai mati.

Film pun ditutup dengan kisah Lee Jae-rock dari Manmin Central Church yang mengaku sebagai titisan malaikat bercahaya. Dia dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit, sehingga para pengikutnya menolak perawatan medis. Akhirnya banyak dari mereka yang meninggal dunia akibat TBC atau kanker.

Di samping menyajikan kengerian dan mimpi buruk berkepanjangan untuk para penontonnya, serial dokumenter ini juga membuat orang-orang jadi lebih selektif dan waspada dengan segala bentuk ajaran agama baru. Jangan sampai agama yang seharusnya membawa ketenangan hati dan pikiran, justru malah dinodai oleh oknum-oknum yang ingin meraup keuntungan.


Editor: Indyah Sutriningrum

SEBELUMNYA

Reviu Film Missing: Pencarian Sosok Ibu Lewat Layar-layar Virtual

BERIKUTNYA

Tip Belajar Bahasa Mandarin Agar Bisa Ngobrol dengan WayV Seperti Sarwendah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: