Kisah Suka Duka YouTuber Syarif Zapata Merayakan Lebaran di Luar Negeri
18 April 2023 |
20:36 WIB
Hari Raya Idulfitri tinggal menghitung hari. Momen kemenangan ini disambut dengan suka cita oleh umat Muslim di seluruh dunia. Di Indonesia khususnya, Lebaran Idulfitri biasanya dirayakan bersama dengan orang terdekat, keluarga, dan sanak saudara di kampung halaman masing-masing.
Namun, tak sedikit warga negara Indonesia yang harus menjalani Lebaran di tanah rantau, bahkan luar negeri. Situasi tersebut jadi tantangan tersendiri dan memberikan suka duka bagi mereka. Salah satunya adalah figur publik dan kreator konten Syarif Zapata, yang telah merayakan Idulfitri di luar negeri, seperti Swiss dan Jerman sejak 2007.
Syarif merupakan seorang YouTuber yang sering membagikan informasi seputar kehidupan masyarakat Indonesia di Eropa, serta tip dan kiat perjalanan dan gaya hidup kedua negara. Dia juga merupakan pemilik Guide Santai, sebuah platform panduan bagi para pelancong di luar negeri.
Sebagai seorang Muslim yang tinggal di luar negeri, pengalaman merayakan momen kemenangan Idulfitri tidak pernah mudah dan berbeda jauh dengan yang ada di Indonesia. Syarif membagikan pengalamannya menjalani Hari Raya tersebut saat berada di luar negeri. Yuk simak ceritanya!
Baca juga: Hypereport: Lebaran di Negeri Orang, Ada Cerita Seru dari London hingga Nanjing
KBRI umumnya menyediakan makanan khas Indonesia dan acara halalbihalal pada hari Lebaran yang terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Jadi, selain bisa mendapatkan makanan khas lebaran secara gratis, kalian juga bisa merasakan suasana hangat layaknya berlebaran di Indonesia.
Ketika ditanya mengenai pengalamannya merayakan Idulfitri di luar negeri, Syarif mengatakan bahwa suasananya sangat berbeda. Dia mengatakan bahwa jika orang yang tinggal di luar negeri tidak memiliki teman atau komunitas Muslim, maka Hari Raya Idulfitri akan terasa seperti hari biasa.
"Khususnya di Swiss, kami tidak mendengar orang membaca Al-Quran selama Ramadan dan jarang sekali melihat atribut Ramadan atau Idulfitri di jalanan. Terkadang saya sangat merindukan suasana Ramadhan di Indonesia, jadi setidaknya di KBRI itu bisa mengobati," katanya.
Namun, bagi banyak orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, hal ini mungkin menjadi tantangan tersendiri karena lambatnya proses transfer, kurangnya transparansi, serta proses yang rumit karena harus pergi ke cabang bank dan mengantri panjang selama jam kerja.
Dia mengatakan bahwa platform tersebut memberikan transparansi yang lebih jelas, seperti berapa banyak dana yang akan diterima keluarga dalam rupiah dan kapan waktunya uang akan tiba serta berapa biaya yang dibutuhkan. Hal ini penting, karena berdasarkan data dari Wise, lebih dari £180 miliar hilang setiap tahunnya dalam transaksi pengiriman uang melalui biaya tersembunyi.
"Selain transfer uang THR, saya juga mengirim uang ke kampung halaman secara rutin, jadi penting bagi saya untuk memilih platform yang nyaman, murah, dan tidak merepotkan untuk mengirim uang secara efisien," ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Namun, tak sedikit warga negara Indonesia yang harus menjalani Lebaran di tanah rantau, bahkan luar negeri. Situasi tersebut jadi tantangan tersendiri dan memberikan suka duka bagi mereka. Salah satunya adalah figur publik dan kreator konten Syarif Zapata, yang telah merayakan Idulfitri di luar negeri, seperti Swiss dan Jerman sejak 2007.
Syarif merupakan seorang YouTuber yang sering membagikan informasi seputar kehidupan masyarakat Indonesia di Eropa, serta tip dan kiat perjalanan dan gaya hidup kedua negara. Dia juga merupakan pemilik Guide Santai, sebuah platform panduan bagi para pelancong di luar negeri.
Sebagai seorang Muslim yang tinggal di luar negeri, pengalaman merayakan momen kemenangan Idulfitri tidak pernah mudah dan berbeda jauh dengan yang ada di Indonesia. Syarif membagikan pengalamannya menjalani Hari Raya tersebut saat berada di luar negeri. Yuk simak ceritanya!
Baca juga: Hypereport: Lebaran di Negeri Orang, Ada Cerita Seru dari London hingga Nanjing
1. Sulit Menemukan Tradisi Lebaran Indonesia
Ketika tinggal di luar negeri, salah satu hal yang sulit dicari pada momen perayaan Lebaran adalah makanan khas Indonesia serta atmosfer dari Idulfitri itu sendiri. Hal ini dapat diatasi dengan mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara tempat tinggal.KBRI umumnya menyediakan makanan khas Indonesia dan acara halalbihalal pada hari Lebaran yang terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Jadi, selain bisa mendapatkan makanan khas lebaran secara gratis, kalian juga bisa merasakan suasana hangat layaknya berlebaran di Indonesia.
Ketika ditanya mengenai pengalamannya merayakan Idulfitri di luar negeri, Syarif mengatakan bahwa suasananya sangat berbeda. Dia mengatakan bahwa jika orang yang tinggal di luar negeri tidak memiliki teman atau komunitas Muslim, maka Hari Raya Idulfitri akan terasa seperti hari biasa.
"Khususnya di Swiss, kami tidak mendengar orang membaca Al-Quran selama Ramadan dan jarang sekali melihat atribut Ramadan atau Idulfitri di jalanan. Terkadang saya sangat merindukan suasana Ramadhan di Indonesia, jadi setidaknya di KBRI itu bisa mengobati," katanya.
2. Ingat Membayar Zakat
Membayar zakat fitrah setiap Idulfitri merupakan kewajiban bagi umat Muslim yang mampu. Bagi Syarif, yang saat ini tinggal di Swiss, dia tetap membayar zakatnya di Indonesia sebagai bagian dari tradisi Ramadan. Kunci untuk memenuhi kewajiban ini adalah menghitung dan membayar zakat dengan benar dan tepat waktu.Namun, bagi banyak orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, hal ini mungkin menjadi tantangan tersendiri karena lambatnya proses transfer, kurangnya transparansi, serta proses yang rumit karena harus pergi ke cabang bank dan mengantri panjang selama jam kerja.
3. Tetap Kirim THR
Meski tinggal di luar negeri, Syarif tidak lupa mengirimkan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada keluarganya di Indonesia selama bulan Ramadan. Untuk mengirimkan THR kepada keluarganya di Indonesia, Syarif mengandalkan platform Wise, guna memastikan dana sampai kepada keluarganya dengan cepat, dan dengan biaya yang murah.Dia mengatakan bahwa platform tersebut memberikan transparansi yang lebih jelas, seperti berapa banyak dana yang akan diterima keluarga dalam rupiah dan kapan waktunya uang akan tiba serta berapa biaya yang dibutuhkan. Hal ini penting, karena berdasarkan data dari Wise, lebih dari £180 miliar hilang setiap tahunnya dalam transaksi pengiriman uang melalui biaya tersembunyi.
"Selain transfer uang THR, saya juga mengirim uang ke kampung halaman secara rutin, jadi penting bagi saya untuk memilih platform yang nyaman, murah, dan tidak merepotkan untuk mengirim uang secara efisien," ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.