Ilustrasi mudik (Sumber gambar: Bisnis/Arief Hermawan)

Hypereport: Beragam Cara Ditempuh untuk Merayakan Hari Kemenangan di Kampung Halaman

15 April 2023   |   20:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Salah satu momen tahunan yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia adalah merayakan Hari Raya Idulfitri bersama dengan orang tua dan keluarga besar. Kondisi ini membuat banyak orang yang merantau rela bersusah payah kembali ke kampung halaman untuk merayakan hari kemenangan. 
 
Berbagai cara dilakukan oleh banyak orang yang merantau dan meninggalkan tempat kelahirannya untuk melepas rindu dan berkumpul bersama pada hari kemenangan. Beberapa di antara mereka rela menempuh jarak ratusan kilometer dengan menggunakan kendaraan pribadi, bahkan roda dua. Sementara itu, lainnya memilih menggunakan transportasi umum agar cepat sampai di tempat orang tua berada demi merayakan hari yang suci itu.

Baca juga laporan terkait: 
1. Hypereport: Cerita-Cerita Tak Terungkap tentang Mudik
 

Fazar, seorang karyawan swasta di Jakarta, merupakan salah satu dari banyak orang yang akan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman dengan sepeda motor. Pria yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat, itu memiliki sejumlah alasan memilih kendaraan roda dua dibandingkan dengan mobil atau transportasi umum untuk kembali ke tanah kelahiran. 

Baginya, mudik ke kampung halaman dengan sepeda motor memiliki sensasi tersendiri yang tidak didapatkan pada momen-momen lain. Saat menunggangi kuda besi, bertemu dengan para pemudik lain di jalanan, berjalan beriringan, atau beristirahat di tempat yang sama sambil berbincang, menjadi bagian yang kerap dialami dan memberikan kesan tersendiri.

Tidak hanya itu, pulang ke kampung halaman dengan sepeda motor juga lebih cepat jika dibandingkan dengan transportasi umum bus atau kendaraan roda empat. Kondisi ini dapat terjadi mengingat kemacetan kerap terjadi ketika periode mudik dan libur Lebaran setiap tahunnya.

Dari Bekasi ke Cirebon, pria dengan satu orang anak itu membutuhkan waktu sekitar 5-7 jam perjalanan dengan melakukan istirahat beberapa kali di sejumlah pos yang terdapat sepanjang jalur mudik. Rute yang akan digunakan untuk melakukan perjalanan mudik dari Bekasi menuju Cirebon adalah jalur pantai utara (Pantura) Jawa.

Selain alasan waktu tempuh yang lebih cepat, melakukan perjalanan dengan sepeda motor juga lebih murah jika dibandingkan dengan transportasi umum atau kendaraan roda empat. “Biayanya cukup bawa Rp100.000, Rp50.000 buat bensin dan Rp50.000 buat jajan,” katanya.

Sebelum melakoni perjalanan dengan sepeda motor, dia melakukan sejumlah persiapan terkait dengan fisik dan kendaraan. Istirahat yang cukup adalah modal utama yang perlu diperhatikan ketika mudik dengan kendaraan roda dua.Dengan istirahat yang cukup, maka kondisi badan akan menjadi fit dan siap saat mengendarai sepeda motor serta menghadapi berbagai keadaan di jalanan. Kemudian, tidak lupa mengisi perut dengan cukup dan tidak berlebihan sebelum melakukan perjalanan. 

“Kalau [makan] berlebihan, takut mengantuk,” katanya.
 
Selain itu, dia juga selalu memastikan sepeda motor yang digunakan dalam kondisi siap. Memeriksa kondisi rem, ban motor, dan oli adalah contoh bentuk kesiapan yang dilakukannya. Perjalanan mudik dengan menggunakan sepeda motor bukan pertama kali baginya. Dia kerap mudik dengan sepeda motor setiap tahun.

Pada tahun-tahun sebelumnya, dia kerap melakukan perjalanan pada malam hari agar bisa makan dan minum di jalan, tidak terlalu padat, dan tetap dapat menjalani puasa. Kini, dia berencana melakukan perjalanan pada pagi hari lantaran perusahaan mengharuskannya masuk sampai satu hari sebelum lebaran. “Rencananya habis sahur langsung jalan,” katanya.

Baca juga: Mau Mudik Jalur Darat? Yuk Pantau Kemacetan Arus Lalu Lintas dengan 7 Aplikasi Ini
 

(Sumber gambar: Bisnis/Abdurachman)

(Sumber gambar: Bisnis/Abdurachman)

Berbeda dengan Fazar, Aldo yang merupakan salah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Cilegon, Banten, memutuskan untuk pulang ke kampung halaman menggunakan pesawat ke Riau, Kepulauan Riau.

Dia beralasan menggunakan pesawat untuk sampai ke kampung halaman lebih cepat jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Sebagai karyawan swasta, dia mengaku tidak memiliki waktu libur yang panjang seperti pegawai negeri sipil (PNS), mengingat waktu tempuh dari Cilegon ke Riau dengan kendaraan pribadi atau bus tidak sebentar.

“[Menggunakan pesawat] Karena paling cepet saja, soalnya cutinya terbatas enggak seperti PNS yang mendapatkan cuti bersama,” katanya.

Sebelum melakukan perjalanan mudik, sejumlah persiapan telah dilakukannya bersama dengan sang istri, seperti menyiapkan baju yang akan dibawa dan perlengkapan penunjang bayi ketika berada di dalam pesawat nanti. Selain itu, menjaga fisik agar tidak sakit juga menjadi persiapan sebelum melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman.

Untuk itu, dia mengonsumsi vitamin dan tidak makan makanan sembarangan yang berpotensi mengganggu kesehatan saat akan berangkat. “Tapi kalau latihan apa-apa ya enggak,” katanya.

Terkait dengan pesawat yang akan digunakan, dia melakukan sejumlah riset melalui internet terlebih dahulu sebelum memilihnya. Kriteria murah menjadi salah satu yang dicari, selain track record maskapai tersebut. Dia enggan menggunakan maskapai dengan rekam jejak yang jelek ketika membawa anak dan istrinya mudik ke kampung halaman pada masa Lebaran tahun ini.

Baginya, euforia mudik pada Lebaran tahun ini lebih terasa lantaran pemerintah tidak melakukan pembatasan perjalanan seperti yang terjadi pada tahun-tahun lalu guna mencegah penyebaran Covid-19 di dalam negeri.

Berbeda dengan Fazar dan Aldo, Denny yang merupakan pengemudi bus rute antarkota antarprovinsi (AKAP) Pekanbaru, Kepulauan Riau - Blitar, Jawa Tengah, tidak bisa pulang ke kampung halamannya pada masa Lebaran tahun ini di Sumatra Barat.  

Dia harus melayani masyarakat yang hendak pulang kampung dengan menggunakan moda transportasi bus dari Pekanbaru menuju Blitar atau sebaliknya. Kondisi ini bukan yang pertama bagi pria yang telah menjalani profesi sebagai pengemudi bus selama 20 tahun tersebut. “Pas Lebaran kadang ada di jalan tol di Pulau Jawa,” katanya.

Ketika hari kemenangan tiba, tidak jarang sang istri dan anak menghubungi melalui gawai untuk bertanya tengah berada di mana. Meskipun begitu, dia mengaku sadar akan konsekuensi yang dimilikinya sebagai seseorang dengan profesi pengemudi bus.

Baca juga: Inilah 10 Kota Populer Tujuan Mudik 2023, Ada Kampung Halamanmu?

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Mau Mudik Jalur Darat? Yuk Pantau Kemacetan Arus Lalu Lintas dengan 7 Aplikasi Ini

BERIKUTNYA

5 Kegiatan yang Bikin Rebahan Jadi Bermanfaat dan Produktif

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: