Ilustrasi Covid-19 (dok. Pexels)

Ternyata Ini Kunci Sukses India Menekan Kasus Covid-19

22 November 2021   |   15:10 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

India berhasil menekan kasus Covid-19 setelah melalui gelombang kedua pada April 2021. Bahkan kasusnya cenderung melandai pada saat ini walaupun cakupan vaksinasinya di bawah 50 persen. Disinyalir bahwa sebagian penduduk India memiliki antibodi yang baik terhadap infeksi Covid-19.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan salah satu analisa kenapa India dapat menjaga kasusnya tetap landai walaupun cakupan vaksinasinya di bawah 50 persen adalah banyaknya penduduk yang ternyata memiliki antibodi terhadap virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19.

“Tingginya masyarakat yang sudah punya antibodi ini dapat saja dihubungkan dengan berhasilnya India menjaga kasus Covid-19 tetap terjaga rendah sekarang ini,” ujarnya melalui pesan singkat, Senin (22/11/2021). 

Tingginya kadar antibodi masyarakat India dapat diketahui melalui survei yang dilakukan institusi kesehatan di sana. Data akhir Oktober 2021 menunjukkan 97 persen penduduk New Delhi memiliki antibodi dalam derajat tertentu, baik karena sudah divaksin Covid-19 maupun karena sudah tertular secara alamiah. Laporan seropositif 97 persen ini adalah survei keenam yang dilakukan di New Delhi. 

Angka-angka sebelumnya memang menunjukkan kenaikan secara bertahap, mulai dari 22,8 persen pada Juli 2020, 28,7 persen di Agustus 2020, 25,1 persen pada September 2020, 25,5 persen pada Oktober dan 56,13 persen pada Januari 2021.

Selain survei berkala, ada juga survei berskala cukup besar seperti yang dilakukan All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) yang mendapatkan angka seropositifas di New Delhi adalah 67 persen pada puncak gelombang yang lalu, dan survei pada Council of Science and Industrial Research di New Delhi yang menunjukkan seroprevalensi 80 persen beberapa waktu setelah puncak pandemi.
 
“Dalam survei antibodi keenam New Delhi ini sebagian sampel akan diteliti secara lebih mendalam tentang kadar antibodi yang terbentuk sehingga dapat lebih diketahui kadar proteksi yang ada di masyarakat,” tutur Tjandra. 
 
Selain di New Delhi, ada survei serupa di kota bisnis terbesar India, yaitu Mumbai atau Bombay. Hasil survei kelima di Mumbai menunjukkan bahwa antibodi terhadap Covid-19 ditemukan pada 90,26 persen dari mereka yang sudah divaksin dan 79,86 persen pada mereka yang belum divaksin.

Jika digabung datanya maka antibodi terhadap virus SARS CoV-2 sudah ada pada 86.64 persen penduduk kota Mumbai, dengan 85,07 persen ditemkan pada pria dan 88,29 persen pada wanita.
 
Berkaca pada India, Tjandra menyarankan agar Indonesia juga melakukan survei antibodi Covid-19, setidaknya di beberapa kota besar. “Memang sudah pernah ada laporan beberapa survei seperti ini, tetapi lebih baik kalau terus ditingkatkan dan hasilnya dianalisa dari waktu ke waktu sehingga dapat dilihat perkembangannya,” sebutnya.

Sebagian sampel juga menurutnya perlu dilakukan analisa lebih mendalam seperti kadar dan jenis antibodi yang ada. Sementara data dari survei antibodi kata Tjandra dapat dijadikan salah satu bahan analisa penting untuk menganalisa ada tidaknya gelombang ketiga atau berapa peningkatan kasus sesudah libur Natal dan Tahun Baru.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Ole Gunnar Solskjaer Mundur dari Jabatan Manajer Manchester United

BERIKUTNYA

Gunther VI, Anjing Terkaya di Dunia yang Tinggal di Rumah Mewah Madonna

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: