Ilustrasi Chat GPT (sumber foto: Chat GPT)

Kiat Memanfaatkan ChatGPT untuk Kebutuhan Profesional

21 April 2023   |   17:36 WIB

Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) seperti ChatGPT telah menghebohkan dunia teknologi informasi. Eksplorasi dan percobaan penggunaan Chat GPT pada awalnya hanya untuk hiburan dan tidak serius. Namun, saat ini cukup banyak orang yang sudah mulai menjajal penggunaannya untuk keperluan profesional.

Aliran kerja (workflow) yang disarankan untuk menggunakan AI ini adalah memanfaatkan ChatGPT atau teknologi serupa untuk memulai pekerjaan. Namun hasil akhir tetap harus diperiksa dan dipoles lagi oleh manusia.
 

Contoh penerapan ChatGPT

Sebagai teknologi yang umum, ChatGPT berpotensi untuk diterapkan pada berbagai jenis tugas dan pekerjaan. Beberapa penggunaan ChatGPT yang sudah dieksplorasi:


1. Jurnalisme

Wartawan dapat menuliskan daftar pertanyaan wawancara, dan kemudian dapat memanfaatkan ChatGPT untuk mengelaborasi dan mengembangkan pertanyaan lebih lanjut. Teknologi AI ini juga bisa digunakan untuk menyederhanakan konsep yang rumit, salah satu tugas yang sering dihadapi oleh wartawan ketika menulis untuk pembaca awam.


2. Pemasaran

ChatGPT bisa melakukan brainstorming ide, menulis posting blog, maupun membuat konsep strategi kampanye pemasaran.

 

Contoh Chat GPT untuk marketing (Tangkapan layar)

Contoh Chat GPT untuk marketing (Tangkapan layar)


3. Pemrograman 

ChatGPT dapat digunakan untuk menulis konsep kode program, baik yang berupa templat maupun kode lengkap. Ini bisa mempercepat programer dalam mengembangkan dan menulis aplikasi.

Beberapa penggunaan ChatGPT cukup kontroversial. Sebagai contoh, beberapa orang mencoba memanfaatkan ChatGPT untuk memberikan nasihat medis. Ada juga yang  mulai mencoba  menciptakan karya fiksi dengan teknologi AI dan mengirimkannya ke penerbit.
 

Kiat menulis prompt

Sebagai chatbot, perlu diingat bahwa ChatGPT berbasis teks: chatbot ini tidak hanya menerima masukan berupa tulisan, tetapi juga menghasilkan keluaran berupa teks.

Agar dapat menghasilkan keluaran yang berkualitas, ada beberapa kiat yang bisa diperhatikan. Meskipun di sini kita membahas ChatGPT, kiat ini juga bisa diterapkan pada BingChat (yang didasarkan pada teknologi yang sama dengan ChatGPT).

Pertama, gunakan kalimat dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ini akan memudahkan AI untuk memahami maksud Anda. Meskipun AI bisa menebak salah ketik dan ragam bahasa informal, secara umum bahasa formal dengan tata bahasa yang benar akan memastikan bahwa AI tidak akan salah interpretasi.

Kedua, hindari kalimat yang bertele-tele. Tuliskan instruksi yang singkat dan jelas. Ini juga akan membuat instruksi lebih mudah dipahami oleh ChatGPT.

Ketiga, berikan konteks dan informasi yang cukup. ChatGPT sering bisa mengisi sendiri informasi yang dibutuhkan, namun biasanya kita masih perlu memberikan informasi tambahan. Sebagai contoh, bagian SDM yang ingin menuliskan iklan lowongan mungkin tidak perlu mengelaborasi deskripsi tentang pekerjaannya sendiri karena ini bisa dituliskan AI. Namun dia tetap perlu menambahkan informasi khusus perusahaannya sendiri (misalnya, lokasi dan budaya kerja perusahaan).

Keempat, berikan contoh keluaran yang diinginkan. Misalnya untuk memberikan contoh nama-nama bayi khas Jawa, Anda bisa memberikan beberapa contoh. Bila Anda ingin agar AI menuliskan tanggal dalam format DD/MM/YYYY, ini akan lebih jelas bila Anda memberi contoh tanggal dalam format  seperti 20/09/2021.
 

Masalah etika

Salah satu topik perdebatan yang sering muncul adalah apakah AI akan mengambil alih pekerjaan manusia. Namun topik lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah etika: apakah etis untuk menggunakan AI? Tugas apa yang patut diserahkan ke AI, dan bagaimana cara penggunaan yang layak?

Masalah etika ini muncul antara lain ketika kita berusaha menggunakan AI (seperti ChatGPT) pada bidang yang menyangkut masalah nyawa, misalnya pada bidang medis.

Baca juga: Cek Kelebihan GPT-4, Versi Baru ChatGPT dari OpenAI

Meskipun belum tentu menyangkut masalah hidup dan mati, masalah etika lain juga masih tetap muncul. Misalnya, beberapa penerapan AI menuntut kita untuk memasukkan data pribadi klien. Ini semestinya tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan (consent) klien tersebut. Sebelum memutuskan menggunakan AI dalam bisnis Anda, pertimbangkan juga masalah etika yang mungkin muncul.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Asyik, Setelah Absen Setengah Abad Indonesia Bakal Punya Pabrik Vinil Lagi

BERIKUTNYA

Kenali Lebih Dekat Vitamin C dan Manfaatnya Untuk Tubuh

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: