Peminat Lukisan Kaca Sepi Lantaran Kolektor Masih Menahan Diri
13 April 2023 |
10:15 WIB
Pelukis karya seni di atas kaca mengaku kondisi karya seni lukis kaca sepanjang Ramadan tahun ini sepi peminat. Kolektor menahan diri untuk tidak melakukan pembelian lantaran masih dalam pemulihan ekonomi. Kendati sepi, seniman lukisan ini tetap membuat karyanya.
Seniman Kusdono mengatakan dirinya hanya berhasil menjual satu lukisan kaca untuk sementara selama Ramadan 2023. Pasar seni lukis kaca yang dalam kondisi sepi peminat sudah terjadi sejak tahun lalu, “Dan dampaknya dirasakan oleh semua pelukis [lukisan kaca]. Bukan saya saja,” katanya kepada Hypeabis.id.
Dia menuturkan kolektor yang tidak melakukan pembelian karya seni lukis kaca beralasan belum berani membeli karena masih berada dalam masa pemulihan ekonomi. Tidak hanya itu, banyak pencinta dan kolektor lukisan kaca juga sudah pensiun.
Baca juga: 3 Seniman Indonesia yang Kerap Menyematkan Kaligrafi dalam Karya Lukisan
Sementara itu, kolektor yang memutuskan untuk melakukan pembelian baru sebatas berani membawa pulang karya dengan ukuran kecil. “Ukuran kecil 40 x 30 cm [telah terjual] peminat masih belum bisa beli yang ukuran besar katanya bujetnya minim untuk beli yang besar,” katanya.
Meskipun begitu, dia mengaku tetap membuat karya lukisan di atas kaca. Pada saat ini, terdapat sekitar 50 lukisan kaca dari ukuran kecil, sedang, dan besar telah dibuat. Dia berharap lukisan-lukisan itu dapat dibeli atau borong oleh kolektor.
Tidak hanya itu, anak dari seniman lukis kaca Rastika itu juga memiliki harapan terdapat pihak yang mengajak untuk melakukan pameran. Menurutnya, lukisan kaca yang sering diminati oleh para kolektor adalah lukisan dengan tema pewayangan.
Kurator Citra Smara Dewi menilai eksistensi pelukis di atas kaca memang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak agar dapat terus terjaga dan tidak tidak punah. Salah satu di antaranya adalah dengan menjadi muatan kurikulum di sekolah. Dengan begitu, maka generasi muda dapat mengenal seni melukis di atas kaca yang ada di dalam negeri.
Pada saat ini, dia menuturkan jumlah pameran lukisan di atas kaca yang ada di dalam negeri tidak sebanyak pameran lukisan di atas kanvas. “Ya memang bisa dihitung dengan jari,” katanya kepada Hypeabis.id.
Citra mengatakan penyebab tidak banyak pameran lukisan kaca yang diselenggarakan di dalam negeri kemungkinan karena komunitas dan jumlah pelukisnya yang terbatas. Menurutnya, pernah terdapat pameran lukisan kaca pada suatu waktu di Yogyakarta. Pameran itu diselenggarakan lantaran terdapat komunitasnya.
Selain itu, terdapat juga unsur keberpihakan dari galeri seni yang ada di dalam negeri. Citra menilai ada banyak faktor yang membuat galeri seni di dalam negeri kurang berpihak terhadap seni lukis kaca di dalam negeri.
Salah satunya adalah peminat lukisan tersebut yang tidak sebanyak karya yang dibuat di atas kanvas. Selain itu, mereka juga menganggap bahwa lukisan kaca ringkih karena dapat pecah.
Sebelumnya, Kurator Mikke Susanto pernah mengatakan bahwa perkembangan seni lukis kaca di dalam negeri masih lambat. Dalam acara Bedah Karya lukisan Rastika, Begawan Ciptaning, melalui siaran langsung instagram pada 2020 silam, jumlah kolektor yang sedikit menjadi alasannya.
Selain itu, lembaga yang peduli untuk melestarikan lukisan kaca di dalam negeri juga tidak banyak, sehingga perkembangannya di dalam negeri menjadi lambat. Penyebab lainnya adalah masih banyak orang yang merasa bahwa lukisan kaca mudah pecah dan hancur meskipun hal tersebut masih bisa diantisipasi.
Salah satu seniman lukis kaca yang ada di dalam negeri adalah Rastika. Sang seniman disebut telah memberikan pengaruh yang kuat terhadap seni lukis gaya Cirebon. Beberapa pelukis kaca di daerah tersebut pada saat ini meniru gayanya, terutama pola hias batik mega mendung.
Editor: Indyah Sutriningrum
Seniman Kusdono mengatakan dirinya hanya berhasil menjual satu lukisan kaca untuk sementara selama Ramadan 2023. Pasar seni lukis kaca yang dalam kondisi sepi peminat sudah terjadi sejak tahun lalu, “Dan dampaknya dirasakan oleh semua pelukis [lukisan kaca]. Bukan saya saja,” katanya kepada Hypeabis.id.
Dia menuturkan kolektor yang tidak melakukan pembelian karya seni lukis kaca beralasan belum berani membeli karena masih berada dalam masa pemulihan ekonomi. Tidak hanya itu, banyak pencinta dan kolektor lukisan kaca juga sudah pensiun.
Baca juga: 3 Seniman Indonesia yang Kerap Menyematkan Kaligrafi dalam Karya Lukisan
Sementara itu, kolektor yang memutuskan untuk melakukan pembelian baru sebatas berani membawa pulang karya dengan ukuran kecil. “Ukuran kecil 40 x 30 cm [telah terjual] peminat masih belum bisa beli yang ukuran besar katanya bujetnya minim untuk beli yang besar,” katanya.
Meskipun begitu, dia mengaku tetap membuat karya lukisan di atas kaca. Pada saat ini, terdapat sekitar 50 lukisan kaca dari ukuran kecil, sedang, dan besar telah dibuat. Dia berharap lukisan-lukisan itu dapat dibeli atau borong oleh kolektor.
Tidak hanya itu, anak dari seniman lukis kaca Rastika itu juga memiliki harapan terdapat pihak yang mengajak untuk melakukan pameran. Menurutnya, lukisan kaca yang sering diminati oleh para kolektor adalah lukisan dengan tema pewayangan.
Kurator Citra Smara Dewi menilai eksistensi pelukis di atas kaca memang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak agar dapat terus terjaga dan tidak tidak punah. Salah satu di antaranya adalah dengan menjadi muatan kurikulum di sekolah. Dengan begitu, maka generasi muda dapat mengenal seni melukis di atas kaca yang ada di dalam negeri.
Pada saat ini, dia menuturkan jumlah pameran lukisan di atas kaca yang ada di dalam negeri tidak sebanyak pameran lukisan di atas kanvas. “Ya memang bisa dihitung dengan jari,” katanya kepada Hypeabis.id.
Citra mengatakan penyebab tidak banyak pameran lukisan kaca yang diselenggarakan di dalam negeri kemungkinan karena komunitas dan jumlah pelukisnya yang terbatas. Menurutnya, pernah terdapat pameran lukisan kaca pada suatu waktu di Yogyakarta. Pameran itu diselenggarakan lantaran terdapat komunitasnya.
Selain itu, terdapat juga unsur keberpihakan dari galeri seni yang ada di dalam negeri. Citra menilai ada banyak faktor yang membuat galeri seni di dalam negeri kurang berpihak terhadap seni lukis kaca di dalam negeri.
Salah satunya adalah peminat lukisan tersebut yang tidak sebanyak karya yang dibuat di atas kanvas. Selain itu, mereka juga menganggap bahwa lukisan kaca ringkih karena dapat pecah.
Sebelumnya, Kurator Mikke Susanto pernah mengatakan bahwa perkembangan seni lukis kaca di dalam negeri masih lambat. Dalam acara Bedah Karya lukisan Rastika, Begawan Ciptaning, melalui siaran langsung instagram pada 2020 silam, jumlah kolektor yang sedikit menjadi alasannya.
Selain itu, lembaga yang peduli untuk melestarikan lukisan kaca di dalam negeri juga tidak banyak, sehingga perkembangannya di dalam negeri menjadi lambat. Penyebab lainnya adalah masih banyak orang yang merasa bahwa lukisan kaca mudah pecah dan hancur meskipun hal tersebut masih bisa diantisipasi.
Salah satu seniman lukis kaca yang ada di dalam negeri adalah Rastika. Sang seniman disebut telah memberikan pengaruh yang kuat terhadap seni lukis gaya Cirebon. Beberapa pelukis kaca di daerah tersebut pada saat ini meniru gayanya, terutama pola hias batik mega mendung.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.