Review The Super Mario Bros. Movie, Petualangan yang Membangkitkan Kenangan (Spoiler Alert)
07 April 2023 |
16:30 WIB
Super Mario adalah salah satu waralaba gim paling fenomenal sampai sekarang. Sejak pertama kali diperkenalkan pada 1983, seri ini telah dikembangkan dalam berbagai format, yang tidak terbatas pada bentuk video gim di berbagai konsol dan perangkat permainan, tapi ke bentuk media lain termasuk film.
Nintendo selaku pengembang dan penerbit seri gim aslinya telah terlebih dahulu menghadirkan bentuk film versi langsung atau live action untuk waralaba ini. Film itu adalah Super Mario Bros. rilisan 1993 yang digawangi oleh sutradara Rocky Morton dan Annabel Jankel. Ketika itu, karakter Mario diperankan oleh Bob Hoskins.
Sayangnya, film tersebut tidak sesuai ekspektasi. Bahkan bisa dibilang jauh dari harapan. Karya adaptasi pertama gim tersebut dikritik keras oleh para kritikus dan pencinta gimnya. Hal ini tampaknya memukul mundur semangat Nintendo untuk mengembangkan waralaba film berdasarkan seri gim yang dimilikinya.
Baca juga: Rekomendasi Film untuk Ngabuburit April 2023, Ada Super Mario Bros & Beau is Afraid
Lebih dari 2 dekade sejak saat itu, perusahaan gim asal Jepang ini tidak menelurkan satu pun buah karya sinema dari segudang franchise gim populer yang dipunya.
Hingga akhirnya, 30 tahun berselang sejak adaptasi live action pertamanya atau 40 tahun sejak pertama kali gim itu dirilis, perusahaan resmi menghadirkan film terbaru mereka. Kali ini berbentuk animasi, tidak lain adalah The Super Mario Bros. Movie (2023) yang tayang perdana pada awal April tahun ini.
Karya anyarnya itu digarap oleh Aaron Horvath dan Michael Jelenic dengan penulis skenario Matthew Fogel. Film dikembangkan di bawah naungan rumah produksi Nintendo dan Illumination serta didistribusikan oleh Universal Pictures. Horvath dan Jelenic sebelumnya mengerjakan film Teen Titans Go! To the Movies (2019), sementara Fogel menulis The Lego 2 Movie 2: The Second Part (2019).
Adapun, daftar ansambel karakter yang mengisi tokoh-tokoh legendaris waralaba Super Mario kali ini termasuk Chris Pratt (sebagai Mario), Charlie Day (Luigi), Anya Taylor Joy (Princess Peach), Jack Black (Bowser), Keegan Michael Key (Toad), dan masih banyak lagi.
*spoiler alert*
Mario digambarkan sebagai sosok kakak yang dapat diandalkan dan sangat menyayangi adiknya. Sementara Luigi adalah seorang penakut. Latar belakang singkat ini jadi landasan yang ringkih untuk sebuah poin cerita tentang nilai-nilai kekeluargaan yang ada pada akhir filmnya.
Lanjut, suatu ketika, Brooklyn tiba-tiba banjir dan Mario Brothers berupaya terlibat untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, keduanya justru menemukan pipa bawah tanah, yang menyedot mereka ke alam atau dunia fantasi. Di lorong perjalanan dimensi, mereka berdua terpisah.
Mario sampai di Mushroom Kingdom. Sementara Luigi jatuh ke Dark Land, tempat tokoh antagonis film ini yakni Bowser tinggal dan berkuasa. Berniat menyelamatkan adiknya, Mario bertemu dengan Princess Peach yang secara kebetulan juga berniat menyerang Bowser, sebelum tokoh jahat itu menghancurkan kerajaan jamur yang dipimpinnya.
Lantaran kekurangan kekuatan untuk menghadapi penjahat paling ditakuti itu, Mario, Peach, dan Toad (warga Mushroom Kingdom) berniat meminta pertolongan Donkey Kong dari Jungle Kingdom. Dan perjalanan menyelamatkan Luigi dari cengkraman Bowser, sekaligus menyelamatkan Mushroom Kingdom dimulai.
Secara umum, kisah dalam film The Super Mario Bros Movie mengambil garis besar cerita dari seri gim aslinya. Hal tersebut dieksekusi dengan boleh dibilang biasa-biasa saja. Ceritanya gampang ditebak, dan justru meninggalkan plot hole di mana-mana. Terkesan dikerjakan dengan buru-buru dan tidak tuntas, meskipun kemungkinan hal ini dibangun sebagai pancingan untuk pembuatan film-film berikutnya.
Ya, meskipun sampai saat ini belum ada informasi resmi tentang sekuel untuk adaptasi ini, tetapi film punya dua cuplikan kredit yakni mid credit scene dan post credit scene. Bagian pertama memang masih terkait dengan alur cerita film yang telah ditayangkan, tapi bagian kedua tampaknya jadi isyarat kehadiran film berikutnya dari waralaba Super Mario.
Sebagai seorang yang memainkan gim Super Mario Bros, aspek dalam film ini membawa kembali ingatan tentang hal tersebut. Pada bagian awal film misalnya, dihadirkan scene 3D side scroll ala gim video yang sangat menarik. Beberapa adegan juga merujuk pada latar permainan dari waralabanya.
Misalnya, desain karakter dan latar tempat dari gim Super Mario 3D World dan seri Super Mario Bros. Tentunya, yang juga terlihat sejak dalam trailer-nya adalah gim seri Super Mario Kart, di mana film ini menampilkan para karakter dengan mobil masing-masing melintas di atas pelangi. Ide yang menarik secara visual, tapi agak aneh dari segi cerita.
Selain itu, salah satu aspek gim yang paling kentara dalam film ini adalah bagian musik yang dihadirkan. Komposer Brian Tyler, yang bekerja sama dengan komposer asli gimnya, Koji Kondo, menyuguhkan musik-musik ikonik dalam gim dengan lebih dahsyat.
Mulai dari musik saat mendapatkan boks ajaib (kotak tanda tanya dalam gim) hingga ketika karakter berhasil sampai di garis finish tahap permainan, semuanya dibuat dengan apik tanpa mengurangi bunyi iramanya yang khas. Gampang sekali dikenali dan bakal bikin tersenyum mereka yang pernah memainkan gimnya.
Walaupun secara keseluruhan ada banyak kesamaan cerita, visual, dan pola yang diadaptasi dari permainannya, tapi tak sedikit pula hal dan detail yang dibuat berbeda. Contohnya adalah karakter Peach, yang hampir dalam seluruh seri gimnya digambarkan sebagai seorang putri tak berdaya yang harus diselamatkan Mario.
Alih-alih menerapkan hal tersebut, dalam filmnya, tokoh yang disuarakan oleh Anya Taylor Joy itu ditampilkan sebagai perempuan pemberani dan kuat, yang bahkan didapuk sebagai pemimpin Mushroom Kingdom, dan mengajari Mario. Karakter Donkey Kong juga punya sejarah yang sedikit berbeda dari seri permainan video gim Donkey Kong dan Donkey Kong Country.
Selain itu, karakter Bowser memang dari seri aslinya memiliki keinginan untuk menikah dengan Peach, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai hal tersebut. Namun, di dalam filmnya, tokoh ini dibuat lebih romantis dan sangat menyegarkan. Adegan ketika Bowser memainkan piano dan menyanyikan lagu buatannya tentang Peach merupakan salah satu scene terbaik dari keseluruhan film.
Kesimpulannya, bagi penulis, film The Super Mario Bros Movie hadir dengan petualangan yang menyegarkan dari segi visual dan audio, tapi ceritanya terasa tidak berkesan dan banyak lubang. Film ini memang bisa dinikmati oleh penonton awam khususnya anak-anak. Akan tetapi, bakal lebih berkesan bagi mereka yang pernah memainkan gimnya.
Baca juga: Review Suzume no Tojimari, Romansa Berbalut Bencana Gempa dari Makoto Shinkai
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Nintendo selaku pengembang dan penerbit seri gim aslinya telah terlebih dahulu menghadirkan bentuk film versi langsung atau live action untuk waralaba ini. Film itu adalah Super Mario Bros. rilisan 1993 yang digawangi oleh sutradara Rocky Morton dan Annabel Jankel. Ketika itu, karakter Mario diperankan oleh Bob Hoskins.
Sayangnya, film tersebut tidak sesuai ekspektasi. Bahkan bisa dibilang jauh dari harapan. Karya adaptasi pertama gim tersebut dikritik keras oleh para kritikus dan pencinta gimnya. Hal ini tampaknya memukul mundur semangat Nintendo untuk mengembangkan waralaba film berdasarkan seri gim yang dimilikinya.
Baca juga: Rekomendasi Film untuk Ngabuburit April 2023, Ada Super Mario Bros & Beau is Afraid
Lebih dari 2 dekade sejak saat itu, perusahaan gim asal Jepang ini tidak menelurkan satu pun buah karya sinema dari segudang franchise gim populer yang dipunya.
Hingga akhirnya, 30 tahun berselang sejak adaptasi live action pertamanya atau 40 tahun sejak pertama kali gim itu dirilis, perusahaan resmi menghadirkan film terbaru mereka. Kali ini berbentuk animasi, tidak lain adalah The Super Mario Bros. Movie (2023) yang tayang perdana pada awal April tahun ini.
Karya anyarnya itu digarap oleh Aaron Horvath dan Michael Jelenic dengan penulis skenario Matthew Fogel. Film dikembangkan di bawah naungan rumah produksi Nintendo dan Illumination serta didistribusikan oleh Universal Pictures. Horvath dan Jelenic sebelumnya mengerjakan film Teen Titans Go! To the Movies (2019), sementara Fogel menulis The Lego 2 Movie 2: The Second Part (2019).
Adapun, daftar ansambel karakter yang mengisi tokoh-tokoh legendaris waralaba Super Mario kali ini termasuk Chris Pratt (sebagai Mario), Charlie Day (Luigi), Anya Taylor Joy (Princess Peach), Jack Black (Bowser), Keegan Michael Key (Toad), dan masih banyak lagi.
*spoiler alert*
Cerita
Film animasi terbaru ini mengikuti Mario dan Luigi, seorang Italia yang bermimpi dan mengejar passion pekerjaan menjadi tukang ledeng terkemuka di Brooklyn. Pada bagian awal film, penonton akan dibawa masuk - secara sekilas saja, tidak terlalu detail - ke kehidupan mereka, termasuk keluarga besarnya.Mario digambarkan sebagai sosok kakak yang dapat diandalkan dan sangat menyayangi adiknya. Sementara Luigi adalah seorang penakut. Latar belakang singkat ini jadi landasan yang ringkih untuk sebuah poin cerita tentang nilai-nilai kekeluargaan yang ada pada akhir filmnya.
Lanjut, suatu ketika, Brooklyn tiba-tiba banjir dan Mario Brothers berupaya terlibat untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, keduanya justru menemukan pipa bawah tanah, yang menyedot mereka ke alam atau dunia fantasi. Di lorong perjalanan dimensi, mereka berdua terpisah.
Mario sampai di Mushroom Kingdom. Sementara Luigi jatuh ke Dark Land, tempat tokoh antagonis film ini yakni Bowser tinggal dan berkuasa. Berniat menyelamatkan adiknya, Mario bertemu dengan Princess Peach yang secara kebetulan juga berniat menyerang Bowser, sebelum tokoh jahat itu menghancurkan kerajaan jamur yang dipimpinnya.
Lantaran kekurangan kekuatan untuk menghadapi penjahat paling ditakuti itu, Mario, Peach, dan Toad (warga Mushroom Kingdom) berniat meminta pertolongan Donkey Kong dari Jungle Kingdom. Dan perjalanan menyelamatkan Luigi dari cengkraman Bowser, sekaligus menyelamatkan Mushroom Kingdom dimulai.
Secara umum, kisah dalam film The Super Mario Bros Movie mengambil garis besar cerita dari seri gim aslinya. Hal tersebut dieksekusi dengan boleh dibilang biasa-biasa saja. Ceritanya gampang ditebak, dan justru meninggalkan plot hole di mana-mana. Terkesan dikerjakan dengan buru-buru dan tidak tuntas, meskipun kemungkinan hal ini dibangun sebagai pancingan untuk pembuatan film-film berikutnya.
Ya, meskipun sampai saat ini belum ada informasi resmi tentang sekuel untuk adaptasi ini, tetapi film punya dua cuplikan kredit yakni mid credit scene dan post credit scene. Bagian pertama memang masih terkait dengan alur cerita film yang telah ditayangkan, tapi bagian kedua tampaknya jadi isyarat kehadiran film berikutnya dari waralaba Super Mario.
Aspek Gim
(Sumber gambar: Nintendo/Illumination/Universal Pictures)
Misalnya, desain karakter dan latar tempat dari gim Super Mario 3D World dan seri Super Mario Bros. Tentunya, yang juga terlihat sejak dalam trailer-nya adalah gim seri Super Mario Kart, di mana film ini menampilkan para karakter dengan mobil masing-masing melintas di atas pelangi. Ide yang menarik secara visual, tapi agak aneh dari segi cerita.
Selain itu, salah satu aspek gim yang paling kentara dalam film ini adalah bagian musik yang dihadirkan. Komposer Brian Tyler, yang bekerja sama dengan komposer asli gimnya, Koji Kondo, menyuguhkan musik-musik ikonik dalam gim dengan lebih dahsyat.
Mulai dari musik saat mendapatkan boks ajaib (kotak tanda tanya dalam gim) hingga ketika karakter berhasil sampai di garis finish tahap permainan, semuanya dibuat dengan apik tanpa mengurangi bunyi iramanya yang khas. Gampang sekali dikenali dan bakal bikin tersenyum mereka yang pernah memainkan gimnya.
Kejutan
(Sumber: Nintendo/Illuminati/Universal Pictures)
Alih-alih menerapkan hal tersebut, dalam filmnya, tokoh yang disuarakan oleh Anya Taylor Joy itu ditampilkan sebagai perempuan pemberani dan kuat, yang bahkan didapuk sebagai pemimpin Mushroom Kingdom, dan mengajari Mario. Karakter Donkey Kong juga punya sejarah yang sedikit berbeda dari seri permainan video gim Donkey Kong dan Donkey Kong Country.
Selain itu, karakter Bowser memang dari seri aslinya memiliki keinginan untuk menikah dengan Peach, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai hal tersebut. Namun, di dalam filmnya, tokoh ini dibuat lebih romantis dan sangat menyegarkan. Adegan ketika Bowser memainkan piano dan menyanyikan lagu buatannya tentang Peach merupakan salah satu scene terbaik dari keseluruhan film.
Kesimpulannya, bagi penulis, film The Super Mario Bros Movie hadir dengan petualangan yang menyegarkan dari segi visual dan audio, tapi ceritanya terasa tidak berkesan dan banyak lubang. Film ini memang bisa dinikmati oleh penonton awam khususnya anak-anak. Akan tetapi, bakal lebih berkesan bagi mereka yang pernah memainkan gimnya.
Baca juga: Review Suzume no Tojimari, Romansa Berbalut Bencana Gempa dari Makoto Shinkai
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.