Lebih Dekat dengan 4 Merek Fesyen Casuals dalam Kultur Sepak Bola
03 May 2023 |
21:00 WIB
Sepak bola dan fesyen tampak tak memiliki keterkaitan. Satu hal berpusat di bidang olahraga, yang lainnya berkutat dengan mode. Akan tetapi, keduanya tidak bisa dipisahkan dan punya sejarah panjang yang menarik. Salah satunya adalah apa yang kita kenal dengan sebutan The Casuals, atau fashion football casual.
Dilansir dari Museum of Youth Culture, pada mulanya, gaya fesyen Casuals dalam sepak mula muncul di Inggris pada akhir 1970-dan dan awal 1980-an. Ketika itu, ada dua kelompok yang menjadi pelopor gaya berpakaian nyentrik saat menyaksikan pertandingan sepak bola. Keduanya adalah Perry Boys di Manchester dan Sandford serta Scallies di Liverpool.
Baca juga: Mengenal Bloke Core Fashion dan Trennya di Indonesia
Perry Boys, disebut demikian karena kecenderungan awal mereka menggunakan kaus polo Fred Perry. Perry Boys mulai terbentuk dalam kejatuhan post-punk Manchester pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Di samping kaus polo Fred Perry lengan pendek, yang mereka kenakan adalah kemeja polo rajutan lengan panjang Peter Werth (sering dalam warna burgundy atau dengan lingkaran tipis).
Selera musik mereka cukup eklektik seperti band soul dan synth-pop. Sepak bola bagi mereka cukup penting dan Perry Boys berkompetisi di lapangan sepakbola dengan rival Merseyside mereka.
Di Liverpool, juga ada kelompok bernama Scallies. Scallies berasal dari ‘scally' yang merupakan bahasa gaul lokal dan artinya bajingan nakal. Scallies dan Perry Boys memiliki beberapa kesamaan busana, tetapi pada akhir 1970-an, para pemain Liverpool menunjukkan antusiasme yang berbeda terhadap pakaian olahraga Eropa.
Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an Liverpool FC menikmati kesuksesan di beberapa kompetisi sepak bola Eropa dan penggemar muda mereka, mengikuti tim di seluruh Eropa, dan mulai pulang dengan pakaian olahraga mahal yang tidak tersedia di Inggris. Kemudian, pada 1988, masa kejayaan gaya casuals sempat mengalami kemunduran.
Namun, pada pertengahan 1990-an, lapangan sepak bola Inggris menyaksikan munculnya kebangkitan gaya baru Casuals dengan antusiasme merek-merek baru. Selain itu, kebangkitan gaya Casuals ini juga bersamaan dengan munculnya era britpop dari band-band seperti The Charlatans, Ocean Color Scene, Oasis, dan Blur.
Nah, sebagai informasi tambahan, Hypeabis.id telah merangkum beberapa jenama fesyen populer yang ikut meramaikan tren The Casuals. Yuk simak informasi dalam ulasan berikut:
Merek ini lahir pada 1952. Pada tahun tersebut, Fred Perry merilis sebuah pakaian, yaitu kaus polo katun pique ramping dengan sulaman Laurel Wreath. Dalam hitungan tahun, merek ini telah menjadi seragam pemuda Inggris dan pakaian yang sangat berharga. Kemudian, Fred Perry menjadi merek warisan Inggris pertama yang berhasil memadukan pakaian olahraga dengan pakaian jalanan untuk menciptakan beberapa gaya paling ikonik dalam beberapa waktu ini.
Merek ini didirikan pada 1966 oleh Sergio Tacchini. Sergio Tacchini merupakan perancang busana dan pemain tenis Italia. Dia lahir pada 2 September 1938 di Italia. Gaya merek ini berakar pada warisan fesyen tahun 70-an dan 80-an dan sangat cocok dengan gaya retro. Desain klasik dan sederhana dari koleksi merek ini membuatnya mudah dikenakan. Selama lebih dari 50 tahun yang lalu, merek ini telah mengembangkan pakaian olahraga dan gaya hidup baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan.
Merek ini didirikan oleh Massimo Osti pada 1971. Pada awalnya, dia mendirikan merek Chester Perry. Kemudian, Pada 1978, Massimo memutuskan untuk mengembangkan Chester Perry menjadi C.P. Company. Nama yang lebih lebih dewasa ini menjadi salah satu ledakan kreativitas paling eksplosif dan berpengaruh dalam sejarah fesyen Italia modern.
Hal ini membuat C.P. Company menjadi merek pilihan penting bagi para intelektual dan seniman Italia. Lalu, merek ini terus memelopori hibridisasi ciri khasnya dari model militer arsip, kerja, dan pakaian olahraga serta memadukannya dengan inovasi kain Italia yang mutakhir dan diteliti secara intensif.
Stone Island lahir pada 1982 di Ravarino, Italia, sebuah kota kecil di Provinsi Modena. Ceritanya dimulai dari pikiran kreatif Massimo Osti. Koleksi pertama dari merek ini lahir dengan identitas yang kuat dan membutuhkan nama penting, yakni Stone Island. Dia terinspirasi oleh kata-kata yang paling sering muncul dalam novel Joseph Conrad.
Lalu, merek ini mewujudkan sikap '"pameran" dari 'Paninari', gerakan pemuda sadar fesyen Italia pertama dan mengilhami para penafsir dunia musik Inggris yang didefinisikan pada tahun 90-an sebagai 'Britpop'. Kemudian, dipamerkan dan dipromosikan oleh publik Inggris Raya di stadion-stadion.
Baca juga:
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dilansir dari Museum of Youth Culture, pada mulanya, gaya fesyen Casuals dalam sepak mula muncul di Inggris pada akhir 1970-dan dan awal 1980-an. Ketika itu, ada dua kelompok yang menjadi pelopor gaya berpakaian nyentrik saat menyaksikan pertandingan sepak bola. Keduanya adalah Perry Boys di Manchester dan Sandford serta Scallies di Liverpool.
Baca juga: Mengenal Bloke Core Fashion dan Trennya di Indonesia
Perry Boys, disebut demikian karena kecenderungan awal mereka menggunakan kaus polo Fred Perry. Perry Boys mulai terbentuk dalam kejatuhan post-punk Manchester pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Di samping kaus polo Fred Perry lengan pendek, yang mereka kenakan adalah kemeja polo rajutan lengan panjang Peter Werth (sering dalam warna burgundy atau dengan lingkaran tipis).
Selera musik mereka cukup eklektik seperti band soul dan synth-pop. Sepak bola bagi mereka cukup penting dan Perry Boys berkompetisi di lapangan sepakbola dengan rival Merseyside mereka.
Di Liverpool, juga ada kelompok bernama Scallies. Scallies berasal dari ‘scally' yang merupakan bahasa gaul lokal dan artinya bajingan nakal. Scallies dan Perry Boys memiliki beberapa kesamaan busana, tetapi pada akhir 1970-an, para pemain Liverpool menunjukkan antusiasme yang berbeda terhadap pakaian olahraga Eropa.
Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an Liverpool FC menikmati kesuksesan di beberapa kompetisi sepak bola Eropa dan penggemar muda mereka, mengikuti tim di seluruh Eropa, dan mulai pulang dengan pakaian olahraga mahal yang tidak tersedia di Inggris. Kemudian, pada 1988, masa kejayaan gaya casuals sempat mengalami kemunduran.
Namun, pada pertengahan 1990-an, lapangan sepak bola Inggris menyaksikan munculnya kebangkitan gaya baru Casuals dengan antusiasme merek-merek baru. Selain itu, kebangkitan gaya Casuals ini juga bersamaan dengan munculnya era britpop dari band-band seperti The Charlatans, Ocean Color Scene, Oasis, dan Blur.
Nah, sebagai informasi tambahan, Hypeabis.id telah merangkum beberapa jenama fesyen populer yang ikut meramaikan tren The Casuals. Yuk simak informasi dalam ulasan berikut:
1. Fred Perry
Salah Satu Kaus Polo Fred Perry (Sumber: Instagram/@fredperry)
2. Sergio Tacchini
Salah Satu Produk Sergio Tacchini (Sumber: Instagram/@sergiotacchini)
3. C.P Company
Salah Satu Produk C.P Company (Instagram/@cp_company_official)
Hal ini membuat C.P. Company menjadi merek pilihan penting bagi para intelektual dan seniman Italia. Lalu, merek ini terus memelopori hibridisasi ciri khasnya dari model militer arsip, kerja, dan pakaian olahraga serta memadukannya dengan inovasi kain Italia yang mutakhir dan diteliti secara intensif.
4. Stone Island
Salah Satu Produk Stone Island (Instagram/@stoneisland_official)
Lalu, merek ini mewujudkan sikap '"pameran" dari 'Paninari', gerakan pemuda sadar fesyen Italia pertama dan mengilhami para penafsir dunia musik Inggris yang didefinisikan pada tahun 90-an sebagai 'Britpop'. Kemudian, dipamerkan dan dipromosikan oleh publik Inggris Raya di stadion-stadion.
Baca juga:
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.