Ilustrasi populasi warga India (SUmber foto - Unsplash - Shashank Hudkar)

Fix, India Geser China Jadi Negara dengan Populasi Terbesar di Dunia

25 April 2023   |   14:03 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

India bakal segera mengambil alih status China sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia, yang selama ini dipegangnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan populasi India akan mencapai 1.425.775.850. Angka ini menyamai dan selanjutnya melampaui populasi China. 

Dalam pernyataan di situs resminya, yang dirilis Senin (24/4/2023) waktu setempat, Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB mencatat, populasi China mencapai puncaknya di angka 1,426 miliar penduduk pada 2022. Angka tersebut diproyeksikan akan terus menurun. 

Baca juga: Makna Festival Holi India yang Penuh Warna, Sarat akan Ungkapan Kasih Sayang

“Proyeksi mengindikasikan bahwa populasi China bisa turun di bawah 1 miliar sebelum akhir abad ini. Sebaliknya, populasi India diperkirakan akan terus bertambah selama beberapa dekade ke depan,” demikian dikutip dari un.org. 

Adapun faktor penggerak tren populasi di kedua negara adalah fertilitas (kemampuan menghasilkan keturunan). Menurut PBB, fertilitas di dua negara hampir sama. Pada 1971, China dan India memiliki tingkat fertilitas total yang hampir identik, dengan kurang dari enam kelahiran per wanita sepanjang hidup.

Namun, fertilitas di China turun tajam menjadi kurang dari tiga kelahiran per wanita pada akhir 1970-an. Untuk India, dibutuhkan tiga setengah dekade untuk mengalami penurunan fertilitas yang sama seperti yang terjadi di China selama periode 7 tahun pada 1970-an.

Sementara itu, pada 2022, China memiliki salah satu tingkat fertilitas terendah di dunia (1,2 kelahiran per wanita). Di sisi lain, tingkat fertilitas India saat ini (2,0 kelahiran per wanita) sedikit di bawah ambang batas "pengganti" 2,1, tingkat yang diperlukan untuk stabilisasi populasi dalam jangka panjang dalam ketiadaan migrasi.

PBB juga mencatat bahwa selama separuh kedua abad ke-20, kedua negara berusaha keras untuk menekan pertumbuhan populasi yang cepat melalui kebijakan yang menargetkan tingkat fertilitas. Kebijakan-kebijakan tersebut, bersama dengan investasi dalam modal manusia dan kesetaraan gender, berkontribusi pada penurunan tingkat fertilitas yang tajam di China pada 1970-an, serta penurunan yang lebih lambat yang terjadi pada 1980-an dan 1990-an.

India juga menerapkan kebijakan untuk mencegah pembentukan keluarga besar dan melambatkan pertumbuhan populasi, termasuk melalui program kesejahteraan keluarga nasional yang diinisiasi pada 1950-an. “Investasi modal manusia yang lebih rendah dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di India pada 1970-an dan 1980-an berkontribusi pada penurunan fertilitas yang lebih lambat daripada di China.”


Jumlah orang tua di China dan India

Menurut laporan dari Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN DESA), yang berjudul India Mengungguli China sebagai Negara dengan Populasi Terbanyak di Dunia, antara 2023 dan 2050, jumlah orang yang berusia 65 tahun atau lebih di China diperkirakan hampir dua kali lipat, sedangkan di India diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat.

Namun demikian, sebagai proporsi dari total populasi, pertumbuhan populasi orang tua di India akan jauh lebih lambat daripada di China.

Di India, jumlah orang dewasa yang berusia kerja diperkirakan akan terus meningkat baik dalam jumlah maupun sebagai proporsi dari total populasi sampai pertengahan abad ini. Hal ini memberikan peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dalam beberapa dekade mendatang. 

“Sementara itu, di China, proyeksi menunjukkan bahwa persentase populasi pada usia 25-64 akan mencapai puncaknya dalam beberapa tahun mendatang, menutupi peluang yang diciptakan oleh distribusi usia yang berubah.”

Meski begitu, PBB mengingatkan bahwa Pemerintah kedua negara sebaiknya tetap memperhatikan aspek hak asai manusia dasar dalam kebijakan dan program pengendalian populasi. 

“Kebijakan ketenagakerjaan dan sosial perlu membuatnya mungkin dan diinginkan bagi perempuan untuk memiliki anak sambil tetap berada di pasar tenaga kerja dan terus mengembangkan karir mereka. Kebijakan seperti penyediaan asuhan anak yang disubsidi, cuti ibu dan ayah, dan kredit pajak, antara lain, dapat dilakukan.”

Baca juga: 6 Konser dengan Penonton Terbanyak di Dunia, Ada yang Setara Jumlah Penduduk Kota Depok & Bekasi

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Resep Telur Ceplok Bumbu Kari, Gurih dan Bikin Nagih!

BERIKUTNYA

7 Destinasi Wisata Populer di Jakarta yang Buka saat Libur Lebaran 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: